"Diantara kalian tidak boleh ada hubungan?" Presdir mengultimatum Shin Mi da Suk Bong. Shin Mi bingung dan merasa ucapan ayahnya tak berdasar.
"Aku tak mengerti" seru Shin Mi.
"Kalian tak pantas menikah." seru Presdir lebih tegas.
Shin Mi meminta pada ayahnya untuk membicarakan masalah ini di rumah. Ia merasa kesal dan malu.
Shin Mi pulang ke rumah dengan Presdir Lee. Ia benar-benar kesal pada sikap ayahnya yang dianggapnya berlebihan. Predir Lee kembali menegaskan bahwa Shin Mi tak bisa menikahi Suk Bong.
Shin Mi masuk kamar. Ia mengingat saat-saat dirinya daengan Suk Bong. Ia mengingat saat tangan mereka saling terpaut, mengingat saat hidung mereka saling menempel dan ingat kejadian tadi saat Suk Bong menciumnya di kantor. Shin Mi bingung pada dirinya dan berusaha menyangkal perasaannya.
Suk Bong pulang ke rumah dan mendapati Byung Eo (sekarang udah tau nama anak Byung Do, dikasih tau sama Annora. namanya lucu,hehe...) sedang bernyanyi sambil memainkan piano dengan ditonton Kang Woo dan adiknya Kang Sook. Kang Suk menyambut kedatangannya. Suk Bong kesal saat Byung Eo terus saja menyanyikan lagu mengenai kisahnya padahal ia sudah memperingatkannya. Kang Sook ikut-ikutan mengomelinya.
So Jung menghampiri meja Suk Bong dan mengatakan bahwa Shin Mi memangilnya ke ruangannya. Suk Bong masuk ke ruangan Shin Mi. Shin Mi mengajaknya makan siang.
Mereka makan siang di sebuah kedai. Makan sambil lesehan. Shin Mi memulai pembicaraan. Ia membicarakan hubungan mereka belakangan ini yang mulai dekat. Ia kesal saat melihat Suk Bong terus makan dan tak mendengar ucapannya. Shin Mi merampas sumpit Suk Bong dan mengomelinya.
"Sampai dimana pembicaraan kita tadi?" tanya Shin Mi
"Sampai di kemarin malam sudah berpikir lama belakangan ini kita..." beritahu Suk Bong.
Shin Mi meneruskan ucapannya "Melakukan hal yang tak pernah ku lakukan dalam hidupku."
Suk Bong tak mengerti dan minta Shin Mi memberi contoh.
"Kamu benar-benar tak mengerti atau pura-pura?" tanya Shin Mi.
Suk Bong cuma menganggukkan kepalanya. Lalu Shin Mi mengangsurkan sumpit pada Suk Bong dan minta disuapi. Shin Mi membuka mulutnya lebar-lebar saat Suk Bong mengangkat sumpitnya. Suk Bong menggodanya dengan menjauhkan tangannya. Shin Mi ngambek dan meminta segera disuapi. Suk Bong tersenyum dan meyuapinya.
"Seperti begini," ucap Shin Mi. "Dalam hidupku tak pernah terpikirkan akan melakukan hal ini."
Suk Bong tersenyum mendengar ucapan Shin Mi. Ia malah maenggodanya lagi dengan meminta duduk disamping Shin Mi. Shin Mi langsung menolak.
"Dalam hidupmu ada seseorang yang menemanimu bermain bukan hal buruk, kan?" ucap Suk Bong sambil mangedip pada Shin Mi. Shin Mi langsung jengah. Lalu Suk Bong minta disuapi juga. Shin Mi diam saja lalu memilih pergi.
Suk Bong mengejar Shin Mi dan menahan lengannya. Lalu ia meminta bayaran pada Shin Mi. Ia meminta Shin Mi membayar makan siangnya tadi. Shin Mi mengeluarkan selembar uang dari dompetnya. Tapi saat Suk Bong hendak mengambil uang itu, Shin Mi menjauhkannya dan langsung pergi dari hadapan Suk Bong dengan wajah kesal.
Woon Suk menemui Presdir Lee Jong Heon di kantor. Lee Jong Heon membahas kedekatan Shin Mi dan Suk Bong. Ia kaget saat Woon Suk sudah mengetahui hal itu dan tak berbuat sesuatu. Ia mempertanyakan apa Woon Suk masih mau menikahi Shin Mi. Woon Suk menyesal belum bisa mengambil hati Shin Mi dan momen ini ia manfaatkan dengan memberitahu Presdir tengah ada kesalahpahaman antara dirinya dan Shin Mi (Shin Mi udah tahu kalo orang Woon Suk yang menyebarkan gosip mereka di tabloid. Pinter banget menggunakan ayahnya Shin Mi untuk menyelesaikan masalah).
Diluar ia berpapasan dengan Ketua Yoo. Dengan hati-hati ia menyuruh Ketua Yoo menemuinya malam ini dirumahnya.
Smart mengadakan rapat lagi mengenai perkembangan peluncuran kartu baru mereka. Shin Mi menanyai Mun Dae Myung selaku kepala project untuk Premium Card. Dia memanfaakan internet untuk mengetahui respon pasar. Suk Bong selaku kepala project untuk Win-Win Card mengatakan sudah mengadakan survei ke sekolah dan kampus. Shin Mi memberi sedikit masukan. Suk Bong melihat kearah kanan dan kiri. Setelah dirasa aman tiba-tiba ia mengedipkan mata pada Shin Mi. Shin Mi kaget dan cuma bisa bengong. So Jung melihat ekspresi wajahnya dan bertanya. Shin Mi yang belum mendapatkan kesadarannya kaget dan menjawab dengan keras. Semua orang dalam ruangan memandangnya dengan aneh. Shin Mi salah tingkah dan langsung menyambar botol air mineral dan meneguknya. Mun Dae Myung tiba-tiba tersenyum. So Jung mengomentarinya lalu ia kembali ke wajah dinginnya seperti biasanya. Suk Bong cuma senyum-senyum saja.
Woon Suk menemui Kepala Kang di penjara. Woon Suk berjanji padanya akan mengeluarkannya dari penjara. Kepala Kang sangat setia padanya bahkan dia masih saja bersedia membantu Woon Suk dan memberinya sebuah ide rahasia.
Suk Bong masih berkutat dengan komputernya di kantor. Dia kerja lembur sampai malam hari mengerjakan proyek pertamanya dengan Win-Win Card.
Ketua Yoo menghadap Woon Suk. Woon Suk memberinya tugas untuk mengawasi kedekatan Shin Mi dan Suk Bong dan terus memberinya laporan. Choo Young Dal datang. Ketua Yoo berpamitan.
Benar saja dirumah Presdir Lee tampak sedang meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara Shin Mi dan Woon Suk. Shin Mi kesal Woon Suk telah mengadu pada ayahnya.
Choo Young Dal memberitahu putranya bahwa ia akan membebaskan Kepala Kang. Ia juga senang saat tahu Presdir Lee mendukung Woon Suk untuk memisahkan Shin Mi dari Suk Bong. Apalagi akan menikahkan mereka berdua. Tapi ia mulai curiga mengapa Presdir menentang hubungan Shin Mi dan Suk Bong. Woon Suk juga penasaran dan bertanya.
"Sudah waktunya kau tahu. Baik, aku kan memberitahumu."
Suk Bong mulai membagi-bagikan brosur pada konsumen. Ia mendatangi Bank Partner dan memberikan lembar kuisioner pada setiap orang.
Tae Hee sedang melahap kue tart. Ia srtess berat karena belum mendapatkan kembali kartu kreditnya hingga ia tak bisa pergi shopping. Sekretaris Yoon berusaha membujuknya. Boo Kwi Hoo datang. Ia marah dan merampas kue ditangannya. Tae Hee langsung histeris.
Boo Kwi Ho menyuruh Tae Hee pergi ke suatu tempat.
Woon Suk menelepon Shin Mi. Tapi Shin Mi masih marah padanya. Ia meminta Woon Suk jangan menggangunya dan bertemu lagi dengan ayahnya. Lalu ia menutup teleponnya. Woon Suk memandangi Hpnya dengan dingin.
Suk Bong membuka stand didepan sebuah kampus. So Jung datang membawakan minuman dan kue untuk para tim Smart. Beberapa mahasiswi datang. Suk Bong senang dan menyambut mereka dengan ramah. Tapi ternyata mereka datang hanya untuk meminta nomor HP Suk Bong (emang Suk Bong ganteng se...).
Shin Mi bertanya pada So Jung apakah sudah memberikan kopi itu pada Suk Bong. Ternyata yang membelikan minuman itu Shin Mi. So Jung juga mulai curiga akan kedekatan mereka berdua yang tak biasa. Shin Mi masih menyangkal. Lalu So Jung memanas-manasi Shin Mi bahwa tadi di depan kampus ada mahasiswi yang meminta nomor HP Suk Bong dan mengatakan berarti Suk Bong tak terlalu buruk.
Byung Eo sedang memainkan gitar. Di dalam kamar sudah ada Pengurus rumah. Tiba-tiba senar gitarnya putus. Pengurus rumah mendapat telepon dari Sekretaris Yoon yang membatalkan acara kencan mereka karena harus menemani Tae Hee pergi. Lalu pengurus rumah berinisiatif menemuinya disana. Ia menutup telepon dan melihat Byung Do sudah berpakaian rapi (wkwkwk....gak perlu nunggu diajak, udah mo ngikut duluan).
Tae Hee mendatangi panti asuhan. Ia kaget. Langsung lemas dan merasa pusing. Ia dipaksa ayahnya untuk kerja sosial disana. Tapi ia membenci anak kecil. Ia hendak pergi, tapi Sekretaris Yoo mengingatkan jika ia mau bekerja selama satu hari mengurus anak-anak itu ia bisa mendapatkan kembali kartu kredit dan ATM-nya. Tae Hee langsung berteriak pada anak-anak itu meminta mereka duduk (busyet dah...)
Suk Bong baru keluar dari ruangan bersama Ketua Yoo. Ia berpapasan dengan Shin Mi saat tiba-tiba kertas dalam map yang dibawanya terjatuh. Shin Mi membantunya mengambil kertas itu. Ia berjongkok dan menyerahkannya pada Suk Bong. Suk Bong belakangan ini lagi seneng menggoda Shin Mi. Ia memegangi tangannya. Shin Mi grogi dan mulai panik. Melihat kanan kiri takut ada yang melihat. Ia berusaha menarik tangannya, tapi Suk terus saja memegangi tangannya sambil senyum-senyum. Ketua Yoo kembali dan memergoki mereka. Suk Bong langsung melepaskan tangannya. Akibatnya Shin Mi jatuh terjengkang. Muka Shin Mi merah padam menahan malu. Tak menghiraukan rasa sakit ia cepat-cepat pergi ke dalam ruangannya. Sementara Suk Bong cuma senyum-senyum doang berhasil menggoda Shin Mi.
Shin Mi masuk ke ruangannya. Ia mengirimi Suk Bong pesan.
'Ingin dipecat?'
'Tidak.'
'Kau seperti ini pada siapapun?'
'?????'
'Baik pada semua orang dan suka memberikan nomor HPmu?'
Suk Bong tersenyum membaca pesan Shin Mi. Tahu bahwa Shin Mi cemburu padanya. Ia tertawa (manisss banget....). Kayak gini neh...
Lalu sengaja tak membalas pesan dari Shin Mi. Shin Mi menunggu balasan darinya dan mulai kesal saat Suk Bong tak juga membalas pesannya. Kemudian masuk sebuah pesan.
'Hanya pada satu orang.'
Shin Mi senang. Lalu ia mulai berpikir pada siapa Suk Bong memberikan nomor HP-nya.
Tiba-tiba Mung Dae Myung menghampiri Suk Bong dengan setumpuk kertas. Ia melihat Suk Bong yang tengan asyik chatting. Suk Bong menyadari kehadiran Mun Dae Myung dan langsung menutup pesannya. Dia menyuruh Suk Bong meng-copy semua kertas yang dibawanya.
Sekretaris Yoon sedang menemani anak-anak panti asuhan bermain si taman. Pengurus rumah datang bersama Byung Do dan anaknya Byung Eo. Sementara Tae Hee sedang memandikan anak-anak yang lain. Ia sangat kesal harus memandikan mereka. Apalagi ada seorang anak yang meminta punggungnya digosok olehnya. Jelas saja Tae Hee menolak. Ia semakin kesal saat anak-anak menyiraminya dengan air. Ia berteriak histeris dan menyuruh anak-anak berbaris. Lalu ia membagikan kain diatas kepala anak-anak itu dan menyuruh mereka saling menggosok berurutan. Anak-anak bukannya menuruti perintahnya malah mulai menangis. Tae Hee makin pusing.
Tae Hee sudah stess menghadapi anak-anak panti asuhan itu. Ia duduk di pojokan saat anak-anak diajak bermain oleh Byung Eo dan yang lainnya. Mereka membuat lingkaran dan bernyanyi bersama. Tae Hee cuma bisa menutup kuping. Byung Eo meniup peluit menyuruh mereka semua membentuk kelompok. Byung Do dan Pengurus rumah langsung berlari memeluk Sekretaris Yoon. Sebagian anak datang pada Tae Hee. Ia langsung kembali histeris di dekati anak-anak yang mulai memeluknya dan berteriak menyuruh mereka pergi.
Anak-anak kembali menangis. Tae Hee memegangi kepalanya yang pusing. Seorang gadis cilik yang tadi minta digosok punggungnya berteriak.
"BERHENTI...."
Semua berhenti menangis dan menoleh padanya.
Tae Hee benar-benar pusing dan letih Ia terkapar dan sedang dipijati oleh Sekretaris Yoon. Ayahnya Direktur Boo Kwi Ho meneleponnya. Tae Hee langsung berteriak histeris dan meminta kartunya. Ayahnya tahu Tae Hee belum sadar dan ia belum mau mengembalikan kartunya. Tae Hee marah dan meneriaki ayahnya di telepon.
Tiba-tiba Sun Na Young datang. Ia mencela Tae Hee yang berbuat seperti itu hanya untuk mendapatkan ATM. Ia juga mengomeli Tae Hee yang tak menggubrisnya.
"Kau siapa?" tanya Tae Hee.
"Aku Sun Na Young. Sun Na Young..."
Ia menitipkan surat pada Tae Hee untuk ayahnya. Ayahnya bilang hanya menitipkan dirinya sementara disana, tapi sudah sepuluh hari ayahnya tak datang menjemputnya. Tae Hee kesal kenapa harus dirinya yang bersusah-susah menyampaikan surat itu. Ia marah dan berteriak pada Na Young. Kemudian dibalas dengan teriakan juga oleh Na Young (wkwkwk...). Kepala Tae Hee makin pusing.
Pagi hari Suk Bong masuk ke kantor. Seluruh staf sedang mengerubungi meja Mun Dae Myung. Suk Bong bertanya pada So Jung yang memberitahunya bahwa semalam komputer milik Mun Dae Myung dibobol orang. Semua data-data Premium Card ada dalam hardware yang dicuri. Mun Dae Myung terlihat gemetaran. Mereka berpendapat orang yang mencuri adalah orang dalam mengingat ada sistem keamanan yang ketat di Smart. Lalu Shin Mi menanyakan orang yang terakhir pulang. Mereka menunjuk Suk Bong. Suk Bong mengiyakan. Mun Dae Myung menatap Suk Bong curiga.
Shin Mi menugasi Kepala Manager unutk menyelidiki kemungkinan orang dari Boo Ho Group yang melakukan hal ini. Kepala Manager heran mengapa Shin Mi tak menaruh curiga pada Suk Bong. Shin Mi menegaskan bukan berari orang yang pulang terakhir adalah orang yang mencuri. Jika bos tak mempercayai pegawainya lalu harus mempercayai siapa.
Boo Kwi Ho menengok Tae Hee yang jatuh sakit. Sekretaris Yoon memberitahunya bahwa Tae Hee mengalami depresi. Boo Kwi Ho malah geli mendengar Tae Hee bisa terserang penyakit itu. Tae Hee bangun dan berkata dengan lemah bahwa ia sakit gara-gara ia tak mempunyai kartu kredit dan ATM untuk menemani hobinya shopping. Jika tak mau memberikan kartu-kartunya lagi setidaknya membantunya mendapatkan Woon Suk. Direktur Boo baru tahu kalau putrinya sangat menyukai Choo Woon Suk.
Suk Bong membahas mengenai pencurian data perusahaan Smart dengan Kang Wook. Byung Do tengah serius di depan komputer. Kang Wook melihat senar gitarnya putus dan mengejar Byung Eo yang langsung kabur. Suk Bong meminta Byung Do menyingkir dari komputernya karena ia harus bekerja. Byung Do tak mau diganggu. Kemudian ia tiba-tiba menyuruh Suk Bong meneliti kalung miliknya. Ia bilang kalung Suk Bong terbuat dari logam yang langka. Suk Bong kaget dan mulai berpikir.
Suk Bong memanggil Tae Hee untuk bertemu di toko perhiasan. Tae Hee mengira Suk Bong mau membelikannya perhiasan. Suk Bong mengatakan ingin meminjam anting-anting miliknya. Tae Hee meminta syarat Suk Bong mau membuatkan kartu kredit untuknya. Suk Bong menolak. Tae Hee langsung pergi. Suk Bong menahannya dan melepas sendiri anting-anting di telinga Tae Hee. Tae Hee berteriak kegelian dan mau meminjamkan antingnya. Tak jauh dari mereka, dua rekan sekerja Suk Bong memergokinya. Ia mengenali Tae Hee sebagai putri dari Boo Ho Group.
Suk Bong masuk ke dalam toko perhiasaan. Ia meminta SPG disana meneliti kalung dan anting yang dibawanya. Wanita itu mengatakan bahwa benda itu terbuat dari logam langka yang disebut dengan Molybdenum. Dan pembuatannya pasti mempunyai tujuan tertentu.
Suk Bong menemui Boo Kwi Ho dan meminta bantuannya untuk menyelidiki tentang kalung dan anting itu. Ia teringat perkataan Choo Dal Young yang juga tengah menyelidiki hal ini. Tapi menolak permintaan Suk Bong dengan alasan sibuk.
Suk Bong tengah makan siang di kantin bersama Shin Mi dan So Jung. Ia mendengar rekan kantornya tengah menggosipkannya (Yang lagi ngegosip dua orang cowok. Ih, cowok2 doyan gosip). Mereka mengatakan Suk Bong tengah dekat dengan Lee Shin Mi makanya bisa masuk ke Smart dengan mudah. Dan kabarnya ia juga sedang berpacaran dengan Boo Tae Hee. Mereka mengatakan Suk Bong pintar dalam hal mengincar gadis-gadis kaya. So Jung juga mendengar bisik-bisik itu.
Shin Mi yang duduknya lebih dekat tenang-tenang saja menikmati makan siangnya seolah tak mendengar ucapan mereka (salut deh sama Shin Mi bisa setenang itu padahal ia juga ikut di omongin). Malah Suk Bong yang kehilangan kesabaran. Ia bangkit hendak menghampiri mereka. Shin Mi langsung menghardiknya.
"DUDUK..." perintahnya. "Apa kau tidak mau makan? Duduk dan makanlah."
Suk Bong kembali duduk dan mulai makan lagi (udah gak nafsu kali).
Rapat kali ini membahas mengenai pencurian kemarin. Semua orang beranggapan bahwa Suk Bong adalah orang yang patut dicurigai sebagai pencuri itu dengan alasan latarbelakang ia masuk ke Smart (lewat jalur belakang) dan sedang berkompetisi dengan Premium Card. Shin Mi tak setuju mengenai pendapat mereka (tau nih belum ada bukit juga. main hakim sendiri aja). Staf-nya menyindir dirinya yang membela Suk Bong karena ada hubungan pribadi. Pria itu menginginkan Suk Bong keluar atau menghentikan proyek Win-Win Card agak adil. Suk Bong langsung menyetujui hal itu. Mun Dae Myung angkat bicara. Ia meminta Suk Bong terus melanjutkan proyek kartu yang sudah berjalan dan jangan sampai merugikan perusahaan. Jika ingin mengeluarkan Suk Bong harus mempunyai bukti dulu.
Suk Bong mengejar Shin Mi di pinggir jalan. Woon Suk yang sedang ada di mobilnya melihat mereka. Suk Bong bertanya pada Shin Mi apa ia mempercayainya. Shin Mi hanya mengatakan bahwa ia tak ingin salah paham lagi. Suk Bong tersenyum senang.
Shin Mi masuk ke sebuah salon yang sedang ada diskon. Pemilik salon mencuci rambut Shin Mi. Shin Mi minta dipijat. Suk Bong bangun dan meminta menggantikan mencuci rambut Shin Mi. Ia memijat kepala Shin Mi dengan lembut (Suk Bong demen banget mijit orang. kayaknya neh enak dipijit sama Suk Bong,hehe...). Shin Mi merasa rileks dan meminta rambutnya segera dibilas. Suk Bong tersenyum dan mengetuk keningnya. Shin Mi membuka matanya dan mau bangun, tapi Suk Bong menahan kepalanya. Dari arah kaca jendela Woon Suk memperhatikan keakraban mereka.
Choo Young Dal pergi menemui Lee Jong Heon. Maksud kedatangannya untuk mengorek informasi mengenai kalung Suk Bong. Ia menyindir Lee Jong Heon jika melihat Suk Bong pasti mirip seperti Chul Min. Ia mulai mengutarakan maksud yang sebenarnya bahwa perusahaannya Frontier ingin bergabung dengan Oh Sung di Smart. Lee Jong Heon yang mempertimbangkan bisnis menolak usulan ini. Choo Young Dal mulai emosi. Ternyata pernikahan Woon Suk dan Shin Mi tak bisa memuluskan niatnya menggabungakan dua perusahaan sesama besan.
"Aku tak melihat ada hubungannya perusahaan dengan pernikahan." ucap Lee Jong Heon. Tiba-tiba ia menyadari sesuatu. "Apa kau menjadikan pernikahan Woon Suk sebagai tujuan untuk ini." tanya Lee Jong Heon marah.
"Asal kau tahu. Aku tak akan melupakan penghinaan ini." ucap Choo Young Dal lalu pergi. Presdir limbung dan jatuh duduk di sofa.
Kepala Kang sudah bebas dari penjara.Woon Suk pulang ke rumah dan Kepala Kang memberinya sebuah kotak. Ia bilang dari Shin Mi.
Woon Suk membuka kotak itu. Isinya adalah jepit rambut yang dulu pernah ia berikan pada Shin Mi. Ia mengambil jepit itu dan memandanginya lalu teleponnya berbunyi. Ayahnya yang menelepon dan memintanya meninggalkan Shin Mi. Woon Suk marah dan melempar jepit rambut itu (sebenarnya aku kasian sama Woon Suk selalu diperalat sama ayahnya).
Woon Suk menemui Boo Kwi Ho dan berbicara terus terang ingin merger perusahaan dengan Boo Ho Group. Boo Kwi Ho mencela dirinya yang tak berhasil bergabung dengan Oh Sung lalu lari padanya.
"Walaupun ia menerimaku sebagai menantu, tapi ia tak menerima niatku." ucap Woon Suk berani.
"Maksudmu Frontier adalah niatmu?" tanya Direktur Boo.
"Aku bisa melepaskan Shin Mi, tapi aku tidak bisa melepaskan niatku." ucap Woon Suk. "Sampai sekarang Tae Hee masih mencintaiku. Aku rasa aku bisa mencintai Tae Hee juga. Maka dari itu..."
Woon Suk belum menyelesaikan ucapannya ketika tiba-tiba Direktur Boo menyiram mukanya dengan segelas air. Woon Suk diam saja kemudian melanjutkan ucapannya.
"Aku merasa bisa mencintainya. Makanya aku berani datang membahas masalah kerjasama ini."
Direktur Boo mengatakan sikap Woon Suk ini mengingatkannya waktu masih muda. Kemudian ia memberi tissue pada Woon Suk (ya ampun, gak tega liat Wooh Suk begini).
Woon Suk menemui Tae Hee dan mengajaknya belanja. Woon Suk tahu banget apa yang disukai oleh Tae Hee. Apalagi belakangan ini kan dia absen shopping karena kartunya digunting oleh ayahnya. Tae Hee kegirangan.
Mereka belanja baju disebuah butik. Tae Hee merasa ini seperti mimpi. Untuk membuktikan ini bukan mimpi ia mencubit pipinya dan langsung berteriak dengan keras.
Woon Suk yang sedang memilihkan baju untuknya bertanya. Ia juga memperlihatkan sebuah blazer padanya. Tae Hee mencoba blazer itu. Woon Suk memujinya. Tae Hee kegirangan dan bersikap sangat lebay.
Lalu Woon Suk mengajaknya membeli sepatu. Woon Suk juga memakaikan sepatu itu pada Tae Hee. Tae Hee lagi-lagi tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Tae Hee melihat kaca mata dan meminta pendapat Woon Suk. Ia senang saat Woon Suk menyukai kacamata merah pilihannya. Saking senangnya dia sampai mendorong tubuh Woon Suk (ampun deh miss lebay yang satu ini).
Mereka mengakhiri acara shopping di sebuah toko perhiasan. Woon Suk memakaikan sebuah kalung dengan liontin mahkota di leher Tae Hee. Tae Hee yang dari tadi dibuat senang oleh Woon Suk tak dapat menahan haru dan ingin menangis.
Shin Mi dan ayahnya sedang menonton TV. Mereka melihat berita mengenai kerjasama perusahaan kartu kredit Frontier dan Boo Hoo. Presdir tak senang melihat berita itu da langsung mematikan TV lalu pergi.
Shin Mi mengantar Suk Bong membetulkan senar gitar ke toko musik. Ia memainkan piano disana. Suk Bong duduk disampingnya dan ikut memainkan piano itu. Tae Hee meneleponnya dan menanyakan keberadaannya.
Tae Hee mengajak Woon Suk ke toko musik itu. Ia ingin pamer pada Shin Mi bahwa Woon Suk sekarang memilihnya. Ia merapikan pakaian Woon Suk dan berteriak senang saat tak sengaja tangannya menyentuh pipinya. Ia membawa Woon Suk masuk. Shin Mi kesal karena tahu Tae Hee pasti sengaja menemui mereka.
Tae Hee meminta Woon Suk bermain piano untuknya. Ia memuji-muji Woon Suk agar Shin Mi iri. Shin Mi mulai muak dan berniat pergi. Tae Hee mencegahnya. Suk Bong lalu mencoba bergabung dengan memainkan piano didepan Woon Suk. Mereka sepertinya berkompetisi siapa yang terlihat paling keren. Para wanita hanya melihat mereka dengan kagum.
Tiba-tiba pemilik toko mendatangi mereka dan mengomel karena mereka membaut kegaduhan di tokonya. Lalu mengusir mereka berempat keluar. Tae Hee seperti biasa berteriak-teriak tak terima.Woon Suk sampai mengingatkannya. Tae Hee menyadari kebodohannya dan menjitak kepalanya sendiri. Suk Bong mengajak makan siang. Shin Mi menolak dan langsung pergi. Suk Bong berlari mengejarnya.
Woon Suk memandangi mereka dengan tatapan tajam. Kemudian ia tersenyum dan mengajak Tae Hee makan (Woon Suk tuh emang cocoknya sama Tae Hee. Dia lebih banyak senyum).
Di kantor Suk Bong mengajak Shin Mi makan siang. Shin Mi sedang tidak mood. Ia memilih pulang ke rumah menemui ayahnya.
Presdir Lee sedang di ruang kerjanya memandangi cincin. Shin Mi masuk mengagetkannya. Cincin yang ia pegang terjatuh di atas meja. Shin Mi melihat cincin itu dan langsung mengambilnya. Ia kaget saat melihat lambang dalam cincin itu sama seperti lambang di kalung Suk Bong. Shin Mi bertanya pada ayahnya. Ia malah di bentak oleh Presdir yang nerebut cincin itu dari tangannya lalu pergi.
Di kamarnya Tae Hee memandangi kalung pemberian Woon Suk. Tiba-tiba ia teringat pada Suk Bong saat memainkan piano terlihat ganteng. Tapi ia segera menepis pikiran itu jauh-jauh. Ia mendapat telepon yang mengabarkan pamannya Jeong Tae sudah bisa berbicara.
Presdir berpakaian rapi dan mengatakan akan pergi menyetir sendirian pada Pengurus rumah. Ia mewanti-wanti agar Shin Mi tak tahu ia akan pergi kemana. Tapi diam-diam Shin Mi menguping pembicaraan mereka.
Presdir Lee ternyata mengunjungi teman lamanya Jeong Tae, pria yang di rumah sakit jiwa.
"Maaf saya selalu melakukan hal yang salah padamu dan Chul Min," ucapnya sambil menggenggam tangannya. Presdir Lee dulu sahabat karib dengan Jeong Tae dan Chul Min.
"Apakah anak itu sudah datang?" tanya Jeong Tae
"Maksudmu Choi Suk Bong?"
Di luar Shin Mi menguping pembicaraan mereka. Tae Hee juga datang. Ia melihat Shin Mi dan memanggilnya. Shin Mi berusaha menutup mulutnya, tapi Presdir Lee tahu ada orang di luar.
Shin Mi memandang kesal ke arah Tae Hee dan memberanikan diri masuk. Presdir kaget melihat putrinya ada disana. Ia berpamitan pada Jeong Tae dan mengajak berbicara di luar.
"Ayah tahu siapa ayah Choi Suk Bong yang sebenarnya?" Shin Mi menahan langkah ayahnya. "Apa orang yang bernama Chul Min itu ayah Choi Suk Bong?" tanyanya.
Tae Hee yang berdiri di pintu kaget. Presdir terdiam sambil memandangi wajah Shin Mi
"Shin Mi..." ucap Presdir ragu-ragu.
0 komentar:
Posting Komentar