Shin Mi dan Woon Suk sama-sama kaget saat melihat Suk Bong melindungi Tae Hee dari lemparan telur. Tae Hee juga terkejut dan hanya memandang wajah Suk Bong dalam diam. So Jung juga sama terkejutnya. Shin Mi berusaha menutupi rasa ketidaksukaannya melihat hal itu.
Suk Bong mendorong Tae Hee masuk ke mobil. Ia meminta Sekretaris Yoon cepat menjalankan mobilnya. Sementara itu para pemburu berita masih antusias mengejar mobil mereka.
"Apa yang kau lakukan di mobilku?" teriak Tae Hee marah. "Cepat turun!"
"Aku akan turun setelah wartawan tak mengejar kita," sahut Suk Bong.
"Cepat pergi dari hadapanku....!!!" Tae Hee kalap. Ia terus saja berteriak seperti orang gila menyuruh Suk Bong turun dari mobilnya (siapa aja yang liat penampilannya yang amburadul pasti juga nganggep dia orang gila). Ia juga berteriak pada Sekretaris Yoon agar menghentikan mobilnya. Suk Bong belum mau turun. Ia mengira wartawan masih membuntuti mereka. Tae Hee terus-terusan memaksa dan berteriak di kuping Sekretaris Yoon memintanya menghentikan mobil. Sekretaris Yoon bingung ia cuma bisa menutupi kupingnya dari jeritan Tae Hee.
"Tolong tutup mulutmu?" ucap Suk Bong sambil memegang bahu Tae Hee. Kemudian ia mengelap mulut Tae Hee yang belepotan. Awalnya Tae Hee mencoba berontak, tapi ia diam saja ketika Suk Bong membersihkan kotoran di bibirnya.
"Apa yang kau lakukan?" ucap Tae Hee sambil mengelap mulutnya sendiri. Kemudian ia berteriak lagi pada Sekretaris Yoon.
"Abaikan saja dan teruslah mengemudi," ucap Suk Bong santai. Tae Hee hendak membantah tapi ia malah takut saat Suk Bong menggertaknya. Lalu ia merengek pada Sekretaris Yoon untuk menghentikan mobilnya.
"Hentikan mobilnya..." ucapnya sambil mencolek bahu sekretarisnya (aku suka banget akting Lee Si Young disini. Menurut aku susah banget meranin karakter kayak Boo Tae Hee).
Shin Mi sedang berbincang dengan ayahnya. Presdir Lee sangat senang mendengar laporan tentang kopi Ainas mereka yang laku keras dipasaran. Presdir juga mengatakan bahwa ibu Shin Mi pasti bangga melihat keberhasilan putrinya. Pengurus rumah datang membawa kopi (Sekarang aku manggil Kepala Hotel dengan sebutan pengurus rumah. Kan udah naik jabatan.). Presdir mengomentari gambar di cangkir Ainas. Ia bilang gambar itu mirip Shin Mi waktu masih kecil (gambar malaikat Suk Bong dibuat logo Ainas). Shin Mi terlihat malu. Apalagi Pengurus Rumah juga ikut-ikutan menggodanya.
Boo Kwi Ho terlihat kesal melihat kelakuan putrinya yang memalukan di TV. Ia hendak mematikan TV, tapi kemudian terkejut saat melihat Suk Bong ikut muncul di TV melindungi putrinya. Ia mengenali Suk Bong sebagai tukang pijat.
Kemudian ia menemui Tae Hee di kamarnya dan menanyakan siapa sebenarnya Suk Bong itu. Tae Hee tak mau menjawab malah bersembunyi di balik selimut. Sekretaris Yoon yang buka suara.
"Maaf Pak Direktur, sebenarnya dia bukan tukang pijat. Dia adalah Suk Bong galak," ucap Sekretaris Yoo.
"Maksud saya Choi Suk Bong." ralatnya sambil menyerahkan berkas mengenai Suk Bong. Tae Hee bangun dan merampas berkas itu.
Tae Hee marah pada ayahnya yang tak mau membebaskannya dari penjara. Direktur Boo bilang ia tak selamanya hidup dan bisa membantu membereskan permasalahan putrinya. Tae Hee tetap menyalahkan ayahnya yang selama ini selalu memberikan apapun yang ia minta. Direktur Boo menyadari kesalahannya yang selalu memanjakan putrinya. Tae Hee menjerit makin keras dan meminta dibawakan kue tart (kue adalah pelampiasan Tae Hee kalo lagi marah).
Direktur Boo kali ini tidak melarang Tae Hee makan kue seperti biasanya. "Baik. Ambil saja. Biarkan aku juga makan!" ucap Direktur Boo kemudian.
Choo Young Dal juga sedang melihat tayangan Tae Hee di TV. Woon Suk membawakan minuman untuknya. Ia melihat ayahnya sangat serius memperhatikan Suk Bong di TV.
"Sepertinya kau sangat perhatian pada Choi Suk Bong?" tanya Woon Suk. "Apakah kau mengenalnya?"
"Kalung yang di pakai Choi Suk Bong sangat spesial." ucap Direktur Choo.
"Apa ayah tahu mengenai kalung itu?"
Direktur Choo belum menjawab karena ponselnya berbunyi. Setelah ia menerima telepon ia buru-buru pergi berusaha menghindari pertanyaan Woon Suk barusan.
"Jika waktunya tiba kau akan tahu." ucapnya seraya pergi (waduh, satu lagi kemungkinan ayahnya Suk Bong.).
Bo Kwi Ho sedang berlomba-lomba makan kue tart dengan Tae Hee (nggak eneg apa makan kue segitu banyaknya). Ia sudah nggak kuat, tapi Tae Hee terus saja memakan kue itu sampai mulutnya penuh. Bo Kwi Ho prihatin melihat putrinya yang stress. Ia menyingkirkan kue itu dari tangan putrinya. Tae Hee marah dan meminta kuenya kembali.
"Sudah, sudah...ini semua salahku," ucap Boo Kwi Ho sambil memeluk tubuh Tae Hee. Ia menangis sedih (tapi aku ngakak lihat adegan ini).
Woon Suk sedang terlibat pembicaraan dengan kaki tangannya Ketua Yoo dan anak buahnya. Ternyata merekalah biang keladi yang menyabotase dalam konferensi pers kemarin. Woon Suk mewanti-wanti mereka agar Shin Mi tak mencurigai mereka. Ia menyuruh anak buahnya memberi amplop pada Ketua Yoo.
Di kamar Shin Mi masih kepikiran Suk Bong. Ia ingin meneleponnya, tapi kemudian mengurungkan niatnya (pasti karena gengsi).
Suk Bong keluar dari kamarnya membawa baju kotor. Ia teringat kembali peristiwa tadi pagi saat bersama Tae Hee.
Flash Back.
Mobil berhenti di pinggir laut. Tae Hee keluar mobil dengan marah. Suk Bong mengejarnya. Tae Hee hendak menamparnya, tapi Suk Bong sigap menangkisnya.
"Kau berani sekali membuatku malu. Aku ini Boo Tae Hee. Bagaimana bisa kau berbuat itu kepadaku? Dan...aku adalah kakakmu!"
"Mungkin saja kau kakakku. Tapi jika kau memang benar kakakku aku takkan membiarkan kau menjadi orang yang tak berguna. Apa kau tahu hal yang memalukan di dunia ini? Melakukan kesalahan tapi tak tahu dimana letak kesalahan itu. Apa kau sengaja membuat hidupmu seperti ini?"
Suk Bong merenung. Sepertinya ia menyesal sudah berbuat kasar pada Tae Hee yang kemungkinan besar adalah kakak tirinya.
kayaknya indah banget liat view Korea dari rumah Suk Bong. |
Boo Kwi Hoo memandangi Tae Hee yang tengah tertidur di kamarnya. Mulut Tae Hee masih belepotan krim kue. Ia membetulkan selimut Tae Hee. Ia terlihat sangat menyayangi putrinya itu dan merasa bertanggung jawab atas kelakuaan putrinya yang liar. Saat hendak mematikan lampu ia melihat berkas Suk Bong di atas meja dan mengambilnya.
Suk Bong datang ke Kafe Ainas. Shin Mi tengah memandangi tulisan ibunya di balik bingkai. Buru-buru ia taruh saat melihat Suk Bong datang. Shin Mi memberi tahu ia sudah mengatakan pada Presdir bahwa Suk Bong akan diangkat menjadi staf khusus di Oh Sung. Lalu Suk Bong juga mengatakan akan melaporkan dugaan adanya pihak ketiga dalam sabotase kopi mereka pada polisi. Shin Mi minta ikut mengantar ke kantor polisi, tapi Suk Bong memilih pergi sendiri.
Di kamar Tae Hee sedang disuapi oleh Sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon melaporkan bahwa selain mereka ada orang lain yang juga ingin merusak acara pembukaan Kopi Ainas. Tae bertanya siapa orang itu. Sekretaris Yoon tidak tahu. Tae Hee minta bertemu Suk Bong. Ia yakin Suk Bong pasti tahu mengenai hal ini. Sekretaris Yoon berkata ragu-ragu mungkin Suk Bong sekarang sedang ada di kantor ayahnya.
Benar saja, Suk Bong menghadap Boo Kwi Ho di kantornya. Direktur Boo memasang wajah galak melihat kehadirannya. Ia menanyai siapa Suk Bong sebenarnya dan marah besar saat tahu Suk Bong memang bukan tukang pijat. Ia merasa ditipu dan mengira Suk Bong menyukai putrinya dan tengah mendekatinya.
"Aku bukan berniat mendekatinya." ucap Suk Bong. "Kami ada urusan. "
"Urusan apa?" tanya Direktur Boo.
Lalu Suk Bong menunjukkan kalungnya. Direktur Boo melihat kalung Suk Bong dan agak sedikit bingung.
"Apa ini?"
"Lambang dalam kalung itu. Putri anda Boo Tae Hee mengatakan mempunyai anting-anting yang mirip dengan lambang itu."
"Anting Tae Hee?"
"Direktur memberikan itu sebagai hadiah untuk istri anda."
Direktur Boo kaget. "Kalung ini dari mana?"
"Dari ibuku. Ibuku mendapat kalung itu dari ayahku." jawab Suk Bong.
"Ini sebenarnya apa yang terjadi..." Direktur makin bingung.
Tiba-tiba Tae Hee datang. Ia marah pada Suk Bong
"Apa yang kau lakukan disini? Bangun...!!"
"Walaupun aku akan dicekik hingga mati kebenaran harus diungkapkan?"
Direktur bertambah bingung dengan arah pembicaraan mereka.
"Direktur..." seru Suk Bong.
Tae Hee cepat-cepat menyela. "Lihat saja. Sudah pernah kukatakan tidak akan pernah mengakuimu."
Lalu ia menyeret Suk Bong keluar. Mereka berdebat diluar. Suk Bong tetap akan memberitahu Direktur dan ingin melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenaran. Ia kembali masuk ke dalam. Suk Bong meminta Direktur Boo melakukan tes DNA. Tae Hee mendukungnya. Direktur jelas menolak.
"Untuk apa aku melakukan tes DNA?"
Tae Hee kesal. Ia mengatakan bukankah ayahnya yang memberikan kalung itu pada ibu Suk Bong. Direktur menampik dan menganggapnya fitnah. Tae Hee makin kesal karena selain berselingkuh ayahnya juga jago ngeles. Direktur Boo tetap tidak mau melakukan tes DNA dan ia menegaskan bahwa putranya hanya satu yaitu Tae Kyung, adik Tae Hee.
Putra Byung Do memaksa ayahnya menemaninya membuka rekening tabungan. Padahal ia hanya ingin bertemu Kang Sook yang bekerja di Bank Partner. Kang Sook membukakan rekening untuknya.
Byung Do datang ke toko kosmetik dimana ibu Kang Woo bekerja. Ia ingin membeli hadiah untuk seseorang. Ibu Kang Woo menawarkan krim anti kerut yang dapat mengencangkan kulit wajah.
ada penampakan Kim Hyun Joong. |
Dirumah Byung Do sibuk membungkus krim anti kerut yang dibelinya dengan kertas kado berwarna pink. Sementara anaknya sedang melihat dan menciumi buku tabungan. Suk Bong datang. Duduk disebelahnya dengan murung.
"Apakah ada orang tua yang tak mengakui anaknya?"
"Jika tidak suka maka tidak suka. Kita tidak bisa berbuat apa-apa." jawab Byung Do.
Suk Bong menghadap Presdir. Presdir ingin menguji kemampuan Suk Bong yang ingin menjadi staf khusus di dalam perusahaannya Oh Sung. Ia menugaskan Suk Bong ke kota Jin An dimana penjualan polis asuransi Oh Sung masih rendah. Tugas utama Suk Bong adalah menemui seorang pengusaha bernama Oh Chun Man dan menawarkan asuransi jiwa Oh Sung padanya.
Suk Bong memilih naik bus untuk pergi kesana. Seorang pria menyerobot masuk ke tempat duduk di sebelahnya. Ia menoleh dan kaget saat tahu pria itu adalah Byung Do. Ia menghela nafas kesal.
Shin Mi memprotes ayahnya yang menyuruh Suk Bong melakukan hal yang mustahil. Ia khawatir Suk Bong tak mampu menjalankan tugas itu (Dulu dia juga ngelakuin hal itu sama Suk Bong. Buktinya Suk Bong berhasil). Presdir memberi alasan jika ingin bekerja menjadi staf khusus di Oh Sung harus ada kemampuan yang lebih.
begini ya kalo jadi pembantunya chaebol di Korea. |
aku suka wallpaper di dindingnya. |
Woon Suk mendatangi Tae Hee dengan membawa rangakaian bunga sebagai permintaan maaf. Tae Hee sangat kegirangan waktu tahu Woon Suk datang, tapi ia pura-pura jaim di depannya. Ia pasang tampang jutek saat menemui Woon Suk. Tapi bukan Woon Suk kalo nggak bisa mengambil hati Tae Hee. Ia memberikan bunga itu pada Tae Hee dan memujinya. Tae Hee makin senang.
"Tapi mengapa wajahmu seperti itu?" tanyanya melihat wajah Woon Suk yang nggak ada senyum. "Bukankah seharusnya kau senang Suk Bong galak dan Lee Shin Mi bukan saudara?"
"Ya harusnya begitu. Tapi melihat mereka menempel terus sedikit mengganggu mataku." ucap Woon Suk kemudian berpamitan pergi. Tae Hee marah dan melarangnya pergi.
"Kau sudah mau pergi? Kalau begitu buat apa kau datang kesini? Apa kau ingin merusak dandananku?!" jerit Tae Hee keras. Woon Suk merogoh kantong jasnya dan mengeluarkan sebuah jeit rambut. Lalu memakaikannya di rambut Tae Hee. Tae Hee mendekap mulutnya tak percaya dan melupakan kemarahannya.
Tae Hee masuk ke kamarnya dengan wajah bahagia. Ia sangat tersanjung dengan hadiah bunga dan jepit rambut dari Woon Suk. Ia sampai kege-eran kalau Woon Suk menyukainya. Lalu tiba-tiba ia punya ide untuk mendekatkan Suk Bong dan Shin Mi. Dengan begitu Woon Suk bisa menjadi miliknya.
"Telepon Suk Bong galak dan tanya ada dimana!" perintahnya pada Sekretaris Yoon.
Suk Bong sampai di Jin An. Ia turun dari bus dan tak mendapati Byung Do disamping maupun dibelakangnya. Ia kembali naik ke bus dan melihat Byung Do yang ketiduran.
Suk Bong mendatangi kantor Oh Chun Man dan memulai tugasnya. Byung Do memberikan sedikit informasi mengenai Oh Chun Man. Putra Oh Chun Man adalah Manager asuransi di Boo Ho Group. Byung Do mengibaratkan tugas Suk Bong sama saja seperti menjual es di Alaska. Mendengar hal itu Suk Bong agak pesimis. Ia memejamkan matanya. Menyadari hal ini adalah pekerjaan yang tak mudah.
Shin Mi dinner dengan Woon Suk. Ia sudah membaca artikel mengenai klarifikasi dari gosip mereka. Shin Mi memprotes artikel itu yang ditulis dengan kolom yang sangat kecil padahal pemberitaan gosipnya saja memenuhi hampir semua halaman koran.
"Sangat kecil sekali seperti lubang tikus. Bahkan hampir tak kelihatan."
"Membuatmu tak senang ya?" tanya Woon Suk.
"Aku tak marah padamu."
"Syukurlah..." ucapWoon Suk lega.
Woon Suk memberitahu Shin Mi bahwa wartawati yang menulis gosip tentang mereka Bang Soon Ji adalah teman SMU dari Choi Suk Bong. Suk Bong lah yang kabarnya memberikan informasi gosip itu sebagai alat tukar guna mendapat informasi mengenai Boo Tae Hee saat mereka dulu memperebutkan lahan di pulau Jeju. Shin Mi tidak percaya begitu saja.
Di kantornya ia menanyakan kabar itu pada So Jung. So Jung juga mengatakan hal yang sama bahwa Suk Bong dan Bang Soon Ji memang teman SMU.
Tae Hee menyusul Suk Bong ke Jin An. Ia terlihat sangat senang akan bertemu dengan Suk Bong.
Suk Bong mulai mencari keberadaan Oh Chun Man. Ia mencari di kantornya, tapi Oh Chun Man sedang tidak ada ditempat. Di luar gedung ia menanyai seorang bibi yang tahu banyak tentang Oh Chun Man. Kemudian Suk Bong melihat seorang pria tua turun dari mobil. Ia mengejar pria itu yang diketahui adalah Oh Chun Man. Pria itu masuk ke klinik dokter gigi untuk memeriksakan gigi. Dokter menyarankan Oh Chun Man untuk implan gigi, tapi Oh Chun Man menolak karena ia tak mau mengeluarkan biaya pengobatan yang pasti sangat mahal. Suk Bong dari dekat menguping pembicaraan mereka. Sementara Byung Do tengah asyik dibersihkan giginya. Suk Bong kesal karena terpaksa harus membayar tagihan Byung Do. Ponselnya berbunyi. Sekretaris Yoon yang menelepon.
Tae Hee sudah sampai di Jin An. Ia sedang berendam air panas bersama Sekretaris Yoon (bikini mereka seksi banget). Mereka sedang menunggu kedatangan Suk Bong. Sekretaris Yoon sudah memastikan Suk Bong akan pergi ke pemandian itu. Tiba-tiba Tae Hee menjerit sangat keras dan berlari ke pojok kolam dengan muka ketakutan. Sekretaris Yoon kaget dan ikut panik.
"Ada apa nona?"
"Sekretaris Yoon....Di atas lehermu ada kotoran," ujar Tae Hee sambil menunjuk ke arah sekretarisnya (lebay deh nih si Tae Hee kirain ada apa gitu...)
"Kotoran apa?' tanya Sekretaris Yoon bingung campur malu.
"Sangat kotor. Cepat keluar!!!" usirnya. Sekretaris Yoon hampir menangis dan keluar dengan kesal (Ampun deh nih orang aneh bin ajaib banget. Hidupnya selalu nyengsarain orang lain mulu).
Suk Bong membuntuti Oh Chun Man sampai ke pemandian air panas. Dengan ramah ia menyapanya dan berbaik hati membantu menggosok punggungnya. Bahkan Suk Bong juga memberinya sedikit pijatan. Oh Chun Man senang masih ada anak muda yang baik hati seperti Suk Bong (haha...belum tahu aja maksud terselubung Suk Bong).
Suk Bong mulai mengajaknya berbincang-bincang. Sampai Oh Chun Man menyadari bahwa Suk Bong sedang menawarkan jasa asuransi padanya. Suk Bong langsung memperkenalkan dirinya dari jasa asuransi Oh Sung. Oh Chun Man marah. Ia bilang anaknya juga seorang agen asuransi di Boo Ho. Lalu ia pergi meningalkan Suk Bong.
Suk Bong berusaha mengejar Oh Chun Man, tapi langkahnya dijegal Tae Hee dan sekretarisnya. Mereka masih memakai bikini yang seksi. Tae Hee mengajak Suk Bong bicara sementara Byung Do memelototi Sekretaris Yoon yang terlihat risih dan berusaha menutupi bagian tubuhnya.
"Kau menyuruhku pacaran dengan Direktur Lee Shin Mi agar Manager Choo Woon Suk patah hati?" tanya Suk Bong setelah Tae Hee mengutarakan maksudnya.
Tae Hee mengangguk "Betul."
Suk Bong jelas menolak permintaan aneh dari Tae Hee dan menanyakan kewarasannya. Tae Hee terus merayunya dan berjanji akan membuat ayahnya mengakuinya sebagai anak. Tapi Suk Bong tak terpengaruh pada ucapannya.
"Aku kesini bukan untuk main-main. Aku sangat sibuk." Suk Bong pergi meninggalkan Tae Hee yang langsung kalap kayak orang kesurupan. Byung Do yang tadinya mau memberikan bungkusan berwarna pink (ternyata krim anti kerut itu buat Sekretaris Yoon) memasukkannya kembali ke kantong saat bersamaan Sekretaris Yoon bangkit untuk menenangkan Tae Hee. Ia ikut mendekati Tae Hee dan memberi solusi pada Tae Hee.
Tae Hee datang menemui Oh Chun Man. Ia memperkenalkan diri dengan memberi kartu nama. Ia meminta Oh Chun Man mau masuk asuransi yang ditawarkan Suk Bong dengan iming-iming menaikkan jabatan putranya yang bekerja di Boo Ho.
familiar sama rumah ini. |
ini kan rumahnya Woo Huan di Brilliant Legacy. |
Suk Bong sudah sampai di depan rumah Oh Chun Man. Ia membawa sebuah bungkusan. Byung Do ragu misi kali ini sukses. Tapi bukan Suk Bong namanya kalo mundur sebelum mencoba. Mereka masuk kesana. Tiba-tiba saja Byung Do bertabrakan dengan seseorang di pintu pagar. Dia bertabrakan dengan Tae Hee yang baru keluar dengan Sekretaris Yoon. Mereka berdua mengaduh kesakitan.
Suk Bong kesal saat tahu Tae Hee baru saja menemui Oh Chun Man. Benar saja Oh Chun Man menganggap Suk Bong lah yang mengutus Tae Hee datang. Suk Bong cepat-cepat meminta maaf dan menyodorkan bungkusan yang tadi dibawanya.Sekotak gingseng. Ia meminta waktu 5 menit untuk menjelaskan asuransi miliknya. Oh Chun Man tak mau dengar. Mendadak sakit giginya kambuh.
Suk Bong memaksa Tae Hee meminta maaf padanya. Tae Hee tak mau. Ia merasa sudah membantu Suk Bong malah disuruh minta maaf.
"Aku tidak melakukan kesalahan. Kenapa harus meminta maaf?" tanya Tae Hee polos.
Suk Bong sangat kesal dan sudah kehilangan kesabarannya menghadapi sifat kekanak-kanakan Tae Hee. Ia mendorong Tae Hee duduk dan berucap tajam.
"Dengar baik-baik, intropeksi dirimu sebentar dengan berpikir kesalahan apa yang kau buat hari ini."
"Kau menyuruhku apa?"
"Intopeksi!!" hardik Suk Bong keras yang membuat Tae Hee terlonjak kaget. Ia tertegun memandang wajah Suk Bong. Lalu ia melihat Sekretaris Yoon dan menghampirinya.
"Sekretaris Yoon, kau duduk gantikan aku disana. Lalu pikirkan baik-baik apa kesalahanku." ucap Tae Hee (busyet, nggak sadar2 neh orang). Ia memaksa Sekretaris Yoon duduk ditempatnya tadi. Sekretaris Yoon berontak, tapi Tae Hee berhasil mendudukannya. Sekretaris Yoon menangis. Kacamatanya miring.
"Kau benar-benar keterlaluan," isak Sekretaris Yoon. "Kau tak pernah mengerti perasaan orang lain. Hari ini adalah hari ulang tahunku."
Tae Hee tak ingat hari ulang tahun sekretarisnya. Ia malah memberinya uang sebagai hadiah. Tangis Sekretaris Yoon makin keras. Suk Bong merampas uang dari tangan Tae Hee dan mengomelinya.
Tae Hee bingung bagaimana ia harus bersikap. Ia mencoba menenangkan sekretarisnya.
"Selama 7 tahun ini apakah kau pernah mengingat ulang tahunku. Kau selalu memanggilku seenaknya. Padahal aku lebih tua darimu." Sekertaris Yoon mengeluarkan unek-uneknya.
"Ah, aku mengerti. Aku akan meneleponmu dengan baik. Apa yang sedang kau lakukan?" ucap Tae Hee langsung praktek dan memanggil sekretarisnya dengan ramah. "Yoon Mal Ja..."
Byung Do tidak dapat menahan tawanya. Ia tertawa cekikikan. Lalu cepat-cepat membekap mulutnya dan berpura-pura ikut prihatin (bwahaha...sumpah aku ngakak liat ini). Tangis Sekretaris Yoon makin menjadi.
Sekretaris Yoon menenangkan diri dengan ditemani oleh Byung Do. Byung Do berniat meminjamkan saputangannya pada Sekretaris Yoon, tapi ragu-ragu. Ia hanya melipat-lipatnya saja di bawah meja. Saat ia menyodorkan saputangannya, Sekretaris Yoon mendapat telepon.
Pengurus rumah yang meneleponnya. Ia menelepon sambil berjalan dengan setelan jas putih dan membawa seikat bunga. Ternyata ia datang menghampiri meja Sekretaris Yoon dan cemburu saat tahu Sekretaris Yoon tengah bersama seorang pria. Pengurus rumah mendekat dan bertanya siapa pria itu. Byung Do langsung menoleh dengan gerakan slow motion. Mereka berdua saling menatap lalu tiba-tiba menjerit berbarengan.
Byung Do langsung ambil langkah seribu dengan diiringi teriakan Pengurus rumah yang membahana memanggil namanya. Pengurus rumah berlari mengejarnya. Di tengah jalan mereka kecapean (faktor usia kali ye. hihi...). Mereka saling berteriak dan ketahuan mengapa Byung Do kabur saat melihat pengurus rumah. Byung Do pernah membawa kabur uang miliknya.
Suk Bong menyuruh Tae Hee membuat sup rumput laut untuk Sekretaris Yoon. Awalnya Tae Hee menolak. Tapi kemudian ia mau melakukan itu jika Suk Bong berjanji mau memenuhi perintahnya.
Tae Hee memulai masak. Ia mencampurkan semua bahan-bahan dengan asal-asalan. Takarannya melebihi dosis. Sambil menunggu sup rumput lautnya matang ia malah ketiduran.
Suk Bong masih berusaha menemui Oh Chun Man dirumahnya. Suk Bong meminta waktunya 5 menit saja, tapi Oh Chun Man tak mau dengar. Ia malah buru-buru menghindar pergi dengan mobilnya.
Kembali ke Tae Hee. Ia benar-benar ketiduran di sofa. Saat terbangun. Sup rumput lautnya sudah tumpah dan berceceran di lantai. Miss Lebay langsung teriak-teriak ketakutan mengkerut dipinggir sofa. Tae Hee sangat panik dan mencoba melakukan sesuatu. Ia mengambil rumput laut yang berceceran dengan terus menjerit. Akibatnya rumput laut yang masih panas mengenai kakinya. Ia menjerit kepanasan. Suk Bong pulang dan menolongnya (waduh, baru masak segitu aja udah heboh banget bu...)
Shin Mi dalam perjalanan mengendarai mobilnya. Ia membawa alamat tempat Suk Bong yang diberi oleh Pengurus rumah. Sementara itu Suk Bong tengah mengobati kaki Tae Hee yang terluka. Tae Hee nggak mau berhenti menjerit dan berteriak kesakitan. Suk Bong sampai memaksanya agar mau diobati. Dengan posisi tubuh yang dapat disalahartikan Shin Mi datang. Suk Bong kaget. Shin Mi sepertinya cemburu dan langsung pergi.
Suk Bong berbicara dengan Shin Mi di sebuah kedai. Shin Mi tanpa basa-basi menanyainya mengenai Bang Soon Ji. Suk Bong mengakui mengenal wartawati itu. Shin Mi langsung menyimpulkan Suk Bong lah yang membocorkan gosip itu. Ia meminum airnya dan terlihat sangat marah. Suk Bong menyodorkan gelasnya pada Shin Mi.
"Cukup. Jika kau memberikannya padaku aku takkan tahan menyiramkan air itu ke wajahmu!"
Suk Bong hanya bisa meminta maaf da menyesali perbuatannya. Shin Mi pergi dengan marah. Suk Bong mengejarnya dan meminta pengertian darinya, tapi Shin Mi tak mau dengar.
Sekretaris Yoon jadi juga merayakan ulang tahunnya dengan ditemani oleh Pengurus rumah. Mereka menyalakan lilin di atas kue ulang tahun. Tae Hee ikut menyanyikan lagu ulang tahun tanpa semangat.`Saat Sekretaris Yoon hendak meniup lilinnya, Tae Hee bangun dan meniup lilin itu duluan. Kemudian ia mengambil sup rumput laut yang di masaknya dan menghidangkannya pada Sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon terharu saat tahu Tae Hee yang memasak sup itu untuknya, tapi ragu-ragu untuk memakan sup amburadul itu.
Pengurus rumah mengejek celana kolor yang dipake Tae Hee (bwahaha seorang Boo Tae Hee pake celana kolor). Tae Hee sangat malu. Selama ini kan dia selalu berpenampilan modis dan fashionable. Sepertinya ia terpaksa meminjam celana itu dari Suk Bong karena celananya basah tersiram kuah sup. Menurut Tae Hee itu suatu penghinaan besar untuknya. Ia tak bisa menahan malu dan menangis seperti anak kecil.
Di kamar Suk Bong tengah merenung. Ia kelihatan sangat lelah dan sudah bingung cara apa yang harus ditempuhnya untuk menawarkan polis asuransi pada Oh Chun Man. Byung Do datang. Ia lapar dan ingin membeli mie (jjajangmyun). Suk Bong merasa harus menyerah dalam tugas ini. Bagaimana bisa ia menjual polis pada orang yang anaknya juga seorang manager asuransi. Lalu Byung Do menasehati Su Bong jika ingin menjual jjajangmyun pada penjual jjajangmyun maka kau harus mencicipi jjajangmyun milik mereka dulu. Suk Bong tertegun mendengar ucapan Byung Do dan otaknya mulai bekerja (kalo di komik mah udah muncul gambar lampu diatas kepala Suk Bong).
Suk Bong mencari informasi mengenai jenis asuransi yang dipakai Direktur Oh Chun Man. Ia mendatangi kantor asuransi dan mencari sebanyak-banyaknya informasi di internet. Oh Chun Man mendaftarkan asuransi di perusahaan asuransi milik Boo Ho Group.
Suk Bong bekerja sampai tengah malam. Ia terus mencari data-data mengenai asuransi Oh Chun Man. Menandai data-data yang penting dengan stabilo. Suk Bong sangat kelelahan, tapi ia tak mau berhenti. Ia terus bekerja sampai ketiduran di atas meja. Byung Do masuk dan melihat Suk Bong yang sudah terlelap tidur. Ia menghampirinya dan memberinya selimut.
Pagi hari Suk Bong terbangun di atas tumpukan kertas yang berserakan di meja. Ia mengambil kertas yang tak sengaja kena ilernya (yeaak...). Ia membersihkan kertas itu dan tiba-tiba pemahamannya muncul melihat tulisan yang kena iler. Ia teringat kata-kata dokter gigi yang menyarankan Oh Chun Man melakukan implan gigi. Ia langsung buru-buru pergi.
Su Bong memaksa Oh Chun Man ke klinik dokter gigi. Ia menjelaskan mengenai polis asuransi yang dipakainya. Suk Bong menegaskan biaya pengobatan bisa dikurangi dengan memanfaatkan polis asuransi. Oh Chun Man memprotes ucapan Suk Bong karena persayaratan itu tak tertulis di polisnya. Suk Bong menjelaskan bahwa sekarang sudah ada kebijakan baru dan otomastis itu berlaku untuk polisnya juga. Oh Chun Man marah pada putranya yang tak memberitahu mengenai hal ini. Ia sangat berterima kasih pada Suk Bong. Suk Bong mengira misinya berhasil. Tapi yang didapatnya cuma ucapan terimakasih dan jabatan tangan dari Oh Chun Man
Tae Hee sampai di rumahnya. Ia hendak pergi lagi dengan membawa koper. Ayahnya datang dan melarangnya pergi.
"Kau akan tinggal diluar?" tanya Boo Kwi Ho marah.
"Bukankah lebih baik daripada memiliki anak haram?" tanya Tae Hee tak kalah sengit.
"Kau benar-benar berpikir Choi Su Bong adalah anak haramku?"
"Jika kau tak mau mengakuinya, aku yang akan melakukannya. Aku tidak akan pulang sampai kau mengakuinya," ancam Tae Hee sambil beranjak pergi.
"Baiklah aku akan mengatakan yang sebenarnya. Bawa Choi Suk Bong kesini?"
Suk Bong juga telah kembali ke Seoul. Ia menemui Presdir di kantornya. Presdir mengatakan Suk Bong telah gagal menjalankan tugas. Oleh karena itu ia ditolak menjadi staf khusus di Oh Sung. Presdir menilai Suk Bong tidak mempunyai kemampuan. Suk Bong tak terima pendapat dari Presdir. Ia meminta Presdir menarik ucapannya tentang penilaiannya. Suk Bong menjelaskan menjual asuransi bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan 2 atau 3 hari saja. Ia juga menambahkan asuransi bukanlah sesuatu yang bisa dibeli dengan uang. Suk Bong tak ingin bertindak sebagai agen asuransi, tapi seseorang yang memikirkan masa depan dari kliennya.
Suk Bong berpamitan pergi. Setelah Suk Bong pergi Presdir mendapat telepon dari Oh Chun Man. Ternyata Presdir sengaja meminta bantuan dari Oh Chun Man untuk menguji Suk Bong. Oh Chun Man memuji Suk Bong sebagai orang yang istimewa.
Suk Bong masih terus bekerja di kamarnya. Ia frustasi karena usahanya tak dianggap sama sekali oleh Presdir. Sementara putra Byung Do tengah asyk bernyanyi sambil memainkan piano. Lagunya menyindir Suk Bong. Liriknya menceritakan Suk Bong yang selalu mencari ayah kaya. Suk Bong gerah mendengar lagu itu dan merasa terganggu. Ia membekap mulutnya agar diam. Ponsel Suk Bong berbunyi. Suk Bong masih berkutat dengan putra Byung Do yang belum mau tutup mulut. Byung Do bangun dan menjawab teleponnya.
Suk Bong datang ke rumah Tae Hee. Mereka duduk di ruang kerja Boo Kwi Ho berhadap-hadapan dengan muka siap berperang. Direktur meminta Suk Bong mendekat dan menundukkan badannya. Kemudian ia mendekatkan kepalanya pada Suk Bong menghadap ke arah Tae Hee.
"Kita tidak mirip, kan?" tanyanya.
Tae Hee memandang wajah mereka berdua secara bergantian. Meneliti apakah ada kemiripan diantara mereka berdua.
Direktur risih lama-lama berdekatan dengan Suk Bong. Ia mendorong tubuh Suk Bong menjauh.
"Kau...sama sekali bukan anakku." vonis Direktur Boo.
"Apa yang harus aku lakukan agar anda mengakuiku?" tanya Suk Bong. "Apa sampai matipun tetap tidak mau mengakuiku karena ini merupakan sebuah aib?"
"Bukan. Untuk masalah kalung sebenarnya aku belum siap mengatakannya." ujar Direktur. "Sebenarnya kalung dan anting-anting itu milik orang lain. Aku mencurinya..." aku Direktur.
"Apa? Ini tidak benar?" Tae Hee kaget.
"Orang itu....Siapa?!!" tanya Suk Bong.
0 komentar:
Posting Komentar