Lee Seol terbangun dari tidurnya lalu ia terkejut karena melihat Park Hae Young ada dihadapannya.
"Selamat Pagi Yang Mulia. Aku Park Hae Young dari departemen luar negeri dan Perdagangan." Park Hae Young berjalan menghampiri Lee Seol. Ia penasaran, kenapa Lee Seol tidak berteriak. "Kenapa? Kenapa kau tidak berteriak? Atau kau akan melempar bantal ke arahku? Apa kau selalu seperti ini, setiap melihat seorang lelaki berada di dekatmu setelah bangun tidur? Apa kau mencoba menjadi seorang putri salju, dengan tatapan sayu saat pangerannya datang? Apa kau mulai mempercayaiku? Atau kau sangat senang melihatku ada di sini, dan aku terlihat tampan setelah semua yang terjadi."
"Bagaimana bisa kau ada di tempat ini?" tanya Lee Seol, ia melindungi dirinya dengan selimut.Park Hae Young duduk di pinggiran kasur, lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Lee Seol. "Yang jadi permasalahan adalah bukan bagaimana tapi mengapa? Kau harusnya penasaran, kenapa aku ada di sini?"
"Bukankah sudah jelas? Penculikan, pengkhianatan, teror, pembunuhan, berkaitan dengan hal itu kan?" jawab Lee Seol.
"Kenapa kau tidak berteriak?"
"Karena ini hari pertamaku. Saat aku merencanakan untuk melakukan sesuatu hal, aku akan melakukan tahap awalnya dengan sungguh-sungguh. Aku tidak ingin merusak hari pertamaku sebagai seorang Princess dengan kekacauan. Jadi, pergilah dengan tenang, sebelum aku memanggil orang-orang." jawab Lee Seol.
"Sekarang kau sudah lebih seperti seorang Princess. Aku datang ke sini hanya untuk melihat wajahmu untuk terakhir kali. Karena nanti dan seterusnya, hubungan kita akan sangat berbeda." jawab Park Hae Young seraya berdiri dan ia menggunakan telepon untuk memanggil pelayan.
Park Hae Young berbicara di telepon, "Aku sudah selesai, masuklah dan persiapkan semua keperluan Princess."
Lee Seol heran, "Jadi, kau masuk ke sini diketahui oleh para pelayan. Kepala pelayan dan asistennya memperbolehkan kau masuk?"
"Ya, karena aku yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadapmu?"
Lee Seol hanya termangu mendengar jawaban Park Hae Young. Ia tidak mengerti sama sekali maksud dari Park Hae Young.
President, kakek, Lee Seol dan Park Hae Young membicarakan tentang peran Park Hae Young yang akan bertanggung jawab penuh pada pendidikan Prin
"Yang Mulia telah memutuskan untuk masuk ke dalam istana. Untuk itu aku memanggil Park Hae Young. Untuk mengorganisasikan Pembentukan keluarga kerajaan." ucap Presiden.
"Aku Pak Hae Young dari departement luar negeri dan perdagangan. Aku yang akan bertanggung jawab dengan pendidikan dan etiket Princess sampai waktu pemilihan tiba." Park Hae Young memperkenalkan dirinya dengan resmi.
"Apa Princess yang kau bicarakan.. itu aku?" tanya Lee Seol heran.
"Tentu saja. Aku sudah memasuki istana sekarang." jawab Park Hae Young.
"Tidak!!" Teriak Lee Seol. Presiden dan kakek melihat ke arahnya.
"Seharusnya tidak seperti itu. Diantara kami ada sebuah skandal dan kau menginginkan kami untuk tinggal bersama? Kalau kami tinggal di istana bersama, maka rumor yang menyebar tentang pertunangan kami berdua akan semakin marak. Dan masyarakat akan lebih mudah untuk mempercayainya." Lee Seol mencari-cari alasan.
"Untuk itulah, kalian berdua harus bersama." jawab Presiden.
"Aku yang akan menjelaskan. Park Hae Young yang akan menjaga dan mengurusi segala hal yang berkaitan dengan pendidikan Princess dan tentu saja untuk menjaga Princess. Meskipun sebenarnya aku tidak ingin mengatakannya tapi saat insident itu dimana aku mengatakan bahwa =dia adalah perempuanku= itulah yang aku katakan. Cara termudah untuk menghilangkan rumor adalah dengan menjernihkan diri sendiri." Park Hae Young mencoba menjelaskan dengan terperinci, terutama untuk menarik perhatian Presiden.
"Aku sangat mengerti apa yang kau maksud, President. Sampai rumor itu hilang, kami akan melakukan apa yang kau katakan." jawab Kakek seraya mengangguk.
"Sebentar.. Sebentar.. Bagaimana kalau aku menolaknya? Cara diplomat Park saat mengajar seseorang itu sangat keras dan berbaha--" Lee Seol menghentikan ucapannya, lalu ia tersenyum kecil, "Karean ia tampan, aku tidak bisa berpikir dapat fokus dengan pelajaran. Bisakah menggantinya dengan orang lain?"
"Sangat sulit untuk menemukan orang lain yang memiliki kemampuan lebih dari Diplomat Park. Berdasarkan issue yang terkait, maka Yang Mulia harus bekerja bersamanya." jawab President,
"Apa yang kau rencanakan. Apa motifmu memasuki istana?" kakek mengajak bicara Park Hae Young.
"Karena aku tidak ingin hidup seperti ayahku. Itu lebih buruk dari pada mati. Memikirkan bahwa aku harus hidup setelah semua uang, reputasi, keluarga dan teman diambil, itu sangat buruk. Itulah kenapa aku ingin mematuhi apapun yang kau katakan." jawab Park Hae Young dengan pasti.
"Meskipun kau menyebut-nyebut nama ayahku, itu tidak akan berpengaruh apapun padaku. Aku tidak akan menyesali semua yang sudah terjadi padamu dan juga ayahmu. Kalau aku mengetahui semuanya akan jadi seperti ini, maka dengan cepat, aku akan menceritakanmu hal yang sebenarnya terjadi tentang ayahmu. Sampai mati aku tidak akan melakukan apapun." Kakek masih belum mempercayai Park Hae Young, ia percaya bahwa Park Hae Young memiliki motive lain.
"Apa kau harus mengatakan hal itu agar membuatmu lega? Aku bilang, aku akan melakukan apapun yang kau katakan. Aku akan melakukan apapun sesuai perintahmu entah itu mengenai Princess, keluarga kerajaan, apapun itu aku akan melakukannya untukmu. Apa kau akan tetap melakukan hal itu pada cucumu sendiri?" jawab Park Hae Young.
"Semua tergantung padamu. Lakukan apasaja yang membuatmu senang. Dan kita lihat hasilnya seperti apa."
"Sebuah cara untuk mengatasi scandal? Fine, kalau itu semua adalah permainanmu aku akan menerimanya. Baiklah kalau kau ingin bermain-main di dalam istana, silakan saja. Bukankah itu sudah cukup." ucap Leee Seol. Lee Seol mengantar Park Hae Young untuk berjalan-jalan berkelilingnya area istana.
"Aku adalah tipe orang yang memiliki kemauan keras dan memiliki prilaku yang baik. Aku tidak akan menyingkirkan seseorang begitu saja saat aku bekerja pada pemerintahan kerajaan." jawab Park hae Young.
"Jadi, kau akan melakukan hal yang lain? Membersihkan, mencuci dan ada banyak hal lain yang bisa dikerjakan. Bagaimana bisa kau mengajariku?"
"Kau tidak berpikir dengan pola pikir baik." kata Lee Seol.
Park Hae Young menjawab. "Di luar pemerintahan kerajaan, aku adalah orang yang akan mengajarimu banyak hal, Yang Mulia."
"Bagaimana bisa?" Lee Seol terbelalak.
"Karena diluar dari pemerintahan kerajaan, aku adalah keturunan yang terbiasa tinggal dan tumbuh dengan kemewahan dan dengan tatakrama istana." Park Hae Young mencoba menjunjung dirinya sendiri.
"Kau bilang tatakrama istana? Jadi, kau ingin mengatakan kalau kau adalah generasi ketiga dari konglongmerat?" ejek Lee Seol.
"Kita tidak memiliki banyak waktu. Disamping pembicaraan yang bodoh ini, aku harus segera menilaimu." jawab Park Hae Young, ngambil jadwal di mapnya lalu memberikannya pada Lee Seol.
"Baiklah. Jadi, kira-kira apa yang generasi ketiga dari konglongmerat akan ajarkan padaku? Tentang perpajakan? Spekulasi dari kekayaan konglongmerat? Mengembalikan warisanmu?" tanya Lee Sel.
"Kau benar-benar terlihat sangat tertarik dengan ekonomi. Ya, aku bisa mengerti hal itu terlebih saat pertama kali kita bertemu, kau sangat mementingkan uang pemasukanmu. Baiklah, untuk memulai pelajaran kita, bisakah kita mulai mempelajari tentang pengaruh yang akan timbul bagi Dae Han Group yang memberikan seluruh kekayaan dan aset untuk membangun keluarga kerajaan?" ejek Park Hae Young.
"Pass.. Hei, anyway, kau tidak bisa mengajariku hal yang lain selain bahasa? Sebenarnya berapa banyak bahasa yang kau kuasai?"
"Who knows? Aku bisa berbahasa Jepang, Cina, Spanyol, Jerman, Prancis, dan ada banyak bahasa yang aku kuasai, jadi aku tidak bisa menyebutkannya satu persatu. Tapi yang terpenting, aku tidak akan mengajari hal itu padamu." ungkap Park Hae Young.
"Kenapa?" Lee Seol penasaran.
"Itu tidak berarti saat kau menguasai banyak bahasa kau akan diterima oleh masyarakat dan masyarakat akan memilihmu sebagai Princess. Karena menggunakan translator saat berada di mimbar akan lebih populer saat ini. Dan akana ada banyak hal yang harus dilakukan besok. Jadi, pastikan kau bangun lebih pagi besok." jawab Park Hae young.
"Ah,! Bangun jam enam pagi?" Lee Seol terkejut melihat daftar kegiatannya.
Para pelayan mencoba membangunkan Lee Seol yang masih ternyenyak tidur.
"Yang Mulia.. Sudah waktunya bangun."
"Yang Mulia.."
"Yang Mulia, Diplomat Park Hae Young sudah datang."
Park Hae Young menyuruh para pelayan untuk keluar, karena ia sendiri yang akan memberesi masalah Lee Seol ini. Para pelayan keluar kamar Lee Seol. Kemudian Park Hae Young mengambil jam beker besar lalu menderingkannya dengan keras. Ia melempar jam beker itu ke selimut Lee Seol. Alhasil Lee Seol terkejut setengah mati.
"Bangunlah." ucap Park Hae Young saat mengetahui Lee Seol terbangun.
"Apa kau merencanakan untuk membunuhku? Kalau kau memang benar-benar ingin menjagaku, maka kau harus membiarkanku tidur nyenyak." jawab Lee Seol kesal.
"Yang bisa kau lakukan untuk negara ini hanya tidur. Bukankah kau bilang, saat kau akan melakukan sesuatu kau akan melakukan hal yang terbaik. Tapi, bahkan kau bangun saja malas." ejek Park Hae Young.
"Aku sudah melihat schedule yang kau berikan, dan tidak ada kelas jam seperti ini. Yang aku baca.. Periode test pertama, periode test kedua, periode test ketiga, periode test ke empat, lima.. Apa kau bercanda?"
"Ini adalah hari pertama. Jadi, kita harus mengecek kapasitasmu atau lebih tepatnya mengecek levelmu, seberapa pantas kau menjadi Princess? Kenapa? Apa kau akan mati karena menghadapi ujian?" Park Hae Young akan memberikan ujian pada Lee Seol.
"Kenapa kau mulai berbicara informal?" tanya Lee Seol. Seharusnya hubungan mereka akan lebih formal, tapi kenapa tiba-tiba Park Hae Young kembali berbicara tidak formal.
"Ah.. Karena tidak ada yang mendengar." jawab Park Hae Young dengan manis.. hehe.
"Tidak, aku tidak akan belajar dengan guru yang tidak bersertifikat." Lee Seol bersikukuh.
"Aku punya! Aku punya sertifikat itu. Bangunlah!!"
"Dia benar-benar memiliki sertifikat mengajar? Apa di membeli semua sertifikat ini?" tanya Lee Seol yang terkejut melihat banyaknya sertifikat yang dimiliki Park Hae Young.
"Selama kuliah diplomat Park Hae Young sangat terkenal akan kepintarannya dan selalu menjadi mahasiswa teladan. "Sebagai refrensi : MBA, CPA sarjana. Dan juga, sertifikat mengajar bahasa inggris. Diplomat Park juga memiliki, sertifikat TESOL." jawab Para pelayan.
"Tidak ada yang benar-benar bisa kau lakukan. Kau pasti sangat bangga karena kau adalah seorang diplomat. Untuk seseorang yang merasa bangga menjadi seorang guru tanpa mengikuti training, lalu coba bayangkan apa yang akan terjadi pada muridmu?" ejek Lee Seol.
"Baiklah, aku juga akan pergi. Aku juga tidak memiliki banyak waktu, dan bahkan bukankah sangat menggelikan kalau kau dan aku menjadi murid dan guru? Jadi, please, jangan pergi mencariku lagi." jawab Lee Seol. Tapi Park Hae Young segera menahan tangannya.
"Pergilah." ucap Lee Seol seraya mencoba melepas cengkraman tangan ParK hae Young.
"Kalau kau benar-benar seorang Princess maka bergeraklah sebelum semuanya pergi." jawab Park Hae Young.
"Aku bilang pergi."
"Semua Princess yang aku temui memiliki karismatik yang tinggi dan percaya diri. Bagaimana kau bisa menjadi Princess? Yah, paling tidak aku akan mengizinkanmu menjadi seorang Princess hanya sekedar Princess, jadi apa masalahnya?" whoa, mulai dari sini, udah keliatan perhatiannya Park Hae Young.
"Karena aku tidak menyukaimu?" singkat Lee Seol.
"Hanya masalah sesederhana itu?"
"Itu masalah penting bagiku."
"Benarkah?"
"Seberapa penting? Sepenting President? Lebih penting dari seluruh kekayaan Dae Han Group? Dua orang tertinggi di Korea menyerahkan segalanya untukmu, untuk menjadikanmu Princess. Tapi, karena guru yang akan mengajarmu tidak kau sukai, jadi kau tidak mau belajar?" tanya Park Hae Young menyudutkan Lee Seol.
"Kau datang ke istana ini untuk menyiksaku kan?" terkat Lee Seol.
"Ya, aku akan bertindak kasar padamu saat pelajaran dimulai dan kalau kau sampai menghentikanku untuk melakukan hal itu, maka aku akan melakukan hal yang buruk dan lebih buruk dari apapun. Jadi, ikuti saja ujianmu dengan damai. Mengerti?"
Dan, ujian pun dimulai.."Ini.." Park Hae Young memberikan soal ujian.
"Kau bilang, tidak ada pelajaran bahasa inggris?" tanya Lee Seol yang kesal melihat soal bahasa inggris.
"Ini bukan ujian bahasa inggris. Itu adalah ujian yang membahas tentang politik korea dan sejarah korea." jawab Park Hae Young.
Park Hae Young memberi komando. "Okay, kau punya waktu 30 menit. Siap. Bersedia. Mulai. Dan nikmati waktumu."
Park Hae Young tersenyum senang melihat Lee Seol yang kebingungan. hihi.
Dan hasilnya, setelah jawaban selesai dikerjakan oleh Lee Seol. Saat Park Hae Young memeriksanya, dan ternyata hasilnya adalah salah semua.. :D
"Tidakkah kau tau, jaman sekarang mereka menggunakan tanda bintang untuk menandai jawaban yang salah. Aku rasa aku bahkan belum menonton CF's" ucap Lee Seol kesal, karena Park Hae Young dengan cepat mencoret-coret bagian yang salah dilembar kertas soal.
"Apa perlu juga soal ujianmu ini berubah menjadi Milky Way?" jawab Park Hae Young.
"Kalau kau sudah mengoreksinya, berikan lembar jawaban itu padaku." pinta Lee Seol."Tidak. Semuanya salah, apalagi yang akan kau lihat?" jawab Park Hae Young. Ia lalu memasukkan soal itu ke dalam mapnya.
"Wow, ini mungkin. Tidak mudah untuk menebak semua jawaban ini, kau sangat luar biasa. Aku sangat shock dengan hasil ujianmu ini, jadi aku akan beristirahat. Sampai jumpa besok." ejek Park Hae Young.
Lee Seol khawatir sekali kalau hasil ujiannya itu akan diperlihatkan oleh Park Hae Young kepada kakek dan President. Oleh karena itu, bagaimanapun caranya, Lee Seol harus mengambil kembali soal jawabannya memiliki nilai nol besar. Kalau sampai soal ujian itu diketahui oleh Kakek dan Presiden maka, Lee Seol bukan hanya malu, tapi posisinya sebagai Princess akan semakin terancam. Dan semua itu tentu saja akan menguntungkan bagi Park Hae Young.
Lee Seol terus mengikuti Park Hae Young, Lee Seol mengincar map milik Park Hae Young.
Lee Seol bahkan menyuruh para pelayannya untuk tidak mengikutinya, karena ia akan berbicara serius dengan Park Hae Young. Lee Seol mendorong-dorong Park Hae Young ke dalam kamarnya. Lee Seol membuat taktik untuk mendapatkan soal ujiannya itu.
Di dalam kamar, Lee Seol dan Park Hae Young berebut map berisi soal ujian. Lee Seol kesulitan untuk menandingi Park Hae Young, ia bahkan tidak bisa meraih map yang sengaja di jauhkan oleh Park Hae Young. Dan seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru, Park Hae Young senang sekali mengolok-olok Lee Seol. Hahaa..
Lee Seol tidak mau kalah, karena Park Hae Young terlalu tinggi, jadi Lee Seol naik ke atas kasurnya untuk dapa mencapi map Park Hae Young. Tapi, saat hendak meloncat, ternyata Lee Seol malah tersungkur. Dan hal itulah, ia berpura-pura terkilir lalu mengambil map. Tapi ternyata, isi map kosong. Park Hae young sudah menyimpannya di saku jasnya.
Lee Seol tidak habis akal, ia tiduran ditempat tidur. Lee Seol mencoba menggoda Park Hae Young, siasat ini ia lakukan agar dirinya bisa mengambil kertas soal yang ada di dalam kantong jas Park Hae Young. Tapi, bukannya malah mendapatkan kertas ujian, mereka berdua malah tergelincir dengan posisi yang seperti itu.. hehe.. Jadi, begini.. (?) saat Lee Seol hendak menggoda Park Hae Young, Park Hae Young menanggapi siasat Lee Seol itu. Park Hae Young berbaring di samping Lee Seol, dan Lee Seol terkejut, ia lalu mencoba mengusir Park Hae Yougn dengan menendang-nendangnya. Tapi, Lee Seol malah hampir terjatuh dari kasur dan untung saja Park Hae Young segera menolongnya.
Mereka berdua merasa kikuk, lalu dengan cepat mereka bangun dari posisi itu. Dan saling merasa canggung. Park Hae Young berjanji kalau ia akan mengembalikan soal ujian itu pagi hari nanti, ia mengatakan kalau Lee Seol harus bangun jam 6 pagi agar bisa mengambil kertas soalnya. Lee Seol senang mendengar hal itu.
Gun-I melihat Lee Seol yang belum tidur, jadi ia membuatkan segelas capucino. Lee Seol senang sekali dibuatkan capucino tersebut. Pagi harinya, karena semalam tidak bisa tidur. Maka, Lee Seol kembali telat bangun. Seluruh pelayan sibuk membangunkan Lee Seol, tapi Lee Seol tidak kunjung bangun.
Karena gemas melihat Lee Seol yang malas, maka Park Hae Young langsung mengambil tindakan kejam.. haha.. Ia mengangkat Lee Seol lalu menggedong Lee Seol dipundaknya. Lee Seol menjerit dan semua pelayan heboh.
Lalu Park Hae Young dengan sengaja menceburkan Lee Seol ke dalam kolam. Hahaa.. Semua heboh, dan Park Hae Young tertawa senang.
Setelah berganti pakaian, dengan kesal Lee Seol menemui Park Hae Young. Ia meminta agar kertas ujiannya dikembalikan kepadanya. Karena merasa canggung dengan kejadian kemarin, Park Hae Young memberikan soal jawaban itu kepada Lee Seol.
Lee Seol meminta izin pada kakek untuk keluar istana sebentar, dan ia berjanji akan segera kembali ke istana. Kakek mengizinkan. Kemudian, Lee Seol pergi ke kampus untuk menemui Profesor Nam Jung Woo. Mereka makan bersama, dan Lee Seol mulai menceritakan tentang kehidupannya di istana, ia juga mengatakan tentang tindakan Park Hae Young yang semena-mena. Lee Seol, bertanya pada Prof. Nam Jung Woo apa yang seharusnya ia lakukan.
Profesor mengatatakan kalau Lee Seol juga harus memanfaatkan Park Hae Young. Tidak boleh sebaliknya, Park Hae Young memanfaatkan Lee Seol untuk mengambil kembali harta warisannya. Profesor menasehati Lee Seol bahwa ia harus belajar dari Park Hae Young, belajar bagaimana caranya memanfaatkan keadaan dan situasi yang tidak mendukungnya menjadi sesuatu hal yang deal dengannya.
Karena kedudukan Park Hae Young sebagai tutor Princess maka dengan demikian, ia bisa mendapatkan kembali barang-barang dan rumahnya yang sudah disita oleh kakek. Park Hae Young tertawa terbahak karena semuanya sudah kembali. Ia merayakan hal itu dengan Yoon Joo dengan meminum anggur. Saat sedang bersama Park Hae Young tersebut, Profesor Nam Jung Woo menelpon Yoon Joo dan mengatakan kalau dirinya ingin berbicara dan bertemu dengan Yoon Joo.
Profesor Nam Jung Woo dan Yoon Joo saling bertemu. Alasan Profesor Nam Jung Woo untuk bertemu dengan Yoon Joo adalah karena ia menyetujui dan menerima tawaran Yoon Joo. Saat itu Yoon Joo menawarkan kedudukan sebagai direktur yang mengurusi kerajaaan, dan Profesor menyetujui hal itu. Sebelum Profesor pergi, ia juga mengatakan kalau dirinya dan Yoon Joo sudah tidak memiliki hubungan khusus lagi. Yoon Joo menahan tangisnya saat Profesor pergi.
Lee Seol senang sekali, karena ia dikunjungi oleh Ibunya. Padahal pada kenyataannya, Ibu Lee Seol datang ke istana karena diundang oleh Yoon Joo.
Yoon Joo mengundang Ibu Lee Seol untuk menandatangani sebuah berkas. Berkas itu berisi pernyataan bahwa dirinya dan Lee Seol tidak lagi memiliki hubungan keluarga. Hal ini harus dilakukan agar Lee Seol bisa benar-benar menjadi seorang Princess. Pemurnian data kelahiran ini sangat membuat Ibu dan Lee Seol sedih. Ibu Lee Seol sudah mengurusi Lee Seol sejak ia kecil dan ia mengurusnya sudah seperti anaknya sendiri, tapi sekarang, ia dipaksa untuk meninggalkan anaknya. Tapi, kemudian Ibu Lee Seol mengerti. Dengan berat hati ia menandatangi surat pernyataan itu. Lee Seol sedih bukan kepalang. Keluarga yang menyayanginya sudah tidak lagi memiliki hubungan khusus di mata pemerintahan.
Setelah ibunya kembali ke rumah, Lee Seol menangis tersedu-sedu. Ia tidak bisa menerima kalau harus berpisah dengan ibunya. Walau hanya keluarga angkat, tapi kasih sayang ibunya sangat berarti bagi Lee Seol. Dan sekarang, ia harus kehilangan keluarganya. Lee Seol sedih, ia menangis semalaman di kamarnya.
Park Hae Young juga tidak tahu harus berbuat apa agar Lee Seol tidak lagi menangis. Park Hae Young hanya bisa menunggu dan berdiri di depan kamar Lee Seol.
Pagi harinya, Park Hae Young menemui Lee Seol, ia memberitahukan kalau pelajaran akan dimulai.Lee Seol semalaman tidak tidur, ia memikirkan ibu dan keluarga angkatnya. Tapi, Lee Seol mulai mengerti kalau ia harus mengorbankan sesuatu hal yang sangat berarti dalam hidupnya hanya agar ia menjadi Princess. Mengingat hal itu, Lee Seol langsung bangkit lalu ia mempersiapkan dirinya untuk mengikuti pelajaran Park Hae Young.
Dan, Lee Seol belajar dengan giat. Dan oppa cute juga sangat telaten saat membantunya.
Untuk keperluan press conference nanti, Lee Seol perlu untuk fitting Baju. Ia diantar oleh Park Hae Young ke sebuah butik kelas ternama. Dan ternyata, di tempat itu juga ada Yoon Joo. Yoon Joo sengaja datang agar bisa mendampingi Lee Seol. Yoon Joo menemani Lee Seol untuk memilih baju.
Saat mereka tengah bersama dan tidak ada orang lain di sekitar mereka. Yoon Joo langsung memojokkan Lee Seo. Yoon Joo berkata, "Apakah baju ini bagus?"
Lee Seol tersenyum dan mengangguk, "Ya."
"Nikmatilah dan bersenang-senanglah selagi kau bisa." ucap Yoon Joo.
Lee Seol lalu tersadar dan mengetahui kelicikan Yoon Joo. Ibaratnya Yoon Joo perlahan mulai menunjukkan pisau yang digunakannya untuk menikam Lee Seol.
credit :http://recap-koreandrama.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar