HUKUMAN PENGHANCURAN TANGAN
Seorang pelukis mengenali Kim Hong Do yang membuat Yoon Bok menjadi kaget dan terpeleset. Kim Hong Do menangkapnya, Yoon Bok berteriak,” Penahan anginnya!” penahan angin jatuh menimpa mereka, tapi kim hong do tepat waktu menahannya. Karena canggung, Kim Hong Do melepaskan pegangannya sehingga Yoon Bok jatuh ke tanah. Ia berjalan pergi dan menyuruh Yoon Bok mengikutinya sambil membawa penahan angin.
Hong Do tiba di kelas, Ia membuat kesan pertama yang baik, bermain dengan rasa takut dan hormat siswanya. Yoon Bok membawa penahan angin ke depan dan duduk. Hyo won mengambil kesempatan untuk menjilat, ia mengucapkan selamat datang dan memperkenalkan diri sebagai ketua kelas kemudian menyurh siswa magang yang lain untuk mengucapkan salam.
Di kamar Ibu Suri Jeong Sun, ia dan Raja Jeongjo sedang bermain catur cina. Pada setiap langkah yang mereka lakukan di papan catur, mereka mengeluarkan pendapat apakah Kim Hong Do dapat melakukan tugasnya dengan baik. Raja Jeong Jo mendukung Kim Hong Do sedangkan Ibu Suri menentangnya.
Raja Jeong Jo berkata bahwa ia bermain catur dengan bagus karena Ibu Suri mengajarinya. Dan ia menjawab dengan pandangan yang cantik dan kharisma,” Benarkah begitu?”. Jeong Jo memujinya dan Ibu Suri berkata,” Kita harus menyelesaikan permainan ini.”
Kim Hong Do memulai pelajaran pertama. Ia menyuruh siswanya untuk meniru lukisan yang terdapat pada penahan angin. Bedanya penahan angin itu diletakkan terbalik. Ia memerintahkan untuk melukis apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka pikir mereka lihat. Ini benar-benar berbeda loh.
Saat semua sedang melukis, Kim Hong Do bertanya pada mereka,”Apa yang dimaksud dengan lukisan?” Semua siswa mengambil bukunya untuk mencari jawaban, tapi ia menghentikannya karena ia ingin siswanya menjawab sesuai apa yang ada dipikiran mereka.
Setiap siswa menjawab dengan jawaban yang standar seperti “ Lukisan adalah menempatkan apa yang kita lihat ke dalam kertas dengan kuas.” Hyo won membuat jawaban berbeda,” Melukis adalah merekam suatu momen dalam lingkungan yang terus bergerak”. Murid yang lain bertepuk tangan. Hong Do bertanya siapa namanya. Hyowon:” Nama Saya Jang Hyo Won, saya adalah ketua kelas, ayah saya bernama Jang Byuk Soo yang berpangkat Phil Chul di Dohwaseo. Hong Do menghentikannya dan berkata bahwa ia berbicara terlalu banyak dan sebaiknya menutup mulutnya.
Hong Do marah karena murid-muridnya tidak dapat menjawab pertanyaan seperti yang ia inginkan. Murid macam apa mereka. Belajar di Dohwaseo tetapi tidak mengerti apa yang dimaksud dengan lukisan itu.
Hong Do menyadari bahwa Yoon Bok masih melukis, ia memanggilnya dan bertanya apa yang dimaksud dengan lukisan? Dan Yoon Bok membuat jawaban yang mengejutkan,” Lukisan adalah kerinduan.
Hong Do tertarik, terutama karena dia menggunakan permainan kata di sini - "lukisan" dan "kerinduan" sangat mirip dalam bahasa Korea. Dia meminta Yoon Bok untuk menguraikan, jadi dia mengatakan "Kerinduan berubah menjadi lukisan, dan lukisan menjadi kerinduan juga."
Yoon Bok:”Jika kamu rindu pada seseorang, karena mereka selalu ada dalam pikiran, akhirnya kamu melukisnya. Itulah kerinduan berubah menjadi lukisan.”
Hong Do:” Orang yang kamu rindukan berubah menjadi lukisan? Kemudian?”
Yoon bok:”Juga, walaupun kamu telah lupa, setiap kali melihat lukisan, maka akan mengingatnya lagi. Itulah lukisan berubah menjadi kerinduan.”
Hong Do:”Jadi melihat lukisan dapat membuatmu menjadi rindu?”
Yoon Bok:”Iya. Jadi bukankah lukisan sama dengan ekspresi dari kerinduan?”
Hong Do terkesan sedangkan murid yang lain kagum dan bersorak.
Kemudian Kim Hong Do memberi tugas pada muridnya. 9 titik yang dibuat dalam tiga baris. Mereka diperintahkan untuk mencari cara agar semua titik dilalui sebuah garis dengan hanya 4 garis tanpa mengangkat kuas dari kertas.
Setelah mengetahui bahwa Hong Do menginstruksikan para siswa untuk menyalin sebuah lukisan terbalik, Byeok soo (ayah Hyo won) mengunjungi seorang pria tua aneh (Heo Shim, seorang pelukis tua) dan bertanya kepadanya apa artinya. Heo Shim mengatakan kepadanya bahwa dia melakukannya untuk melihat kemampuan siswa melukis dengan mata mereka, dan tidak dengan pikiran mereka. Dengan begitu, ia dapat menentukan perbedaan-perbedaan mereka. Heo Shim bertanya siapa yang melakukan hal seperti itu, dan Byeok soo mengatakan bahwa itu Tam Won (Hong do). Heo Shim tertawa dengan cara aneh, mengatakan Dohwaseo tiba-tiba menjadi tempat yang jauh lebih menarik.
Orang yang disuruh Byeok Soo untuk menyelidiki datang. Ia berkata bila Tam won tidak dapat menemukan pelukis Chun Hwa itu, bukan hanya Tam won saja mereka semua juga akan dihancurkan tangannya.
Di luar, Hyo won dan temannya yang menguping percakapan tersebut. Mereka tidak mendengar banyak, meskipun, hanya kata-kata "menghancurkan tangan" dan "Tam Won", dan mereka membuat asumsi bahwa jika mereka tidak memecahkan teka-teki, Hong Do akan dihukum, dan lari memberitahu siswa lain.
Para siswa panik berusaha memecahkan teka-teki, tetapi tidak ada seorangpun yang mampu membuat kemajuan apapun. Yoon bok tampaknya menjadi satu-satunya yang tidak tertekan tentang hal itu.
Di luar, Hyo won dan temannya yang menguping percakapan tersebut. Mereka tidak mendengar banyak, meskipun, hanya kata-kata "menghancurkan tangan" dan "Tam Won", dan mereka membuat asumsi bahwa jika mereka tidak memecahkan teka-teki, Hong Do akan dihukum, dan lari memberitahu siswa lain.
Para siswa panik berusaha memecahkan teka-teki, tetapi tidak ada seorangpun yang mampu membuat kemajuan apapun. Yoon bok tampaknya menjadi satu-satunya yang tidak tertekan tentang hal itu.
The Evil Jo Nyeon mengunjungi toko dimana dia bertanggung jawab. "Manajer" menunjukkan kepadanya sebuah lukisan yang ia beli dari seorang pelukis muda - mereka sudah memiliki hubungan bisnis cukup stabil, dan pelukis tersebut mampir dengan lukisan baru. Lukisan ini "Suasana Musim Panas Meliputi Semua Tempat" oleh Shin Yoon Bok. Jo Nyeon mengenal segel tanda tangan di salah satu lukisan, "Il Wol San In", dan terus mengulanginya untuk dirinya sendiri.
Dan tentu saja, terungkap bahwa Yoon bok yang membuat dan menjual lukisan-lukisan ini.
Hong Do menunjukkan kepada temannya, Yin moon, yang juga pelukis, lukisan-lukisan terbalik yang dibuat siswa. Mereka semua biasa-biasa saja, dan tidak seperti lukisan asli sama sekali. Dan kemudian Hong Do menunjukkan kepadanya lukisan yang dibuat oleh Yoon bok, persis seperti aslinya. Yin moon mencoba untuk melihat nama pada lukisan, dan Hong Do menghentikannya, mengatakan kepadanya bahwa waktunya tidak tepat.
Para siswa berkumpul dan berpesta malam itu (dengan makanan yang dibawa oleh istri mahasiswa yang berumur 35 tahun), dan mencoba untuk memecahkan teka-teki bersama. Yoon bok menunjukkan bahwa, dengan membuat garis di luar titik, teka-teki bisa dipecahkan. Tapi Hyo won memanggilnya idiot, mengatakan bahwa mereka harus menyelesaikannya dengan menjaga garis berada di dalam titik-titik. Yoon bok bertanya mengapa begitu. Hebat, cara yang halus untuk menunjukkan perbedaan pola berpikir Yoon bok, dan bagaimana jeniusnya dia bahwa ia berpikir di luar kotak (out of the box).
Keesokan harinya, Hong Do menunjukkan jawabannya: memang harus dimulai dari luar titik untuk dapat memecahkan teka-teki itu. Saat mereka sedang dihukum, Yoon Bok mengusulkan bahwa ada cara untuk menghubungkan semua titik itu hanya dengan menggunakan tiga garis. Hong Do menolaknya, mengatakan bahwa tidak ada cara untuk menghubungkan semua titik hanya dengan 3 garis. Tapi Yoon Bok berkeras,” Ada caranya. Kita hanya belum menemukannya.”
Hong Do menyuruhnya untuk mendemonstrasikan hal itu. Yoon Bok berdiri dan membuat huruf Z dengan gaya zorro yang melewati semua titik. Hong Do mengatakan bahwa itu tidak benar karena garis tersebut tidak melewati titik-titik bagian tengah dengan lurus sempurna. Yoon Bok tetap berkeras bahwa itu benar- menjelaskan sedikit geometri, ia berbicara tentang sudut, dimana semakin kecil sudut yang dibuat, semakin lurus juga garis yang didapat. Jika garis Z tersebut dibuat secara horisontal dengan panjang tak hingga, maka akan diperoleh garis lurus yang melewati titik-titik ditengah
Hong-do membayangkan apa yang dia katakan, dan dia bingung. Ia mempunyai 2 pilihan a) mengakui bahwa Yoon Bok benar, dan dia salah, tapi ia akan kehilangan muka di depan kelas, atau b) tidak mengakuinya, dan menjadi pembohong. Setelah diam sejenak, ia mengatakan bahwa apa yang Yoon Bok katakan adalah omong kosong, karena jawaban harus dapat dilihat oleh semua orang untuk menjadi relevan. Dia bertanya padanya apakah itu mungkin baginya untuk menunjukkan kepada mereka apa maksud perkataannya. Dia bilang ya, tapi dia perlu kertas yang banyak dan tinta seperti yang diinginkannya. Hong Do mencoba mengetesnya lagi, mengatakan "Jadi, jika kamu tidak memiliki jumlah kertas atau tinta tak terbatas, kamu tidak dapat menunjukkan kepada kami apa maksudmu?". Yoon Bok mengatakan "Ini juga berarti bahwa, jika aku memiliki jumlah kertas dan tinta tak terbatas, aku bisa menunjukkan."
Hong Do berusaha keluar dari situasi ini dengan berkata, “ Sampai saat teka-teki ini bisa dipecahkan, kita harus menyimpannya dalam hati. Kelas selesai.”
Semua siswa pergi ke rumah gisaeng untuk mencari hiburan ( hari ini Hyo Won berulang tahun dan ia menyewa gisaeng terkenal untuk memainkan gayageum – alat musik petik kuno asal korea – untuk mereka)
Saat itu Yoon Bok tidak bersama dengan siswa yang lain, tapi bersiap akan pergi ke suatu tempat. Ia bahkan memakai jenggot palsu. Hong Do datang untuk berbicara padanya. Melihat Yoon Bok akan pergi, ia memutuskan untuk mengikutinya.
Yoon-bok sebenarnya tahu bahwa seseorang mengikutinya, dan bersembunyi di antara sekelompok pengunjung, berusaha pergi diam-diam. Ia pergi menemui seseorang, tempatnya menjual sebuah lukisan erotis - "Seorang Pria Muda Memetik Bunga Azalea". Orang itu membayar Yoon bok lima nyang . Setelah Yoon Bok pergi, sekelompok pelanggan masuk. Orang itu segera menunjukkan lukisan tsb. Mereka mendiskusikannya, berbicara tentang ekspresi licik di wajah wanita itu, cara dia menonjolkan pinggul, cara orang itu memegang lengannya, dll Mereka menyebutnya pelukis jenius, dan orang tsb menjualnya seharga 50 nyang. Yoon bok melihat semua itu, tersanjung, dan benar-benar tidak terlalu kesal walaupun ia hanya mendapat sedikit uang.
Sayangnya, Hong Do berdiri dibelakangnya, walaupun ia berpura-pura tidak mengenalnya, tanpa menunda waktu, Kim Hong Do menarik janggut palsu Yoon Bok
Keduanya pergi minum. Hong Do bertanya kenapa ia menjual lukisan itu. Ia melakukannya bukan karena uang, tapi karena ia senang karena orang-orang menyukai lukisannya. Hong Do melihat lukisan itu dan bertanya bagaimana ia melukisnya. Ia menjawab dengan sederhana,”Aku hanya melukis apa yang aku lihat.”
Kemudian dengan santai, dan tiba-tiba, Hong-do bertanya, "Mengapa kamu melukis wanita itu? Wanita yang memegang topi jerami? "Dia jelas berbicara tentang lukisan chunhwa, dan Yoon Bok kaget. Mengganti topik pembicaraan, tetapi mengakui bahwa itu adalah karyanya di saat yang sama, Yoon Bok berkata, "Itu bukan sebuah topi jerami. Itu topi seorang biarawati Buddha "
Hong Do:” Kenapa kau melukis punggungnya?”
Yoon Bok:” karena....punggung wanita itu....Ada sesuatu yang berbeda disana. Terasa seperti kesedihan.”
Kemudian dengan santai, dan tiba-tiba, Hong-do bertanya, "Mengapa kamu melukis wanita itu? Wanita yang memegang topi jerami? "Dia jelas berbicara tentang lukisan chunhwa, dan Yoon Bok kaget. Mengganti topik pembicaraan, tetapi mengakui bahwa itu adalah karyanya di saat yang sama, Yoon Bok berkata, "Itu bukan sebuah topi jerami. Itu topi seorang biarawati Buddha "
Hong Do:” Kenapa kau melukis punggungnya?”
Yoon Bok:” karena....punggung wanita itu....Ada sesuatu yang berbeda disana. Terasa seperti kesedihan.”
Percakapan meningkat, dengan Yoon Bok semakin bersemangat. Ia menggambarkan perasaannya bahwa tanpa berpikir ia meraih kuas dan mulai menggambar. Dunia sekelilingnya seakan berhenti berputar, dan semua yang bisa dilihatnya adalah lukisannya. Kim Hong Do memujinya karena telah sampai pada tahap itu dan Yoon Bok terpesona dan bersemangat.
Kim Hong Do menuangkan minuman dan mendesah. Yoon Bok heran,” Apa yang terjadi?” Hong Do memberitahunya bahwa besok orang yang melukis lukisan chunhwa itu akan dihukum dengan menghancurkan tangannya.
Hong Do: “Kenapa kau membuat lukisan seperti itu? Apa gunanya bakatmu sekarang? Nantinya kamu bahkan tidak dapat lagi memegang kuas lagi.”
Yoon Bok:” Apa maksudmu? Aku tidak dapat memegang kuas lagi?”
Hong Do:” Apakah kamu tidak mengerti apa yang kukatakan? Besok di Dohwaseo, mereka akan menghukum pelukis yang membuat lukisan Chunhwa dan menghancurkan tangannya dengan batu. Kamu tidak akan mampu melakukan apapun nanti!”
Yoon Bok:” Tanganku akan dihancurkan guru? Apakah lukisan itu sangat tak bermoral? Apakah yang kulakukan sangat salah? Katamu teknikku sudah tinggi! Itu hanya lukisan! Bagaimana mungkin sebuah lukisan......Itu tidak masuk akal. Tidak. Bagaimana sebuah lukisan......”
Karena terguncang dan tertekan, Yoon Bok berdiri kemudian melangkah pergi, mengabaikan panggilan Hong Do yang menyuruhnya untuk duduk.
Yoon Bok bingung, dengan air mata di matanya, ia berjalan melalui pasar, mengingat kenangannya sebagai seorang anak, ketika ayahnya (bukan ayah angkatnya saat ini) mengajarkan cara melukis dengan menciptakan bayangan dengan tangannya di dinding, dan menggambar kupu-kupu yang dibentuk ayahnya. Menariknya, dia juga ingat adegan di pasar ketika dia dan Hong Do pertama kali bertemu, ketika Hong Do mengajarinya melukis
Ia pergi ke rumah gisaeng dimana salah satu gisaeng mengenalnya dan membawanya masuk ke dalam dimana teman-temannya sedang berpesta.
Ketika ia tiba, Hyo won menyuruhnya meminum segelas besar alkohol. Mereka mengejeknya, mengatakan bahwa ia seperti perempuan, bahwa ia tidak akan mampu meminumnya. Merasa sengsara dengan sembrono ia meminumnya sampai habis.
Ternyata yang memainkan gayageum adalah Jeong Hyang. Pria-pria itu menggodanya. Hyo Won memintanya untuk melupakan alat musiknya dan duduk dipangkuannya.
Yoon Bok yang mabuk mulai berbicara.
Yoon Bok:” Kau berduri seperti biasa.”
Jeong Hyang:”Semakin banyak duri yang dimiliki, maka bunga itu semakin indah.”
Yoon Bok:”Baru kali ini aku melihat bunga yang menyebut dirinya sendiri indah.”
Jeong Hyang:”Sebuah bunga tidak akan hilang keindahannya karena menyebut dirinya sendiri indah.”
Yoon Bok:”Apakah menjadi masalah apabila ada bunga yang indah tetapi tidak ada orang yang memperhatikannya?”
Jeong Hyang:”Bunga itu tetap ada. Walaupun itu indah atau tidak tergantung orang yang mengukurnya.”
Salah satu siswa yang mabuk melemparkan cangkir ke arah Jeong Hyang, menyebabkan senar di gayageumnya putus. Para siswa yang lain menghajarnya, dan Hyo Won sekali lagi meraih kesempatan untuk menggodanya, karena gayageumnya rusak, lebih baik ia datang dan minum dengan mereka. Tanpa kata, Jeong Hyang hanya menyebutkan nama lagu, dan tanpa basa-basi, mulai memainkannya.
Ia memulai dengan nada yang cepat,meriah kemudian berubah menjadi lebih pelan, nada yang melankolis. Dari semua siswa, Yoon Bok satu-satunya yang merasa tersentuh karena musiknya dan Jeong Hyang memperhatikannya. Tiba-tiba pemandangan berubah. Jeong Hyang dan Yoon Bok berpindah tempat ke bukit yang hijau. (mungkin ini dalam bayangan Yoon Bok). Yoon Bok melihat dengan penuh air mata, dirinya yang lebih muda dan orang tuanya berjalan, setengah menari menuruni bukit. Lukisan keluarga yang bahagia.
Mata Yoon Bok dan Jeong Hyang bertemu, hubungan antara mereka berdua menguat. Para siswa bertepuk tangan. Yoon Bok berdiri dan meninggalkan tempat itu. Sebelum pergi diam-diam ia memberitahu Jeong Hyang,” Penampilan yang bagus.”
Hong Do, yang tinggal dengan temannya, Yin Moon, menunjukkan lukisan erotis Yoon Bok, dan meratapi kenyataan bahwa bakat tersebut akan terbuang. Yin Moon memperingatkan bahwa tangan Hong Do juga bisa hancur. Tapi Hong Do masih mencari cara untuk menyelamatkan tangan Yoon Bok
Diluar, adik perempuan Yin Moon, Jung Sook, menunggunya dengan membawa segelas air. Ia sangat menyukai Hong Do. Ia menyukainya sejak masih kecil. Dan Hong Do tentu saja tidak menyadari.
Penasehat yang jahat (Paman Ibu Suri, Byeok Soo dan Jo Nyeon) sedang mendiskusikan Hong Do. Mereka sangat khawatir tentang keterlibatan mereka pada peristiwa 10 tahun yang lalu. Jo Nyeon mengatakan bahwa mereka semua tidak usah khawatir, apabila pelakunya seseorang yang mempunyai bakat besar, maka Hong Do akan mencoba berbagai cara untuk menyelamatkannya. Dan hanya ada dua pilihan baginya: tangannya yang akan dihancurkan atau ia akan pergi lagi.
Jeong Hyang meninggalkan siswa-siswa itu dan Yoon Bok tiba-tiba muncul dihadapannya, memintanya untuk memainkan gayageumnya lagi untuknya. Ia menawarkan uang pembayaran. Jeong Hyang mengatakan bahwa bayarannya lebih banyak dari uang yang ditawarkannya. Yoon Bok berkeras karena hanya inilah yang ia punya. Jeong Hyang mencoba pergi, tapi Yoon Bok memegang tangannya
“Tangan ini tidak ada lagi besok. 5 nyang ini adalah uang yang kuperoleh dari menjual lukisan terakhirku. Aku membuatnya dengan tangan ini. Aku ingin menghabiskan malam ini dengan menggunakan tangan ini. Dengan iringan musik dari gayageum itu.”
Source:(thanks and credits)
www.dramabeans.com
www.dramatomy.com
www.mysoju.com
0 komentar:
Posting Komentar