Rabu, 16 Februari 2011

The Painter Of The Wind eps 1

Background
Tahun 1766, Departemen Seni Lukisan Dinasti Joseon (Dohwaseo), Kang Soo Wan ingin menghadiahkan “Saesun” (Cucu Mahkota yang nantinya menjadi raja Jeongjo), sebuah potret dari ayahnya Putra Mahkota Sado (yang terkenal karena gila dan suka membunuh) Ia secara sembunyi-sembunyi menyuruh seorang pelukis dari Dohwaseo, Seo Jing, untuk melukis potret tersebut, tetapi pelukis tersebut terbunuh. Investigasi dari pembunuhan Seo jing dan istrinya tidak mendapatkan hasil. Putri Seo Jing pun dikabarkan menghilang.
Pelukis Dohwaseo yang lain, Kim Hong Do mendapat kabar tentang pembunuhan sahabat baiknya, ia mencoba melacak tapi tetap tidak ada hasil. Tetapi ia menemukan sebuah lukisan potret dengan wajah yang belum dilukis.

10 tahun kemudian, Kim Hong Do kembali untuk mengepalai Dohwaseo dan mengajar siswa magang disana. Setiap tahun ia berharap dapat menemukan seorang pelukis yang berbakat. Tahun ini ia kecewa, karena semua siswa magang mempunyai bakat yang standar. Tapi ada satu orang yang menarik perhatiannya.
Shin Yoon Bok seorang pelukis berbakat yang menyamar menjadi seorang pria untuk mencari pembunuh ayahnya dan bertemu Kim Hong Do, seorang pelukis terkenal yang mengajarinya menjadi pelukis yang hebat. Kim Hong Do adalah orang yang mengajari Shin Yoon Bok melukis dan mereka menjalin persahabatan yang erat sebagai guru dan murid.

Adegan Pembuka

Kim Hong Do berjalan menuruni bukit sambil bercerita. Terlihat adegan Shin Yoon Bok sedang melukis sebuah potret, ia terlihat mengenakan pakaian pria dan wanita secara bergantian. Kim Hong Do pergi ke sebuah rumah. Ketika ia membuka pintu, Shin Yoon Bok mendongak. Ia masuk kedalam rumah yang kosong. Ini terlihat bahwa mereka berdua berada pada waktu yang berbeda. Di rumah kosong itu tertinggal sebuah lukisan diri dari Shin Yoon Bok yang berpakaian hanbok. Kim Hong Do menyentuhnya dengan perasaan dan menangis kehilangan. 
Kim Hong Do:”Aku akan mulai bercerita tentang seseorang. Jika aku memikirkannya aku akan merasa senang dan berbahagia, tapi jika aku kehilangannya, aku merasa sakit dan sedih. Ia adalah muridku, guruku, sahabatku juga cintaku.

Episode 1 – Perjalanan Melukis Dari Kehidupan

Departemen seni Lukis (Dohwaseo), tahun 1777 tahun pertama pemerintahan Raja Jeongjo
 (Tahun tersebut juga tahu pemerintahan Kaisar Qian Long dari Dinasti Qing, 1711 – 1799, Qian Long adalah pelindung utama seni dan ia juga seorang ahli yang hebat di bidang seni dan sastra. Pada saat itu pertukaran budaya berkembang pesat)
Di Dohwaseo sedang diadakan suatu lomba, yaitu lomba membuat garis panjang tanpa terputus dengan menggunakan kuas yang besar. Yang terpanjang adalah pemenangnya. Hadiahnya berupa batu tinta dan kuas ( Ada 4 barang penting bagi pelajar dan pelukis yaitu batu tinta, kuas (pena), kertas dan tongkat tinta. Ada juga beberapa barang tambahan yaitu tempat kuas (pena), tempat tinta, pemberat kertas, kotak segel dan segel).
Pesertanya adalah Jang Hyo Won grup biru dan Shin Yoon Bok grup merah. Teman-temannya menyoraki dan  bertaruh atas keduanya.
Pertandingan dimulai, mereka mulai menggoreskan  tinta dengan kuas besar ke atas kertas yang disusun memanjang. Mereka saling memandang sambil terus menggoreskan tinta.

Karena terlalu banyak bicara Jang Hyo Won tidak tahu kalau tintanya habis. Shin Yoon Bok  langsung berhenti dan berkata,”Kamu benar-benar orang yang banyak bicara Sheng Tu Jang (siswa magang Jang), terima kasih.”
Yoon Bok tersenyum dan melangkah pergi. Hyo Won sadar kalau ia kalah. Yoon Bok mengambil hadiahnya, Hyo Won mencegahnya karena kuas itu sebenarnya milik ayahnya. Yoon Bok tetap ingin memiliki hadiah tersebut. Akhirnya mereka berdua berkelahi.
Yang lain mencoba memisahkan mereka sampai ada suara terdengar. Suara itu adalah suara Shin Hang Pyeong, ayah angkat Shin Yoon Bok. Di Dohwaseo Shin Hang Pyeong mempunyai pangkat Il Chul. Shin Yoon Bok juga mempunyai seorang kakak laki-laki yang juga sedang magang di Dohwaseo. Namanya Shin Young Bok

Shin Hang Pyeong mengajak murid-muridnya untuk melukis di luar.
Di suatu paviliun seorang pelukis sedang mewarnai naga. Seseorang datang (ia adalah Bal Hae, kepala sekolah Dohwaseo dengan pangkat Pil Chul) dan bertanya, dimana murid-murid? Pelukis:”Ini adalah  musim panas jadi murid-murid sedang melakukan perjalanan untuk melukis (Wei You Sa Sheng = melukis di luar ruangan). Pil Chul marah, karena seharusnya mereka menyelesaikan lukisan naga dulu.

Di sungai, Shin Hang Pyeong sedang mengajar para siswa magang. Yoon Bok melihat sekeliling dan memakai kuasnya untuk mengikuti kontur bukit. Tapi pandangannya terhenti ketika ada rombongan gisaeng yang sedang lewat. Murid magang pun ribut dan melihat mereka, begitu pula dengan Shin Hang Pyeong. Yang kemudian sadar dan memarahi muridnya. Yoon Bok memandang gisaeng yang ada diurutan belakang (pertemuan pertama dengan Jeong Yang).
Shin Hang Pyeong memberi tugas melukis bebas yang harus diserahkan saat matahari terbenam. Semua berpencar untuk mencari obyek lukisan. Shin Hang Pyeong menyuruh Young Bok untuk menjaga adiknya.

Seorang wanita bangsawan yang memakai jubah (sugechima) dan seorang wanita menyambutnya dengan hormat. Ia adalah Ibu Suri Jeong Sun. Di sebuah ruangan seorang pria yang memakai topi jemari menyambutnya. Mereka dibatasi tirai bambu. Pertemuan ini adalah pertemuan rahasia dengan kenalan lama.
Di luar, Yoon Bok sedang mencari obyek lukisan dan kesal karena kakaknya selalu mengikutinya. Ia meminta kakaknya meninggalkannya. Young Bok tidak mau. Yoon Bok akhirnya sembunyi dan Young Bok meninggalkannya.

Yoon Bok bersembunyi dibalik pagar. Ia mengintip dan melihat seorang wanita bangsawan sedang berjalan sendirian (Ibu Suri Jeong Sun). Yoon Bok terpesona melihat kecantikannya dan mulai melukisnya. Ia melukis dengan detail, pemandangan sekitarnya, rambutnya, lehernya, baju, topi jerami yang dibawa dibelakang punggung bahkan tahi lalat yang terletak di belakang telinga.

Seorang dayang mengajak Ibu Suri pergi tapi ia melihat Yoon Bok sedang melukis, maka ia menyuruh pengawal untuk mengejarnya. Yoon Bok lari menuju pasar dan bersembunyi di toko kain ketika seorang gisaeng menatapnya. Ternyata ia menginjak kain yang dilihat gisaeng tersebut (Jeong Hyang). Yoon Bok meminta Jeong Hyang untuk tidak bersuara. Tapi Jeong Hyang malah memanggil seseorang di luar toko. Yoon Bok panik, ia melihat keluar, ternyata tidak ada orang. Ia hanya dikerjai oleh Jeong Hyang. Mereka berpisah saling menatap dengan minat (Yoon Bok kaya lesbian, masa suka perempuan??).

Saat itu Raja Jeongjo sedang mengadakan upacara ritual untuk meminta hujan.
Ibu Suri Jeong Sun segera kembali ke istana dan berganti pakaian. Seorang dayang masuk. Ibu Suri menanyakan apa mereka sudah menangkap pelukis itu. Mereka tidak dapat menemukannya. Ibu Suri marah, ia penasaran apa yang dilukis oleh pelukis muda itu. Ia khawatir jika ketahuan melakukan pertemuan rahasia saat Raja Jeongjo sedang mengadakan upacara maka Raja akan marah.
Semua murid magang kembali ke Dohwaseo. Mereka membicarakan hasil lukisan hari ini. Yoon Bok berpendapat melukis diluar berarti mereka bebas memilih topik apa saja. Siswa magang yang lain tidak setuju, karena kalau kita salah memilih topik, maka nyawa kita bisa hilang. Itu biasa terjadi di Dohwaseo. Yoon Bok mulai merasa khawatir.

Di istana, kamar Ibu Suri Jeong Sun, Raja Jeongjo dan Ibu Suri sedang minum teh. Raja menanyakan apa yang dilakukan Ibu Suri ketika ia pergi. Ibu Suri berkata ia hanya tinggal di istana saja. Raja Jeongjo kemudian memberikan hadiah sebuah kompas dari Qing dan berkata,”Dimanapun Ibu Suri berada kompas ini akan menunjukkan arah.”
Setelah Raja Jeongjo pergi, seorang dayang datang melapor, ia telah mengetahui bahwa pelukis muda tadi adalah seorang siswa magang di Dohwaseo. Ibu Suri memerintahkan untuk mengambil semua lukisan yang dibuat hari ini untuk dibawa ke istana.
Malam itu, pelayan istana mengambil semua lukisan di Dohwaseo. Pil Chul mencoba mencegah, tapi terdiam setelah pelayan tersebut mengatakan bahwa ini perintah dari Ibu Suri. Setelah mereka pergi, Pil Chul berkata:”Mereka tidak akan memaafkan orang yang membuat masalah ini.”

Di istana, Ibu Suri Jeong Sun sedang memilah-milah lukisan. Akhirnya ia menemukan lukisan yang dimaksud dan menyuruh pengawal untuk membawa pelukisnya ke istana.
Pengawal menuju Dohwaseo dan menemui Pil Chul karena ingin bertemu dengan pelukisnya. Pil Chul memandang lukisan itu dan berkata pelukisnya akan susah ditemukan karena siswa magang belum boleh memberikan stempel pada lukisannya. Jadi semua lukisan tanpa nama. Shin Hang Pyeong curiga kalau pelukisnya salah satu muridnya, karena mereka melakukan kegiatan melukis di luar hari ini. Setelah guru melihat lukisan tersebut mereka mengkatagorikan lukisan itu sebagai lukisan chunhwa (lukisan porno) dan pelukisnya harus segera ditemukan.

Shin Hang Pyeong menghukum muridnya agar mengaku. Tapi tak seorang pun mau. Akhirnya Yoon Bok berkata,” Guru, pelukisnya adalah aku”. Tapi Shin Hang Pyeong tidak mempedulikannya. Akhirnya siswa magang disuruh menemuinya satu persatu didalam kamar.Ia mewawancarai satu persatu, ketika giliran Yoon Bok tiba. Ia berkat Ayah, lukisan itu.....Shin Hang Pyeong:”Ya, kamu bisa mengira siapa yang melukisnya. Tapi ini masalah yang sangat penting, karena ini menyangkut Ibu Suri. Yoon Bok:”Ibu Suri?” Shin Hang Pyeong,”setelah kita menemukan pelukisnya, Dohwaseo akan kembali normal. Jadi jangan terlalu kau pikirkan.” Kayaknya Shin Hang Pyeong masih ga mau tahu kalau Yoon Bok yang melukisnya.
Malam itu Yoon Bok bersiap tidur. Ia sekamar dengan kakaknya. Mereka mendiskusikan lukisan itu. Young Book berkata bahwa mereka tidak boleh melukis seorang wanita. Yoon Bok tidak setuju, karena kalau ada wanita cantik lewat, para pria pasti akan membicarakannya. Young Bok berkata bahwa melihat wanita akan membuat hatimu menjadi berdebar. Yoon Bok mengira kakaknya sedang menyukai seseorang. Young Bok hanya diam, Tapi Yoon Bok terus memaksa agar dia mau bercerita. Akhirnya Young Bok menyuruhnya tidur. Setelah tertidur, Young Bok memandang adiknya dengan penuh perasaan. Young Bok kayaknya suka sama Yoon Bok, coz ia tahu gendernya kan.
Di kamar Ibu Suri Jeong Sun. Ia marah karena dayang-dayangnya tidak dapat mengetahui identitas pelukis dirinya. Dayangnya beralasan bahwa siswa magang di Dohwaseo berasal dari keluarga pelukis yang terpandang (juga bangsawan). Jika pihak Dohwaseo melindunginya, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Ibu Suri menyuruh mereka menekan pihak Dohwaseo bahwa sebelum upacara ritual selesai, mereka harus menemukan orang itu.
Di Dohwaseo, guru-guru sangat bingung. Mereka benar-benar tidak tahu siapa yang melukis, sedangkan Ibu Suri Jeong Sun mengancam akan menginterogasi siswanya satu persatu (interogasi jaman Joseon sangat mengerikan karena mereka disiksa sampai hampir mati), apabila pelakunya diketahui ia akan dihukum berat. Salah seorang guru mengusulkan untuk mencari Kim Hong Do karena ia mempunyai pengetahuan yang luas dan pandangan yang tajam. Pil Chul menolak karena ia sangat disukai oleh Raja Jeongjo (takut jadi kehilangan kekuasaan?)

Raja Jeongjo sedang berjalan-jalan dengan Ibu Suri Jeong Sun. Ia bertanya kenapa ia menempatkan penjaga di Dohwaseo. Ibu Suri berkata bahwa ada seorang siswa magang yang melukis Chunhwa. Raja Jeongjo mengusulkan seseorang untuk menemukan pelakunya, ia adalah Tam Won (nama pena Kim Hong Do)

Di sebuah lereng gunung, Kim Hong Do memakai baju kamuflase dan sedang mengendap-endap melihat harimau. Ia mempelajarinya dan melukisnya. Harimau itu melihatnya dan mengejarnya. Sampai dipinggir air terjun, Kim Hong Do bingung ia tidak mempunyai jalan lain, akhirnya melompat ke dalam air. Ia masuk kedalam air yang dalam dan hampir tenggelam. Dalam mimipinya ia melihat seorang wanita dengan hanbok mengulurkan tangannya dan memegangnya. Ternyata yang dipegangnya adalah tongkat yang digunakan oleh seseorang untuk menolongnya.

Orang itu membantunya naik ke pinggir sungai. Ternyata disana ada pengawal kerajaan yang membawa perintah kerajaan dari Raja Jeongjo untuk pergi ke Dohwaseo dan menempati posisi sebagai guru. Mereka kembali ke Hanyang naik kuda. Sesampainya di sana Kim Hong Do ingin membeli kacamata, karena kacamatanya terjatuh ketika ia dikejar harimau.

Kim Hong Do sedang memilih-milih kacamatanya, sedangkan Shin Yoon Bok sedang mencari frame untuk melukis. Karena butuh waktu untuk membuat, ia melihat-lihat lukisan yang baru datang.  Ia melihat lukisan yang menarik, pemiliknya berkata bahwa itu lukisan asli dari Tam Won dan sudah ada yang membelinya jadi ia harus berhati-hati. Ternyata Kim Hong Do juga melihatnya. Akhirnya mereka berebutan yang menyebabkan lukisan itu sobek. Pemiliknya panik, Yoon Bok memandang ke lantai (merasa bersalah) sedangkan Kim Hong Do memandang ke langit (pura-pura tidak tahu). Pemiliknya bingung karena ia harus menyerahkan lukisan itu malam ini. Kim Hong Do bertanya berapa harganya. Harganya 300 nyang. Shin Yoon Bok menyuruhnya menunggu, kemudian mengeluarkan kuasnya dan mulai melukis, meniru lukisan itu. Kim Hong Do memperhatikannya. Kemudian ia ikut memegang kuas itu dan membimbing Yoon Bok melukis karena merasa caranya melukis salah. Yoon Bok protes, tapi Kim Hong Do tidak mempedulikannya.
Tiba-tiba pengawal kerajaan datang dan meminta Kim Hong Do untuk ikut dengan mereka. Ketika ia akan pergi, Yoon Bok berteriak ia harus memberinya uang 150 nyang untuk membayar lukisan karena mereka menyobeknya bersama. Kim Hong Do tidak mau karena ia sedang tergesa-gesa.

Kim Hong Do tiba di Dohwaseo. Ia bertemu dengan Pil Chul. Pil Chul menunjukkan lukisan Shin Yoon Bok. Ia mempelajarinya dan kagum kalau lukisan itu karya dari siswa magang. Ia berpendapat pelukisnya sangat berbakat dan memperhatikan setiap detail. Pil Chul mengatakan bahwa itu lukisan ChunHwa dan mereka harus menemukan pelukisnya dalam waktu 5 hari.
Di sebuah tempat minum, sekelompok orang sedang mengobrol dengan Bangsawan Kim. Bangsawan Kim adalah kakak tertua dari Ibu Suri Jeong Sun. Mereka sedang membicarakan Kim Hong Do yang baru kembali ke Hanyang. Mereka takut ia membuka masalah 10 tahun yang lalu kepada Raja Jeongjo (pembunuhan Seo Jing). Kayaknya mereka terlibat masalah itu deh. Jadi mereka harus berhati-hati dan mengawasi Kim Hong Do.

Di istana Raja Jeongjo sedang memperhatikan sebuah lukisan. Lukisan itu adalah lukisan harimau yang dibuat oleh Kim Hong Do. Raja sangat kagum karena lukisan itu sangat hidup. Mereka lalu membicarakan masalah yang sedang terjadi di Dohwaseo. Kim Hong Do mengatakan bahwa pelukisnya sangat berbakat, apabila mereka menghukumnya maka mereka akan kehilangan pelukis yang hebat.
Di kamar Ibu Suri, Ia sedang berbincang dengan Bangsawan Kim dan Wusang Daegam (paman Ibu Suri Jeong Sun). Mereka menyalahkan Ibu Suri karena membuat masalah yang menyebabkan Kim Hong Do kembali ke Hanyang. Sekarang mereka harus waspada dan segera menemukan pelukis itu untuk dibunuh. Wah Ibu Suri pun ternyata terlibat juga.
Di Dohwaseo, siswa-siswa sedang bergosip.
Man Bu:”Kalian tahu tidak, di Dohwaseo akan ada guru baru.”
Shin Young Bok:” Tuan Tam Won?”
Shin Yoon Bok:”Tuan Tam Won. Tuan Kim Hong Do datang.”
Man Bu:” Ya, 10 tahun yang lalu ia adalah pelukis terbaik di Dohwaseo yang melukis potret Raja Yeong Jo. Kemudian ia diasingkan ke Miu Hyang San.”
Mereka terus bergosip sampai salah satu siswa mengingatkan kalau mereka bisa terlambat. Mereka bergegas pergi, tapi Yoon Bok ingin pergi kekamar kecil dulu.

Shin Yoon Bok keluar dari kamar kecil. Ia merasa lega. Di tengah jalan ia berpapasan dengan seseorang yang sedang membawa penyekat ruangan. Ia adalah Kim Hong Do. Yoon Bok mengenalinya dan meminta 300 nyang untuk mengganti lukisan. Kim Hong Do tidak mau, dan beralasan bahwa Yoon Bok harus memberikan kompensasi pada Tuan Tam Won karena telah merobek lukisannya.

Mereka terus bertengkar. Yoon Bok mengira ia sedang menjual penahan angin. Kim Hong Do mengatakan bahwa ia akan menjualnya pada tuan Tam Won. Ia menyuruh Yoon Bok membantunya membawa penahan angin itu. Yoon Bok tidak mau. Tapi akhirnya ia membantunya supaya Kim Hong Do tidak melarikan diri lagi.
Salah satu siswa mengenalnya dan menyapanya, “Apakah anda Tuan Tam Won? Apa kabar?” Yoon Bok kaget sehingga ia terpeleset. Secara refleks Kim Hong Do menolongnya. Mereka bertatapan sekilas dan menyadari bahwa penahan angin jatuh menimpa mereka.



Source: (thanks and credits to)
www.dramatomy.com
www.mysoju.com
www.dramabeans.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

coretan yanni Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template