Lee Seol tidak bisa lagi menahan air matanya, "Kau menghindariku? Kenapa kau menghindariku? Kau sudah melakukan tindakan yang hebat, jadi kenapa kau menghindariku sekarang?!!"
Park Hae Young menahan tangan Lee Seol, "Lepaskan aku.." Lee Seol mencoba menarik tangannya dari cengkraman tangan Park Hae Young, tapi tidak bisa.
"Pelankan suaramu." jawab Park Hae Young.
"Kenapa? Apa kau takut? Kau takut kalau orang lain sampai tau kalau kau adalah orang yang sangat jahat? Kau seharusnya kau tidak melakukan hal seperti itu. Sekarang, apa yang harus aku lakukan pada ibuku? Apa yang harus aku lakukan pada saudaraku? Karenamu, ibuku tidak mau lagi bertemu denganku. Dia tidak ingin bertemu denganku." Tangis Lee Seol semakin menjadi.
"Aku pikir kau sudah pernah mengatakan, kalau kau akan terbiasa dengan hal itu karena kau adalah anak yatim piatu." Jawab Park Hae Young. "Kau bilang, kau sudah terbiasa dengan tidak adanya orang yang menjaga dan melindunginya. Kau bilang, kau sudah terbiasa sendiri. Tapi, kenapa kau mengubah kata-katamu sendiri?"
Lee Seol terdiam.
"Saat kau memutuskan untuk menjadi Princess, seharusnya kau sudah memperkirakan hal ini dengan matang. Ini mengenai citra Princess, jadi biarkan citra itu terlindungi. Kau pikir, orang-orang akan mengatakan hal itu?" tanya Park Hae Young.
"Tidak." jawab Lee Seol dengan pasti. "Aku tidak berpikir bahwa orang-orang akan melakukan atau mengatakan hal itu. Tapi, aku pikir Park Hae Young akan melakukan atau mengatakan hal itu. Alasannya, karena aku sudah tidak memiliki apapun. Jadi, aku berpikir bahwa Park Hae Young dapat melindungiku. Tapi, kenapa kau malah melakukan hal itu? Kenapa kau melakukan hal itu padaku?" Lee Seol sudah membangun kepercayaan pada Park Hae Young, tapi ternyata kepercayaannya itu salah.
Sebagian pelayan mulai membicarakan tentang Lee Seol. Mereka membicarakan hal yang buruk. "Apa Princess gila, kenapa ia melewatkan Press Conference?"
"Dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Aku pikir kita yang akan kena sasarannya. Aku dengar, ia tinggal di luar semalam. Meskipun ia belum begitu dewasa, tapi Princess macam apa itu?"
"Mereka bilang, ia hidup sebagai yatim piatu. Jadi, mungkin ia tumbuh tanpa adanya etika kehidupan yang baik."
Asisten Pribadi Lee Seol tidak terima kalau Princess-nya itu dijelek-jelekan seperti itu. Ia lalu berkata dengan kesal, "Yaa.!! Apa kalian gila.. Apa kau lupa. Kita memasuki istana untuk melindungi dan mengaja Princess. Kau bahkan tidak tau apa yang sedang terjadi. Jadi bagaimana bisa kalian membicarakan Princess dibelakannya. Siapa yang memberi makan kalian??"
"Apa kau gila? Dia pikir dia itu Princess?!" jawab pelayan yang lain.
"Apa?! Kau ingin aku hajar?" Asisten pribadi Lee Seol sangat kesal.
Kalau Ketua pelayan tidak segera datang, para pelayan itu akan adu tinju. haha
"Semua kembali ke tempatnya masing-masing.. Direktur akan segera tiba." jawab ketua pelayan.
Oh Yoon Joo datang, ia segera berkata "Karena semuanya sudah berkumpul di sini, mari kita mulai. Apa diantara kalian ada yang melihat Princess meninggalkan istana kemarin? Kalau ada, tolong jujur padaku dan katakan padaku."
Semua diam, terutama asisten pribadi Lee Seol.
"Tidak ada yang tau? Atau kalian mencoba berpura-pura tidak melihatnya? Aku pikir, tidak ada seorang pun di istana ini yang memiliki kewibawaan dan rasa malu. Apakah karena kalian masuk ke istana karena Princess?" ucap Oh Yoon Joo, ia melirik ke arah asisten pribadi Lee Seol.
"Baiklah, untuk saat ini aku tidak akan membahas lagi masalah itu. Tapi, apapun yang dilakukan Princess, apapun pekerjaan besar atau kecil yang ia lakukan. Apapun yang lakukan, entah itu ia melangkah ataupun terbatuk. Aku harus mengetahui semuanya. Kalau sekali lagi, Princess keluar istana tanpa izin dariku, maka setiap orang dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban. Dan pastikan, kalian berada di pihak ku dan tidak melawanku." ancam Oh Yoon Joo. Mau tidak mau pelayan itu harus mematuhi semua aturan yang dibuat oleh Oh Yoon Joo, aturan yang membuat Lee Seol semakin kesulitan saat tinggal di istana.
Lee Seol senang karena ibunya mengiriminya sms, padahal bukan ibunya yang mengirim sms itu tapi Lee Dan.
Lee Seol terkejut membaca sms yang diterimanya. Isi smsnya :
Mulai dari sekarang, jangan menghubungiku lagi.
Tapi, belum sempat Lee Seol keluar kamar, asisten pribadinya segera mencegah Lee Seol "Yang Mulia, kau akan pergi kemana?"
"Aku pasti akan kembali. Aku harus pergi ke rumah sekrang." jawab Lee Seol dengan terburu-buru.
"Tidak boleh, Princess. Mulai dari sekarang. Setiap kali kau keluar dari istana, kau harus mendapat izin dari Direktur Oh Yoon Joo." jawab Asisten pribadi Lee Seol dengan ragu-ragu. Ia sebenarnya tidak tega untuk mengatakan hal itu.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan melakukan hal itu lain waktu. Aku harus benar-benar pergi sekarang. " jawab Lee Seol.
"Yang Mulia. Kalau kau keluar istana, aku akan melaporkannya pada Direktur. Kalau tidak, aku akan dipecat. Sama dengan pelayan yang lainnya."
"Maafkan aku."
"Yang Mulia. Aku memohon padamu."
Lee Seol paham dengan keadaan asistennya itu, lalu ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah untuk menemui ibunya. Lee Seol berdiam diri di kasur. Asisten pribadi Lee Seol datang untuk mengatakan kalau Oh Yoon Joo ingin menemui Lee Seol. "Yang Mulia. Yang Mulia.. "
"Maafkan aku. Tapi aku ingin sendiri." jawab Lee Seol.
"Bukan begitu, tapi.."
Oh Yoon Joo masuk begitu saja ke dalam kamar Lee Seol, ia berkata "Biarkan aku yang mengatakannya."
"Tolong tinggalkan kami berdua." pinta oh Yoon Joo pada pelayan.
Asisten pribadi Lee Seol mengerti, ia lalu meninggalkan kamar.
"Aku bilang, aku ingin sendiri." kata Lee Seol.
"Kau akan mati." ancam Oh Yoon Joo.
"Apa maksudmu? Sekarang kau membuat hidup seseorang seperti mayat, begitu?" jawab Lee Seol.
"Apa kau pikir, aku melakukan hal itu? Semua ini adalah kelakuanmu. Anak dari mantan narapidana, tidak menghadiri Press Conference. Itu menjadi topik yang paling dicari di Internet. Dan anak perempuan lain dari narapidana mengatakan kalau ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Princess. Aku tidak tau, kapan kau berada di rumah sakit saat tengah malam, tapi sepertinya itu juga sudah menjadi sejarah kematianmu."
"Sejarah kematianku? Kau dapat melihat kalau aku masih hidup. Katakan pada mereka, kalau hal itu tidak benar." jawab Lee Seol.
"Itulah masalahnya. Disamping kau masih bisa hidup sekarang, apa yang dapat membuktikan kalau hal itu tidak benar? Kau kabur dari press conference. Kerajaan sedang dalam masalah. Otoritas Princess?"
"Jadi apa?" tanya Lee Seol kesal.
"Bukankah semua sejarah, paling tidak harus menjadi kenyataan? Ganti bajumu. Pergi ke rumah sakit segera dan berpura-puralah sakit." suruh Oh YoON jOO. Ia menyuruh hal itu, agar terciptanya satu alasan kenapa Lee Seol tidak menghadiri Press Conference.
"Pergilah." Suruh Lee Seol.
"Bangun sekarang juga."
Lee Seol menyuruh Oh Yoon Joo keluar dari kamarnya. "Keluar."
"Kau memanggilku, Yang Mulia."
"Siapkan pakaianku, sesuatu yang rapih." pinta Lee Seol. Asisten itu mengerti lalu segera melaksanakan perintah Lee Seol.
Sekarang, Lee Seol yang memberikan perintah pada Oh Yoon Joo, "Dan kau Direktur Oh Yoon Joo. Dirimu dan semua staff, panggil mereka semua dan suruhlah berkumpul sekarang juga. Sebagai seorang Princess, ada sesuatu yang harus aku katakan."
Karena kesal, ia lalu menelpon asisten pribadinya. "Masuklah." pinta Lee Seol pada asisten pribadinya.
"Kau memanggilku, Yang Mulia."
"Siapkan pakaianku, sesuatu yang rapih." pinta Lee Seol. Asisten itu mengerti lalu segera melaksanakan perintah Lee Seol.
Sekarang, Lee Seol yang memberikan perintah pada Oh Yoon Joo, "Dan kau Direktur Oh Yoon Joo. Dirimu dan semua staff, panggil mereka semua dan suruhlah berkumpul sekarang juga. Sebagai seorang Princess, ada sesuatu yang harus aku katakan."
Seluruh staff terus memperhatikan Lee Seol. Profesor Nam Jung Woo tersenyum melihat apa yang dilakukan Lee Seol.
"Aku tidak tau apa yang seharusnya aku lakukan. Situasi seperti ini tiba-tiba menjadi sesuatu hal yang sangat menakutkan bagiku. Alasanku memasuki istana adalah untuk membersihkan nama baik ayahku. Tapi, sekarang semuanya sudah jelas. Dan ayahku bukan hanya ayahku, tapi ia juga bagian dari sejarah istana. Untuk itu, pembentukan kembali keluarga kerajaan, akan aku lakukan lagi. Dan akan diadakan lagi press conference." ucap Lee Seol dengan tegas.
Oh Yoon Joo menyela, "Hal itu sudah dilakukan."
Lee Seol menjawab, "Jadi, persiapkanlah karena kita akan mengadakan hal itu lagi."
Oh Yoon Joo berbicara dengan Park Hae Young.
Oh Yoon Joo berkata, "Kenapa seperti ini? Apa yang terjadi semalam? Kenapa ia bertindak seperti itu?"
"Itu memang yang akan terjadi cepat atau lambat. Apa yang salah?" jawab Park Hae Young dengan ringan.
"Yang ia rencanakan tidak benar. Demi aku dan kau, hal itu tidak boleh dilakukan." pinta Yoon Joo.
"Lakukan saja. Dan kalau kau memerlukan bantuan, kau bisa menyuruhku." jawab Park Hae Young.
"Sebenarnya apa yang kau rasakan? Apa kau akan benar-benar bermaksud untuk membiarkannya menjadi seorang Princess? Kau dan aku berada di tempat yang sama, begitulah yang aku pikirkan. Bukankah kita di posisi yang sama?" tanya Oh Yoon Joo, memastikan kalau dirinya dan Park Hae Young berada di kubu yang sama.
"Di posisi yang seperti apa?" jawab Park Hae Young. Jawaban yang bagus.. haha.
"Kau bertanya seperti itu karena kau tidak tahu? Apa kau masih ingin menikahiku?" tanya Oh Yoon Joo seraya menahan tangis.
"Bukankah, aku sudah mengatakan padamu, kalau aku tidak memiliki uang, maka aku tidak akan menikahimu. Itulah hal yang paling baik menurutku." jawab Park Hae Young.
"Kenapa hal itu menjadi hal yang paling baik untukmu? Apa itu hanya sebuah alasan agar kau bisa lari dariku? Semua kenangan yang kita jalani bersama, apa itu hanya sebuah lelucon."
"Yoon Joo-ah."
"Kenapa kau memikirkan bahwa yang aku inginkan hanya uang?"
Park Hae Young mengatakan hal yang sebenarnya, "Kau salah paham.. Okay. Itu memang benar karena aku tidak lagi mengharapkanmu, tapi.. aku ingin kau bahagia. Ayahmu sudah mengabdi pada keluargaku. Paling tidak aku harus membayar semua itu padamu."
"Jadi lakukanlah sekarang juga. Aku tidak bermasalah kalau kau menjadi miskin. Jadi lakukanlah sekarang. Kau tidak dapat menjawabnya. Kalau kau menjawabnya nanti, maka tidak akan ada jalan keluar. Dan itu artinya, kau akan beralih pada gadis itu. Apa itu benar seperti itu?" tanya Oh Yoon Joo.
"Aku mengerti apa yang kau pikirkan sekarang, tapi.. Aku tidak akan melakukan apapun padanya. Tidak akan." jawab Park Hae Young.
"Kau mungkin tidak menyadari hal itu. Tapi kau sudah melakukannya."
Lee Seol berada di ruangannya, ia masih gugup dengan apa yang barusan ia lakukan. Profesor Nam Jung Woo masuk ke ruangan Lee Seol. Ia memperhatikan Lee Seol dari kejauhan, lalu tersenyum melihat Lee Seol yang berjalan mondar mandir.
"Baru-baru ini sangat cool." ungkap Profesor.
"Benarkah?" tanya Lee Seol, ia tersenyum.
"Yah..Itu sangat baik." jawab Profesor seraya berjalan menghampiri Lee Seol.
"Aku tidak mau kehilangan apapun. Meskipun press conference akan diadakan lagi, paling tidak aku harus kembali ke rumah dulu. Karena, keluargaku sangat penting ketimbang sejarah negeri ini. Situasi berubah menjadi seperti ini, aku tidak boleh lagi membuat kekacauan." jawab Lee Seol.
"Ada kemungkinan mereka akan bekerja keras.Bisakah kita duduk?" pinta Profesor.
"Ya." Lee Seol tersenyum senang.
"Ini. Jangan lupa. Untuk warga korea, ini adalah sebuah sejarah. Tapi untukmu, ini adalah bagian dari keluargamu." Profesor Nam Jung Woo menyerahkan satu dokumen bersejarah pada Lee Seol.
"Ini tentang kakekku. Aku sudah sibuk dengan urusan ayahku, aku bahkan tidak memikirkan tentang kakekku. Apa kakekku juga memiliki pengaruh besar atas kemerdekaan korea?" jawab Lee Seol. Ia senang sekali bisa mengetahui masa kejayaan kakeknya.
"Kerja kerasnya lebih dari apapun. Dan dia juga merupakan seseorang yang mengakhiri semua persengkataan."
"Apa kau memberikan semua ini padaku?" tanya Lee Seol.
"Tidak." jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Aku menunjukkan, apa yang sudah aku teliti."
"Profesor." Lee Seol tertawa terbahak, lalu kemudian ia menahan tawanya, mengingat dirinya adalah Princess. "Oh, benar. Martabat, martabat."
"Kau sedikit tidak berlaku baik." ucap Lee Seol pada Profesor Nam JUng Woo.
"Whoa, kalau kau berbicara seperti itu, kau sudah seperti layaknya seorang Princess." jawab Profesor.
"Profesor, kau baru saja berpikir bahwa aku sangat cute, bukan?!" terka Lee Seol.
"Oh, ya.. Hatiku berdebar-debar." jawab Profesor.. Hehe..
"Ah, pembohong." Lee Seol kembali tertawa.
"Terimakasih, Professor. Tapi, apa aku benar-benar bisa melakukan hal yang terbaik?" tanya Lee Seol.
"Tentu saja. Kau murid siapa dulu?? Seol, mulai sekarang dan nanti, setiap hidupmu akan diabadikan untuk sejarah untuk kepentingan masa yang akan datang. Seperti sejarah itu." Profesor menunjuk dokumennya. "Jadi, jangan lagi menulis surat cinta. Dan jangan lagi menulis surat kepada seseorang atau mengatakan bahwa -aku merasa seperti di surga.- kepada siapapun. Jangan berbicara seperti itu. Mengerti?"
"Kau datang ke sini, untuk membuatku tertekan kan?"
"Apakah aku sangat berlebihan?"
"Kalau mereka akan menuliskan sejarahku, maka aku harus mengatasi semua masalah."
Lee Seol berada di tempat favoritnya, di sebuah mobil tua. Ia membawa cemilan dan sebuah buku. Lee Seol menulis sesuatu yang aneh. "Judul, meninggalkan forum dengan cepat. Pancaran keinginan. Apa kau tau tentang kas? Menjadi kaya. Bagaimana cara menjadi kaya. Angkat kepalamu pagi-pagi sekali. Mari kita menari."
Lee Seol membuka iPadnya, ia mengecek satu situs. "Ah, buruk sekali.. Aku sudah membuat 300 postingan agar menjadi anggota VIP."
Lee Seol menelpon,
"Aku harus meninggalkan forum dulu. Tapi semua posting yang aku buat, jangan ada yang di delet. Bukan ini bukan seperti itu. Itu hanya gosip mengenai seseorang. Tidak, tidak. Jangan katakan apapun. Tidak bisakah kau hanya mengembalikan keanggotaanku sementara waktu? Ah, semua orang memiliki sejarah dan mereka pasti ingin mendelete salah satunya." Lee Seol terus berbicara di telepon tanpa menyadari Park Hae Young yang datang menghampirinya.
Menyadari Park Hae Young datang, Lee Seol segera menutup telepon. Ia meremas-remas kertas berisi tulisannya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. hahaa..
"Apa ini?" Park Hae Young curiga. Ia mencoba menarik remasan kertas yang ada di mulut Lee Seol.
Lee Seol semakin keras menggigit remasan kertas itu. Semakin keras Lee Seol menggigitnya, semakin keras pula Park Hae Young menariknya. Akhirnya Park Hae Young mendapatkan kertas itu. Ia membuka kertas yang lusuh lalu membacanya.
"Berikan padaku." pinta Lee Seol.
"Tunggu..Apa ini?"
"Kenapa kau membaca note milik orang lain, kembalikan itu padaku." Lee Seol kesal. "Kembalikan itu padaku."
"Kekejaman noona? Apa ini? Judulnya terlihat sangat dewasa. Apa kau menonton video porno?" tebak Park Hae young.
"Aku hanya melihat previewnya.." jawab Lee Seol. "Kau pikir, aku itu kau? Kembalikan padaku!"
"Bagaimana bisa kau mendelete itu semua, huh?" jawab Park Hae Young, ia mengerti bahwa Lee Seol ingin agar pihak web mengatasi masalah mengenai postingannya di situs itu.
Park Hae Young menelpon seseorang untuk mengatasi hal itu, "Oh ini aku. Aku ingin mengirimmu sebuah dokumen baru. Mengenai ID yang telah diregistrasi di sebuah web. Tunggu, apa kau juga menonton video porno dari negara lain juga? Hapus saja semua account ID itu, hari ini harus selesai. Aku serahkan semua ini padamu."
"Kenapa kau baik padaku dan pada akhirnya kau menusukku dari belakang? Apa ada sesuatu lagi yang kau inginkan?" tanya Lee Seol yang mulai curiga. "Atau kau akan mengirimkan seorang pembunuh atau seorang ahli pedang untuk membunuhku saat aku tidur?"
"Berhenti menonton drama dan film porno." ucap Park Hae Young.
"Bukan film porno." jawab Lee Seol. Park Hae Young tertawa.
"Kenapa? Kenapa kau tertawa di depan seseorang yang akan mengambil semua harta warisanmu?"tanya Lee Seol.
"Apa kemampuanmu cukup untuk melakukan hal itu?" tanya Park Hae Young.
"Apakah aku mampu atau tidak, apakah kau ingin melihat hal itu?"
"Kalau kau ingin melihat seberapa kuat sebuah tanaman, kau harus melihat tunasnya terlebih dulu." Park Hae Young berfilosofi.
"Kau tau segalanya. Kenapa kau seperti ini? Yang aku lakukan adalah menjadi seorang Princess."
"Benar. Semua orang di negara kita pasti berpikir kalau Princess negara kita sangat cantik." Park Hae Young memuji Lee Seol kali ini. hahaa..
"Kau.. Apa? Apa yang baru saja kau katakan?"
"Kau cantik." ulang Park Hae Young.
Lee Seol sedikit terkesima, "Kau bilang aku cantik, dan kau akan meninggalkanku lagi seperti waktu itu?"
"Apa hatimu berdebar sekarang?" tanya Park Hae Young.
"Apa kau mencoba mengujiku sekarang?"
"Aku menguji diriku sendiri." jawab Park Hae Young.
Kemudian, Asisten Pribadi Lee Seol datang menghampiri mereka. Ia mengatakan, "Kalian disini. President sedang menunggumu, ia sangat ingin makan malam bersamamu."
"Aku?" tanya Lee Seol.
"Kalian berdua." jawab Asisten.
"Aku mengerti." jawab Park Hae Young.
Lee Seol, Park Hae Young, Oh Yoon Joo, Profesor Nam Jung Woo dan Kakek Park Hae Young berkumpul di meja makan.
Kakek berkata dengan senang, "Setelah mendengar kalau kau akan mengadakan kembali press conference, aku merasa sangat senang."
Lee Seol menjawab. "Aku tau kau sangat mengkhawatirkanku setiap waktu. Tapi, aku pikir kau harus beristirahat lebih banyak sekarang. Aku memang tidak mengetahui, apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi apapun itu, aku akan melakukannya dengan bekerja keras."
"Kau sangat terlihat seperti ayahmu. Kalau kau ingin seperti kakekmu, kau harus bisa menyelesaikan semua yang harus kau selesaikan, Yang Mulia." jawab Kakek.
"Profesor Nam tolong bantu dia." pinta kakek. "Yoon Joo juga, dan kau juga."
"Karena ia adalah muridku, aku akan mengajarkan banyak hal padanya. Dia memiliki kemampuan untuk membuat semua orang dilingkungannya merasa senang." jawab Profesor nam Jung Woo.
"Alasanku memanggil kalian untuk berkumpul makan malam ini adalah untuk membicarakan tentang press conference. Tapi lebih penting, aku akan membahas sebuah masalah. Karena masalah Dae Han Group selalu bisa berdampak buruk bagi Princess. Aku dan kalian semua mengetahui betapa sulitnya untuk mengambil dukungan dari masyarakat. Untuk itulah, aku memanggil kalian ke sini. Seperti yang kalian ketahui, aku sudah tidak lagi memiliki waktu yang banyak. Ada sesuatu hal yang harus kalian lakukan untukku." ungkap kakek.
"Apakah itu?" tanya Oh yoon Joo dengan sopan.
"Hae Young dan Yoon Joo, menikahlah. Kau harus cepat menyusun semuanya dan menetapkan tanggal pernikahan kalian lalu menginformasikannya kepada publik. Dan semua pembicaraan buruk mengenai Park Hae Young dan Princess akan segera berakhir. Dan itu juga menandakan bahwa tidak ada lagi jarak yang memisahkan antara istana dengan Dae Han Group. Kenapa kalian tidak menjawab?" tanya Kakek.
Ucapan kakek itu membuat semua terdiam. Lee Seol dan Profesor menatap Park Hae Young dan Oh Yoon Joo.
Akhirnya, Park Hae Young berkata "Ya. Aku akan melakukan itu. Bukan karena Keluarga kerajaan, juga bukan karena keinginan kakek, karena aku juga mengharapkan pernikahan ini."
Tapi, aneh. Jawaban yang bertolak belakang dilontarkan oleh Oh Yoon Joo, "Tidak. Aku tidak ingin menikahi oppa."
Kenapa tiba-tiba Oh Yoon Joo menolak kesempatannya untuk menikahi Park Hae Young, apa ia masih mengincar Profesor Nam Jung Woo atau ia memiliki rencana besar lainnya?
credit : http://recap-koreandrama.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar