Dae-woong mengatakan pada Mi-ho kalau The Little Mermaid berakhir bahagia dan untuk mempercayai kata2nya, bukan kata2 orang lain. Dengan manis, Dae-woong menyeka air mata Mi-ho ketika dia berkata, “Jadi jangan menangis, nanti akan hujan.”
Mereka bangkit untuk pergi dan Mi-ho meninggalkan buku itu disana. Mereka melewatkan acara pemutaran film jadi Dae-woong mengantre buat mendapatkan tiket untuk film yang lain. Selagi menunggu Dae-woong, Mi-ho melihat pasangan lain yang lagi berkencan lalu dia mulai meniru aksi mereka. Mi-ho melihat gadis itu berdandan dan berkedip pada pacarnya, jadi Mi-ho melakukan hal yang sama pada Dae-woong.
Ketika Mi-ho melihat pasangan itu berbagi satu minuman dengan dua sedotan, dia meneguk habis sodanya lalu dengan diam2 menusukkan sedotannya di minuman Dae-woong, dan manunggu. Dae-woong kaget ketika melihat Mi-ho dan memarahinya karena mencuri sodanya.
Berikutnya, Mi-ho melihat pasangan kekasih yang berjalan bersama dan sang gadis melingkarkan tangannya di pinggang sang lelaki. Jadi Mi-ho mengikuti, meletakkan tangannya melingkari Dae-woong dan menyelipkan tangannya tepat ke kantong Dae-woong. Dae-woong jelas kambali kaget dan dia mendekapkan tangannya pada tangan Mi-ho. Lalu, Mi-ho tersenyum pada Dae-woong. Dia terkejut pada awalnya tapi kemudian Dae-woong tersenyum juga sambil berkata, “Kau tidak bisa menunggu?” Berikutnya, Dae-woong mengeluarkan sosis!
Mi-ho mendapati kegagalan lagi dalam usahanya untuk memulai sebuah hubungan. Tapi selama pemutaran film, Dae-woong berusaha mengeluarkan sepotong jagung dari rambut Mi-ho dan Mi-ho berusaha menguasai tangan Dae-woong selama acara itu berlangsung. Setelahnya, Mi-ho berkata pada Dae-woong kalau kencan itu menyenangkan dan Dae-woong menolak dengan tegas pemakaian kata ‘kencan’ itu. Dae-woong mengatakan kalau ini bukan kencan , ini hanya jalan2 seperti mengajak anjing jalan2. Dan, ketimbang memegang tangan Mi-ho seperti yang dia minta, Dae-woong malah menarik tali tas Mi-ho seperti anjing.
Mereka tiba di toko elektronik mall itu dan Mi-ho kagum pada semua gadget baru yang benar2 aneh untuknya. Dae-woong berhenti di sebuah display dan melihat camcorder yang sangat dia inginkan. Dae-woong terhibur karena Mi-ho merasa semua benda yang dilihatnya sangat menarik. Jadi dia menggunakan kesempatan ini untuk membandingkan jangkauan pengetahuan guru Dong-joo. Dia mengatakan kalau stereo adalah alat untuk membaca pikiran, timbangan adalah alat untuk mengetahui usia dan kalkulator adalah remote manusia. Dae-woong juga mempermainkan Mi-ho dengan vacuum seolah-olah benda itu memakan tangan Dae-woong. Jadi Mi-ho menyelamatkan Dae-woong dengan melempar benda itu dimana benda itu pecah! Dae-woong terpaksa harus membelinya.
Saat sedang menunggu Dae-woong, Mi-ho mendekati sebuah kipas, bermain-main dengan bunyi suaranya serta membiarkan rambutnya terbang. Dae-woong melihat Mi-ho dan berkata pada dirinya kalau dia bodoh bila berpikir Mi-ho akan memakannya. Dae-woong bergumam kalau seperti ini, Mi-ho terlihat seperti gadis normal dan sadar kalau pikirannya tetap lupa – kalau Mi-ho bukan gadis normal. Dia memandangi Mi-ho dan jantungnya mulai berdegup kencang. Dae-woong sekarang melihat Mi-ho dengan cara yang berbeda.
Dae-woong menutup mulutnya sendiri karena sudah berpikir seperti itu lalu dia mematikan kipas dan pergi. Dae-woong tetap memperhatikan Mi-ho ketika dia berjalan dan tahu apa yang dia rasakan. Dae-woong meyakinkan dirinya kalau dia sudah gila karena berpikir kesana.
Hye-in bertemu dengan Byung-soo dan Sun-nyeo, mentraktir mereka makanan untuk mendapatkan info tentang Mi-ho. Hye-in mengetahui kalau Mi-ho tidak bersekolah atau bekerja. Dan karena dia tahu sutradara Ban sedang mengejar Mi-ho untuk peran dalam film, pikiran Hye-in langsung tertuju pada kemampuan stunt Mi-ho yang tidak biasa. Hye-in bertanya-tanya apa malam itu di tempat Dae-woong, Mi-ho sebenarnya melompat dari atap tapi dia lalu menyadari kalau itu adalah hal gila.
Di rumah, Dae-woong memanggang daging sedangkan Mi-ho duduk di depan kipas. Untungnya, keriting Mi-ho tidak permanent, meski begitu dia berharap keriting itu akan bertahan lama. Dae-woong melihat Mi-ho dengan hati2, dan hampir berharap agar Mi-ho tetap melakukan hal2 gila, untuk membebaskan dirinya dari pikiran kalau dia mulai menyukai gumiho.
Mi-ho bertanya kapan mereka akan berkencan lagi dan berkata kalau dia suka melakukan kegiatan bersama Dae-woong dan Dae-woong malah menanyakan Mi-ho pertanyaan yang menjurus, seperti, “Kau menyukaiku karena aku membelikanmu daging, kan? Kau menyukai daging jadi kau menyukaiku.” Dae-woong mengatakan kalau dia akan berhenti membelikan daging, sebab dia berpikir Mi-ho akan memutuskan kalau dia tidak menyukai Dae-woong. Tapi sangat mengecewakan buat Dae-woong sebab Mi-ho berkata kalau itu sangat disayangkan tapi dia akan setuju.
Dae-woong mulai bersikap berlebihan kalau dia adalah gumiho – bagaimana bisa dia begitu sombong padahal Dae-woong tidak akan membelikannya daging sapi? Dae-woong mengatakan kalau Mi-ho seharusnya takut dan mengancamnya – Mi-ho akan menakutkan dan Dae-woong akan ketakutan. Setelahnya, dia akan ingat kalau Mi-ho adalah gumiho dan bukan manusia. Mi-ho berkata kalau dia tidak ingin menakuti Dae-woong lagi dan Dae-woong sebaiknya hanya memikirkan Mi-ho sebagai manusia saja. Dae-woong tidak bisa menerima itu, “Kau gumiho! Kau harus berbuat sesuai dengan ekormu. Kau punya sembilan ekor!”
Dae-woong meminta Mi-ho untuk melakukan bagian itu, jadi mereka mulai beraksi mengambil daging Mi-ho dan Mi-ho mengamcam akan memakan Dae-woong dan mengambil nyawanya. Dae-woong pergi tidur sambil bernyanyi pada dirinya sendiri kalau garis itu harus tetap diperjelas dan mengulangi berkali-kali, “Gumiho, gumiho…”
Dong-joo bangun dari mimpi buruknya tentang cintanya yang hilang yang mirip dengan Mi-ho yang terjadi berabad-abad lalu. Dalam mimpinya, gadis itu mengatakan pada Dong-joo kalau kalau dia sudah jatuh cinta pada seseorang dan menanyakan cara untuk bisa menjadi manusia. Dong-joo lalu mengatakan pada gadis itu untuk membunuh pria yang dia cintai yang tentu saja tidak bisa dia lakukan. Gadis itu malah meminta Dong-joo untuk membunuhnya saja dan Dong-joo menurut. Dong-joo terbangun dengan gemetaran dan menangis.
Dae-woong meletakkan sebuah papan penghitung untuk mengetahui sisa hari dari kontrak mereka. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kalau ini akan membantu semua hal kembali seperti semula. Dia mencoba sebaik mungkin untuk menjaga jarak antara dirinya dengan Mi-ho. Dae-woong menjelaskan pada Mi-ho kalau ini adalah jarak hubungan mereka dan saat 100 hari berakhir, dia tidak akan menyusahkan dirinya dengan kemana Mi-ho pergi atau apa yang Mi-ho lakukan. Dae-woong pergi dan Mi-ho melambaikan tangan. Dae-woong meminta Mi-ho melambai dengan sikap mengancam dan Dae-woong bersikap seperti manusia yang ketakutan serta berjanji akan membawakan daging sapi. Mi-ho memberengut pada sikap dingin Dae-woong ini.
Mi-ho bertemu dengan Guru Dong-joo dan bertanya apakah dia harus memberitahukan Dae-woong kalau dia ingin menjadi manusia. Dong-joo mengatakan kalau Mi-ho seharusnya tidak mengharapkan perasaan Dae-woong sebab dia tidak punya hal2 yang manusia inginkan – uang, bakat, cara mendapatkan uang dan sebagainya. Dong-joo berujar dengan marah bahwa dia tidak bisa mengerti kenapa Mi-ho ingin berhenti menjadi makhluk special, yang kuat, dan malah menjadi manusia yang rendah. Mi-ho bertanya apakah Dong-joo baik2 saja dan meletakkan tangannya di pipi Dong-joo lalu bertanya dengan manis apa Dong-joo sedih. Air mata Dong-joo mengalir tapi dia berkata tidak apa2. Mi-ho menawarkan jus sayuran yang dia simpan untuk Dae-woong pada Dong-joo lalu pergi.
Hye-in dan Dae-woong mendapat telpon untuk bertemu dengan sutradara Ban dan selagi menunggu di kantor Doo-hong, Hye-in mengeluarkan beberapa jurus untuk memecah kebekuan diantara dirinya dengan Dae-woong. Hye-in dengan sengaja menyandung dan terjatuh karena DVD dan mereka lalu menyusun DVD itu selagi menunggu Ban. Ini cukup untuk membuat mereka bisa berbaikan lagi.
Mi-ho kembali ke departemen store dan memandangi camcorder yang Dae-woong inginkan. Mi-ho mengkhayalkan tentang membelikan benda itu untuk Dae-woong dan memperoleh rasa hormat Dae-woong sebagai manusia serta di saat yang bersamaan membuat Dae-woong bahagia.
Di rumah, Dae-woong melihat cincinnya dan calendar, mendesah kalau masih tersisa 93 hari. Waktu berjalan begitu cepat dari yang dia kira. Dia heran kenapa Mi-ho tidak di rumah jadi dia menelponya. Tapi Mi-ho sedang sibuk mencuci piring di restoran jadi dia bisa mendapatkan uang untuk membelikan camcorder untuk Dae-woong. Sedangkan, Dae-woong duduk di rumah. Menunggu dan menunggu serta semakin kesal pada pikiran kalau Mi-ho mungkin nongkrong di tempat Dong-joo.
Dae-woong bahkan mempertimbangkan untuk menelpon Dong-joo tapi membatalkannya untuk menyelamatkan harga dirinya. Mi-ho akhirnya menelpon balik dan kekhawatiran terdengar di suara Dae-woong. Dia bertanya Mi-ho ada dimana tapi yang Dae-woong dapat adalah jawaban singkat, “Aku sibuk. Jangan menelponku. Jangan menungguku.” Mi-ho menutup telponnya untuk kembali bekerja yang membuat Dae-woong terpaku lalu berteriak pada hp-nya dengan penuh rasa tidak percaya. Dae-woong berkata, “Lihat saja apa aku akan menelponmu lagi!” Lalu, dia menunggu Mi-ho semalaman.
Dae-woong menelpon Mi-ho lagi. Mi-ho: “Kenapa kau menelponku lagi? Aku sibuk.” Dae-woong: “Kau seorang gadis dank au sudah keluar semalaman!” Mi-ho: “Woong, aku gumiho.” Dae-woong mendapati dirinya lupa lagi dan bersumpah kalau dia tidak akan menelpon lagi. Dae-woong mengeluarkan baterai hp nya dan pergi tidur.
Dae-woong bangun di pagi hari dan menemukan Mi-ho sudah di rumah tapi Mi-ho sudah bersiap-siap untuk pergi lagi. Dae-woong berkeras kalau saat ini dia bukan sedang menunggu atau apa tapi dia hanya ingin tahu apa yang Mi-ho lakukan. Mi-ho tidak punya waktu untuk berbincang dan bergegas pergi dengan mengatakan kalau dia sibuk. Sekarang semuanya terbalik. Dae-woong yang menunggu Mi-ho sekarang. Dia makan sendiri dan mengeluh kalau Mi-ho terlambat lagi hari ini. Dae-woong mendesah dalam waktu dia menyilang tanggal di calendar. Dae-woong menelpon Mi-ho tapi kali ini Mi-ho mematikan hp-nya.
Dae-woong bangun di pagi hari untuk mendapati kalau Mi-ho bahkan tidak pulang tadi malam. Dia berpikir untuk menelpon Dong-joo tapi dia memutuskan kalau dia tidak bisa melakukan itu dan kemudian, Mi-ho masuk. Dae-woong menarik pergelangan tangan Mi-ho dan minta diberitahu dia kemana saja, “Apa kau bersama Dong-joo selama ini?” Mi-ho tersenyum dan akhirnya menyerah. Dia memang bersama Dong-joo. Dae-woong bertanya apakah Mi-ho akan pergi tiap malam dan tanpa basa-basi, Mi-ho menjawab kalau dia akan ke tempat Dong-joo, “Kalau kau sapi biasa, Dong-joo adalah sapi liar!”
Ini tentu saja sebuah mimpi tapi sudah memberitahu segalanya. Dae-woong bangun dan memaki dirinya karena sudah bermimpi seperti itu. Dae-woong memutuskan ini karena dia telah menunggu gumiho – semua ini menyebabkan dia memimpikan mimpi sapi aneh itu. Dia lalu menyilang tanggal di calendar lagi dan meyakinkan dirinya kalau dia sebaiknya tidak membebani diri dengan memikirkan Mi-ho.
Mi-ho menghitung uang dengan ajumma penjual ayam dan merengus kalau mencari uang itu susah. Ajumma mengatakan kalau Mi-ho adalah tukang makan yang hebat, jadi dia punya pekerjaan bagus untuk Mi-ho. Ajumma mengajak Mi-ho ke tempat syuting sebuah acara home shopping dimana mereka sedang membuat iklan tentang daging sapi. Yang hanya harus mereka lakukan adalah makan – pekerjaan yang sangat sempurna buat Mi-ho. Dia melakukan pekerjaan itu dengan gembira dan Dae-woong melewatkan penampilan perdana Mi-ho di televise, di saat dia sedang bertanya-tanya dimana sebenarnya Mi-ho.
Byung-soo melihat Mi-ho di tv dan Dae-woong shock serta terganggu melihat Mi-ho sebab dia ternyata punya waktu untuk dirinya sendiri. Dae-woong melihat sutradara Ban dan bibi Min-sook berjalan masuk jadi dia menghalangi tv dari penglihatan mereka. Dia lalu pulang ke rumah dan mendapati Mi-ho sedang menunggunya. Mi-ho mengatakan kalau rasanya sudah seabad mereka tidak bertemu dan dia sangat merindukan Dae-woong. Hal itu membuat Dae-woong tenang sedikit tapi kemudian dia mengatakan kalau Mi-hi bersenang-senang di tv dengan ajumma penjual ayam serta meluangkan waktu dengan Dong-joo tapi tidak bisa mengangkat hp-nya sama sekali.
Mi-ho berkata kalau terlalu banyak piring jadi tidak bisa menjawab hp-nya. Dia mengatakan pada Dae-woong kalau dia bekerja keras untuk mendapatkan uang, jadi dia bisa membelikan Dae-woong benda yang paling Dae-woong inginkan – benda yang Dae-woong pilih waktu itu setelah nonton film. Dae-woong begitu terkesan pada Mi-ho dan tersenyum. Mi-ho berkata kalau Dae-woong akan sangat terkejut pada hadiahnya dan berlari ke atas untuk mengambilnya.
Dae-woong menunggu sambil terkekeh dan berkata kalau tidak ada kejutan bila Mi-ho memberitahukan apa hadiahnya. Mi-ho melompat dari atas dengan riuh dan memberikan Dae-woong… spanduk iklan camcorder yang sangat Dae-woong inginkan! Dae-woong tahu kenapa pikiran Mi-ho menerjemahkan sesuatu dengan cara seperti ini dan Dae-woong sama sekali tidak memberitahu Mi-ho kalau dia membelikan hadiah yang salah. Dia bahkan memuji kemampuan Mi-ho memberikan hadiah dan mengatakan kalau dia akan meletakkan hadiah itu di samping tempat tidurnya. Ini adalah hal yang paling dia inginkan.
Dae-woong bertanya pada Mi-ho apakah susah mencari uang. Ketika Mi-ho mengatakan berapa pemilik restoran itu membayarnya untuk mencuci piring, Dae-woong kaget dan langsung menuju ke restoran itu untuk bertemu dengan pemiliknya dan memberikan sedikit ceramah. Dae-woong mendapatkan sisa gaji Mi-ho dan memberikan uang itu padanya. Mi-ho mengatakan kalau pria itu pasti sudah memanfaatkan dirinya karena dia terlihat bodoh. Tapi Dae-woong menjamin kalau Mi-ho tidak bodoh. Dia hanya berbeda karena dia gumiho. Dae-woong meminta Mi-ho untuk tidak membiarkan ekornya terkulai.
Hye-in membelikan dirinya sebuah camcorder dan membelikan satu akhirnya untuk Dae-woong. Sun-nyeo memberikan sebuah info pada Hye-in: Dae-woong belum sembuh benar dari kecelakaannya tapi dia terus bekerja demi cinta karena Mi-ho. Hye-in tidak suka pada fakta itu. Dae-woong menuju studio untuk melakukan tes kostum dan meminta Mi-ho untuk menunggunya. Nanti malam, dia juga akan mengajak Mi-ho makan di luar. Mi-ho gembira dan berkata, “Kencan?” Dae-woong mengatakan kalau ini acara jalan2 dan Mi-ho langsung mengkerut.
Sutradara Ban dan Min-sook kembali dari kencan makan siang dan bibi melingkarkan tangannya pada Doo-hong saat mereka berjalan bersama. Tapi kemudian Sun-nyeo muncul bersama Hye-in dan Doo-hong ketakutan. Dia mendorong Min-sook dengan kekuatan yang bisa dibilang besar hingga bibi terpelanting beberapa lantai dan akhirnya mendarat di lantai. Sun-nyeo mendekat ayahnya dan Doo-hong sama sekali tidak bisa mempengaruhi dirinya untuk memperkenalkan Min-sook di depan putrinya. Min-sook sangat menderita karena janjinya.
Hye-in kebetulan melihat Min-sook dan bertanya apa bibi baik2 saja. Min-sook mengenali wajah Hye-in dari hp Dae-woong dan bertanya apa dia pacar Dae-woong. Hye-in mengatakan kalau dirinya hanya teman tapi ketika Min-sook mengaku kalau dia tahu sedikit tentang pacar Dae-woong, Hye-in melihat sebuah kesempatan. Hye-in berkata bohong kalau bukan dia yang menilai tapi dai berpikir kalau Mi-ho menempel Dae-woong dengan sebuah rencana untuk mendapatkan uangnya. Hye-in mengatakan pada Min-sook kalau Dae-woong cedera serius tapi terus melakukan syuting film atas permintaan Mi-ho.
Hye-in bangkit dan bangga pada dirinya yang pintar menangani masalah tapi kemudian dia ketakutan sebab ada Mi-ho di belakangnya. Mi-ho berhadapan dengan Hye-in dengan kebohongannya itu dan saat Hye-in membela diri, Mi-ho malah menakuti Hye-in. Gadis jahat ini pergi dengan jengkel dan berharap seharusnya dia berkata lebih banyak. Hye-in memutuskan untuk menggunakan camcorder itu untuk mengirim pesan pada Mi-ho. Pesan itu dikirim ke rumah dan Mi-ho membukanya dan sadar kalau ini sebenarnya yang dinginkan Dae-woong. Mi-ho memandangi hadiahnya dan sadar betapa dangkalnya dirinya.
Di tempat lain, bibi Min-sook mengatakan pada kakek tentang kecelakaan yang terjadi pada Dae-woong serta keterlibatan Mi-ho dalam mendorong Dae-woong untuk tetap main film yang bertentangan dengan nasehat dokter. Kakek marah. Mi-ho pergi untuk menemui Dong-joo dan dia berkata kalau dia tahu bila dia adalah makhluk yang berbeda tapi hari ini dia sadar kalau dia sangat bodoh. Dong-joo memberitahu Mi-ho kalaupun dia menjadi manusia, dia tidak akan bisa bersama Dae-woong. Dengan orang lain, yang berpikir kalau Mi-ho bodoh atau ketinggalan, Mi-ho bisa belajar dan banyak tahu. Tapi dengan Dae-woong, yang tahu kalau Mi-ho berbeda, semuanya tidak akan berhasil. Mi-ho menunduk kalah.
Saat Dae-woong menyelesaikan pekerjaannya, dia menolak ajakan Byung-soo untuk keluar. Dia berkata kalau dia menerima hadiah dari Mi-ho jadi dia akan membawakan daging untuk Mi-ho di rumah. Byung-soo heran sebab Dae-woong membawakan daging ketimbang bunga. Dae-woong berkata, “Mi-ho-ku berbeda.” Dia mengatakan kalau Mi-ho tidak suka bunga. Atau… tunggu. Dia sadar kalau dia benar2 tidak tahu sebab dia tidak pernah bertanya.
Jadi Dae-woong pulang ke rumah sambil membawa buket bungan raksasa. Dia berhenti di depan pintu masuk dan berpikir kalau sedikit aneh memberikan bunga pada gumiho tapi kemudian dia melihat spanduk camcorder-nya di tempat sampah. Dae-woong membawanya masuk dan melihat hadiah Hye-in, serta sadar kalau Mi-ho sudah tahu hadiahnya bukan hadiah yang Dae-woong inginkan.
Mi-ho pulang malam itu dan kaget waktu berjalan di ruangan yang gelap. Di tengah2 ruangan, hanya ada sebuah cahaya di atas spanduk camcorder. Dae-woong keluar dari balik spanduk itu dan bertanya kenapa Mi-ho membuangnya. Mi-ho berkata kalau bukan benda itu yang Dae-woong inginkan. Dae-woong mengakuinya – itu bukan apa yang dia inginkan tapi spanduk itu hadiah dari Mi-ho jadi sekarang itu yang dia inginkan dan dia akan belajar menyukainya.
Setelah itu, Dae-woong memberikan bunga pada Mi-ho yang membuatnya senang. Mi-ho berkata kalau dia menyukai bunga itu. Dae-woong terkejut melihat bahwa berlawanan dengan dugaan awalnya, Mi-ho menyukai bunga seperti gadis biasa. Dae-woong berkata kalau dia tidak tahu sebab Mi-ho berbeda tapi dia senang karena Mi-ho menyukainya. Mi-ho masih tetap bertahan pada fakta kalau dia tidak memberikan Dae-woong hadiah yang tepat. Dae-woong membenarkan Mi-ho – Mi-ho salah soal itu sama seperti Dae-woong salah soal apa yang Mi-ho sukai dan tidak sukai. Dae-woong berkata kalau mereka akan memperbaiki semua itu dengan belajar tentang satu sama lain dan hidup dengan menyamakan selera mereka. Mi-ho berkata kalau mulai dari sekarang dia akan bertanya segala hal pada Dae-woong. Dan dia langsung memulainya.
Mi-ho: Sekarang, seberapa besar rasa takutmu padaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak takut padamu sama sekali. Aku hanya berpura-pura sebelumnya.
Mi-ho: Apa kau benci tinggal bersamaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak membencinya. Aku rasa aku mulai terbiasa denganmu.
Mi-ho: Kalau begitu… mulai dari sekarang… apa mungkin kalau kau mulai menyukaiku? Meski aku berbeda darimu, tidak bisakah kau menyukaiku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak takut padamu sama sekali. Aku hanya berpura-pura sebelumnya.
Mi-ho: Apa kau benci tinggal bersamaku?
Dae-woong: Sejujurnya, aku tidak membencinya. Aku rasa aku mulai terbiasa denganmu.
Mi-ho: Kalau begitu… mulai dari sekarang… apa mungkin kalau kau mulai menyukaiku? Meski aku berbeda darimu, tidak bisakah kau menyukaiku?
Dae-woong memandangi wajah Mi-ho. Dia menelan ludahnya dan saat dia mulai berpikir kalau dia mungkin bisa mulai menyukai Mi-ho, sebuah daun jatuh dari buket itu dan Dae-woong menangkapnya dengan tangannya.
Dae-woong menepuk daun itu dan akan menjawab… Ketika kakek tiba2 masuk dan memecah saat2 berharga itu. Kakek mengumumkan kalau semuanya sudah berakhir – mereka harus berpisah. Kakek membentak Dae-woong agar dia mengemasi barang2nya.
0 komentar:
Posting Komentar