Jumat, 04 Februari 2011

My Princess episode 4 part 2



Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo sampai di ruang organisasi. Mereka segera masuk ruang organisasi dan mengunci pintu. Dua orang teman Lee Seol segera menyambut mereka. Profesor berkata, "Jaga pintu agar mereka tidak bisa masuk." ucap Profesor pada kedua teman Lee Seol.

Kedua teman Lee Seol segera menjaga pintu, satu dari mereka berkata, "Ah, bagaimana. Ada apa ini??"
Yang lain berkata seraya mengambil bedak dan mulai berdandan, "Aku tidak tau, apa yang sedang terjadi. Tapi, bukankah kita harus terlihat cantik di depan kamera."
"Ah, iya.a." dan mereka mulai berdandan seraya menjaga pintu. Hahaaa..


Reporter Yoo Gi Gwang semakin memberitakan hal yang sensitive, ia memberitakan bahwa, "Telah dikabarkan bahwa beberapa tahun terakhir ini Dae Han Group meminta bantuan pemerintahan Korea dalam pembangunan kembali keluarga kerajaan. Dugaan sementara adalah Dae Han Group menggunakan Keluarga kerajaan untuk money laudering. Dan Dae Han Group juga dikabarkan sudah menekan pihak pemerintahan."

Presiden pihak pro tentu saja tidak menyukai statement itu, ia membantu Dae Han Group dalam pembentukan kembali keluarga kerajaan adalah murni untuk mengembalikan kejayaan Korea.

Kakek Park Hae Young pun marah mendapat laporan seperti itu dari Ayah Yoon Joo.


Park Hae Young menyusul Lee Seol ke kampus. Melihat Park Hae Young datang, para wartawan segera menghampirinya dan mengajukan padanya banyak pertanyaan. Pertanyaan mengenai tanggapan Park Hae Young terhadap semua pemberitaan yang mulai menjatuhkan Dae Han Group. Park Hae Young hanya terus berjalan, tanpa memperdulikan para wartawan.

Saat di depan pintu ruang organisasi, Park Hae Young segera menelpon Lee Seol, "Halo, aku sudah sampai, jadi buka pintunya."
Kemudian, yang membukakan pintu adalah Profesor Nam Jung Woon. Park Hae Young dan Profesor Nam Jung Woon saling menatap sinis. Park Hae Young segera masuk ke dalam ruang organisasi, dan Profesor berusaha untuk mencegah para wartawan untuk tidak memasuki orang organisasi.



Saat bertemu Lee Seol, Park Hae Young marah, ia berteriak ke arah Lee Seol. "Kenapa kau keluar rumah. Kenapa?! Aku sudah mengatakan padamu untuk tetap tinggal di rumah.."
Lee Seol tidak terima kalau dirinya dibentak seperti itu, "Hey, memangnya aku tidak bisa membentakmu juga, huh?! Kau pikir kau siapa? Kau pikir, siapa yang sudah melibatkanku sampai ke dalam masalah serumit ini. Siapa yang menyebabkan semua ini."
"Aku hanya khawatir!" jawab Park Hae Young. Ehm.. jawaban yang membuat kekesalan Lee Seol mereda. Park Hae Young khawatir dengan keadaan Lee Seol.
"Kau mematikan ponselmu dan kau pergi ke kampus. Apa kau pikir itu tidak membuat khawatir?" tanya Park Hae Young.
"Ayo, ikut denganku sekarang juga." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol.



Tapi, Profesor segera mencegah kepergian Park Hae Young.
"Ada urusan apa kau?" tanya Park Hae Young pada Profesor Nam Jung Woon.
"Aku adalah dosennya, dan aku tidak akan membiarkan kalian pergi sebelum mengetahui hal yang sebenarnya terjadi." jawab Profesor Nam Jung Woon.
"Tidak ada gunanya untuk menjelaskan semuanya padamu, kau tidak ada urusan dalam masalah ini." jawab Park Hae Young. 
"Jadi, apa menurutmu. Kita harus menunggu di sini sampai semua wartawan dari seluruh dunia datang ketempat ini. Begitu?" tanya Park Hae Young dengan sinis.
"Banyak wartawan yang tengah mengekspos apa yang sedang terjadi. Kita perlu memikirkan sebuah rencana." 
"Tunanganku dan aku sendiri, masalah kami bukan urusanmu."
"Aku tidak yakin kalau kau itu adalah tunangan Lee Seol atau malah seseorang yang hendak menculiknya, Aku benar-benar tidak yakin.." jawab Profesor.




Park Hae Young terdiam ia menatap Lee Seol. Sedangkan Lee Seol tersipu malu karena profesor membelanya.
"Bukankah kau sudah telat untuk pergi ke Egypt. Terlebih lagi, kalau kau keluar dari ruangan ini, kau harus berurusan dengan para wartawan. Jadi tidak ada gunanya kau dan lee Seol pergi dari tempat ini?" jawab Profesor Nam Jung Woo.
"Apa-apaan ini kenapa dia membicarakan tentang Egypt." tanya Park Hae Young, ia menatap kesal ke arah Lee Seol. Bukankah seharusnya yang mengetahui rencana kepergian Lee Seol ke Egypt, hanya Park Hae Young.
Lee Seol salah tingkah, ia meringis. "Begini.. Kau tau, ternyata pengiriman surat itu lebih cepat dari yang aku kira."
"Apa ? Kenapa harus surat!!" Park Hae Young kesal. "Sebenarnya apa yang kau tulis di dalam surat itu?"
"Sumpah, sampai aku mati, aku tidak akan memberitahukan isi surat itu padamu." jawab Lee Seol.
"Jangan membentaknya." ucap Profesor Nam Jung Woo. "Itu hanya sebuah surat manis yang penuh cinta." HAHAA..



Kemudian Park Hae Young mendapat telepon yang memberitahukan bahwa pengawal akan datang untuk menjemput mereka. Tidak berapa lama kemudian beberapa pengawal masuk ke dalam ruang organisasi. Mereka membungkuk untuk memberi hormat pada Park Hae Young, lalu pengawal itu berkata, "Kami datang untuk mengawal anda keluar dari sini."
"Baiklah." jawab Park Hae Young.
"Direktur Oh Yoon Joo juga datang ke sini untuk mendampingi anda." ucap pengawal itu lagi.


Oh Yoon Joo masuk ke dalam ruang organisasi, ia berkata, "Aku datang ke sini atas permintaan kakek. Untuk memastikan kalau kalian bisa keluar dari sini."
"Sebenarnya kau tidak perlu ke sini." jawab Park Hae Young.
"Dan, kalau ada hal yang ingin kau tanyakan, silakan kau tanyakan pada Yoon Joo, karena ia lebih mengetahui apa yang terjadi daripadaku." jawab Park Hae Young, ia menggenggam tangan Lee Seol lalu mereka keluar dari ruang organisasi dengan pengawalan ketat.


Oh Yoon Joo tidak menyertai Park Hae Young dan Lee Seol tapi ia tetap berada di ruang organisasi untuk berbicara dengan Profesor Nam Jung Woo. "Aku, Sekretaris eksekutif dari Dae Han Group akan memberikanmu penjelasan. Pihak kampus juga akan diberikan penjelasan atas semua kericuhan ini. Tapi, pertama aku akan menjelaskan--"
"Berhenti.. Dae Han punya banyak sekretaris tapi kenapa kau yang datang kesini?" tanya Profesor.
"Kami sedang dalam perang dingin." jawab Yoon Joo.


Park Hae Young dan Lee Seol dikawal ketat saat melintasi koridor. Para pengawal sama sekali tidak memperbolehkan wartawan untuk mengambil gambar. 
Park Hae young menutupi wajah Lee Seol dengan tangannya, lalu ia berkata, "Kau datang ke kampus untuk menemui Profesor kan?"
"Ah, tidak.. Aku datang ke kampus karena ada yang harus dikerjakan.." jawab Lee Seol.


"Ah, gara-gara kau kita harus kabur ke tempat lain lagi." kata Park Hae Young.
"Apa maksudmu?"
"Ok, dalam hitungan ketiga, kita lari.."
Lee Seol mengikuti saja apa kata Park Hae Young. Park Hae Young mulai menghitung dan dalam hitungan ketiga, mereka berdua lari dari kawalan para pengawal.


Para pengawal panik, karena Park Hae Young berhasil membawa Lee Seol pergi. Para pengawal diperintahkan untuk membawa kembali Lee Seol untuk menemui kakek, tapi ternyata Park Hae Young membawa pergi Lee Seol. Yah, seperti statement Park Hae Young sebelumnya, kalau ia tidak akan membiarkan kakek dengan mudah untuk bertemu dengan Lee Seol, ia akan berbuat tindakan agar pembentukan keluarga kerajaan berjalan sulit. Salah satunya dengan menculik Lee Seol. Kata-kata menculik kurang tepat sebenernya, tapi terjemahan korea english dari vikii tertulis 'kidnapped'. Gimana bisa dibilang penculikan, kalau Lee Seol dengan sukarela (?) diajak pergi bersama Park Hae Young.


Park Hae Young mengemudikan mobilnya dengan kencang. Ia tidak ingin para pengawal berhasil mengikuti mereka. Lee Seol berkata, "Bukankah seharusnya kita pergi menemui Kakek?"
"Kau akan pergi ke Egypt, dan masalah pencabutan -pelarangan agar kau dapat ke luar negeri- juga akan segera diselesaikan dalam dua hari mendatang. Jadi, kau tidak perlu memikirkan hal itu." jawab Park Hae Young.
"Tapi, masalahnya sekarang berbeda. Mereka, para reporter dan seluruh negeri sudah mengetahui kalau aku ini adalah Princess. Bagaimana bisa aku pergi ke Egypt?!" ujar Lee Seol. "Para reporter juga sudah banyak memotretku tadi." Lee Seol menunduk.
"Lihat! Semua ini akibat kau tidak mendengarkanku, kalau pun ada sebanyak apapun wartawan di sekitarmu, kalau kau bersamaku, tidak akan ada yang bisa mengambil fotomu." 
"Lalu, kenapa aku tidak diperbolehkan untuk tetap tinggal dan bertemu dengan kakek, kenapa kita harus pergi sejauh ini?!"


Park Hae Young kesal, "Aish.. Semua ini benar-benar gila!"
Lee Seol kaget, karena Park Hae Young terlihat tengah membentaknya, "Hei, Lihat. Kau bahkan sudah terbiasa untuk membentakku sekarang. Kalau seperti ini terus, aku tidak akan bekerja sama denganmu."
"Aku sedang tidak berbicara denganmu. Kita sedang terburu-buru tapi bensin mobil ini habis." jawab Park Hae Young. "Ah, dimana SPBU terdekat. Argh, tidak ada yang berjalan sesuai keinginan." keluh Park Hae Young.
Lee Seol hanya menatap aneh ke arah Park Hae Young.


Mobil Park Hae Young memasuki wilayah SPBU dan pegawai segera menyambut mereka. Park Hae Young menurunkan kaca mobilnya. Pegawai SPBU segera bertanya, "Selamat datang. Akan diisi berapa banyak?"
Park Hae Young menjawab, "Diisi sampai penuh."
Karena khawatir petugas SPBU mengenali Lee Seol sebagai Princess, maka Lee Seol menutupi wajahnya.
"Sudah turunkan tanganmu. Kau akan semakin menarik perhatian mereka kalau kau terus menutupi wajahmu seperti itu." ungkap Park Hae Young.
"Ah, benarkah? Apa aku masih terlihat cantik saat aku menutupi wajahku?" tanya Lee Seol. Hahaa..
"Ya, sudah, sudah. Tutup saja wajahmu.."


Park Hae Young mendapat telepon dari kakek. 
"Hallo.." sapa Park Hae Young.
Karena masalah yang terjadi, kesehatan kakek semakin drop. Saat menelpon Park Hae Young, ia sedang diperiksa oleh dokter. "Apa maksudmu dengan menyembunyikan Princess? Huh?!!" Kakek marah.
"Aku sudah mengatakan sebelumnya, kalau aku akan melakukan tindakan sesuai dengan caraku sendiri."
"Kembali. Cepat kembali!!" 
Dokter yang melihat kakek marah-marah berkata, "Seharusnya kau tidak banyak berbicara saat aku tengah memeriksa tekanan darahmu."
Hahaa.. Kakek malah berganti memarahi dokter, "Diam!!"
"Cepat kembali!!" suruh Kakek pada Park Hae Young.
"Tidak, aku tidak akan membiarkan warisanku hilang begitu saja. Aku bahkan sudah tidak sabar untuk mengikat tangan dan kakinya. Baiklah, aku akan menutup telepon ini." Park Hae Young mematikan ponselnya tanpa mempedulikan kakeknya.

Lee Seol menatap tidak mengerti ke arah Park Hae Young, "Apa kau bilang, kau ingin mengikat kaki dan tanganku?"
"Aku memang bilang seperti itu." jawab Park Hae Young.



Pengisian bensin selesai, petugas memberikan bon agar Park Hae Young menandatanganinya. Petugas SPBU itu ternyata menyadari kalau yang ada di dalam mobil adalah Princess Lee Seol. Saat kaca mobil diturunkan, petugas itu segera mengambil foto Lee Seol dengan kamera ponselnya. Lalu petugas itu bersorak, "Hei, bukankah itu Princess.. Hei, hei, dengar Princess ada di dalam mobil ini. Ow, amazing." Mendengar seruan itu, semua petugas SPBU segera berkumpul mengelilingi mobil untuk dapat memotret Lee Seol.


Lee Seol panik dan Park Hae Young berusaha agar para petugas itu berhenti memotret. Tidak lama kemudian, pengawal kakek Park Hae Young datang. Para pengawal segera mencegah para petugas untuk mengambil gambar. Pemimpin pengawal berkata, "Tuan muda, kau harus kembali sekarang juga. Kau harus kembali, karena Kakek mencarimu dan Princess."



Park Hae Young memberi isyarat agar para pengawal segera mengatasi kekacauan yang terjadi saat ini. SPBU itu bertambah ricuh, para pegawai dan pengawal berseteru dan ini kesempatan bagi Park Hae Young untuk menancapkan gasnya lalu pergi..

Park Hae Young terus melajut, mereka sudah pergi jauh dari kota Seoul. Saat mengemudi Park Hae Young memperhatikan Lee Seol yang tertidur pulas. Melihat Lee Seol yang tertidur pulas dan karena tidak ingin mengganggunya, Park Hae Young menghentikan mobilnya di tepi pantai. Ia bahkan membuat Lee Seol agar merasa nyaman, ia menyelimuti Lee Seol dengan jasnya. Care nyaa Oppaa..


Lee Seol terbangun setelah tidur nyenyak. Ia bangun dengan keterkejutan, karena ia baru menyadari kalau mereka sudah tidak lagi berada di kota Seoul. Lee Seol melihat ke arah Park Hae Young, Park Hae Young tertidur pulas. Lee Seol melihat jam Park Hae Young, ternyata mereka sudah pergi dalam jangka waktu yang lama. "Oh, sudah lama sekali dan sudah sejauh ini." ucap Lee Seol pada dirinya sendiri. Sekarang giliran Lee Seol yang menyelimuti Park Hae Young dengan jas.



Lee Seol menyelimuti Park Hae Young dengan jas, Lee Seol mendekatkan wajahnya ke wajah Park Hae Young. Ia penasaran dengan bulu mata Park Hae Young yang terlihat panjan. Dengan ragu, Lee Seol menyentuh bulu mata Park Hae Young dengan ujung jari telunjuknya. Ia lalu bergumam, "OMO, dia punya bulu mata yang sangat panjang." Hahaa.. Lee Seol kembali menyentuh bulu mata Park Hae Young lalu ia mengukur bulu matanya sendiri. Lagi-lagi Lee Seol terkejut, karena bulu mata Park Hae Young benar-benar panjang.. 





Lee Seol menyudahi acara sentuh-menyentuh bulu mata Park Hae Young (????) hahaa.. Lee Seol melihat keadaan sekelilingnya. Daratan dipenuhi salju dan tepat didepannya adalah sebuah sungai (laut?). Lee Seol ingin menghirup udara luar, ia memutuskan untuk keluar dari mobil, tapi Park Hae Young segera menahan tangan Lee Seol. Park Hae Young berkata dengan masih memejamkan matanya. "Kau mau kemana? Apa kau mau kabur?"
"Huh?! Kau sudah bangun. Kapan kau bangun. Apa kau mendengar sesuatu?" Lee Seol panik, ia khawatir.
"Apa? Mendengar apa? Bulu mata?" jawab Park Hae Young.
"OMO!! Kau bodoh! kenapa kau berpura-pura tidur padahal kau sudah bangun?"
"Kenapa kau menyentuh wajah orang seenaknya?"
"Kau, kenapa kau menurunkan jok kursiku? Kenapa?"
"Karena kau mengorok. Saat aku merendahkan jok mobilmu, kau berhenti mengorok." jawab Park hae Young. "Kau harus pergi ke rumah sakit. Kau harus segera dioperasi." ucap Park Hae Young dengan malas. 
"Apa? Tidak mungkin. Aku tidak mungkin mengorok."
Kemudian, perut Lee Seol mulai berdendang (?), Lee Seol kelaparan. Park Hae Young hanya tertawa.
"Apa kau lapar?" tanya Park Hae Young.
Lee Seol mengangguk.





Mereka pergi ke sebuah kedai makanan. Karena mereka sedang berada jauh dari kota Seoul, pantas saja tidak ada yang mengenali atau memperhatikan kedatangan mereka. Para pengunjung di kedai makanan itu sibuk dengan diri mereka masing-masing. Lee Gi-Kwang (beast) as Gun-I (seorang pelayan) mengantarkan pesanan Lee Seol dan Park Hae Young. Gun I sangat ramah, ia bahkan memberikan bonus minuman dan mengedipkan matanya pada Lee Seol. Awalnya Lee Seol menutup wajahnya dengan tangan, tapi karena suasana begitu damai jadi ia tidak melakukan hal itu lagi.

Saat makan, Lee Seol mengambil semua ikan dan hanya menyisakan sayuran untuk Park Hae Young. Hihiii.. Lee Seol pun bertanya, "Apa aku harus benar-benar pergi ke Egypt?"
"Gzz.. Kau menanyakan hal yang membuatku khawatir." jawab Park Hae Young.
"Aku tidak tahu kalau ternyata Dae Han Group itu sangat menakjubkan. Mungkin saja saat aku di Egypt nanti mereka akan dapat menemukanku."
"Dan saat itu, kau harus kabur lagi."
"Sampai kapan?"
"Who knows??"



Kemudian, TV yang ada di kedai itu menyiarkan breaking news. Dalam breaking news tersebut Reporter Yoo Gi Gwang memberikan informasi yang sangat mengejutkan. Gun-I memperbesar volume TV, seraya berkata "Hyung.. Hyung.. Bisakah kalian tenang sebentar. Ini berkaitan dengan masa depan pekerjaanku. Kalau pembentukan kembali keluarga kerajaan tidak jadi, maka aku akan jadi pengangguran.." Yap, Gun-I akan menjadi asisten memasak kelak saat Lee Seol sudah masuk istana.



Reporter Yoo Gi Gwang memberitakan, "Park Hae Young Dae Han Group yang baru-baru ini mengunjungi universitas dimana Princess meneruskan pendidikannya. Dan seperti yang telah dikabarkan bahwa Lee Seol adalah orang yang menjadi figure utama dalam pengembalian dan pembentukan kembali keluarga kerajaan. Dan misteri dari Ayah kandung Lee Seol sudah terpecahkan saat ini. Bersamaan dengan kabar besar, mengenai Lee Seol yang merupakan cucu dari Kaisar Soonjong. Ada sebuah informasi menyebutkan bahwa Ayah Lee Seol yaitu Lee Han, adalah anak satu-satunya dari Kaisar Lee Young. Menurut sumber dari Dae Han Group menyatakan bahwa Lee Han -Ayah Princess Lee Seol- yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu, terlibat dalam kehidupan yang tidak baik. Ia didugaan terlibat dalam tindakan kriminal seperti pencurian, penipuan dan tindakan kriminal lain. Tentu saja informasi ini sangat menggemparkan masyarakat."



Semua pengunjung yang berada di kedai itu segera berkomentar tidak meng-enak-an tentang ayah Lee Seol. Lee Seol geram, tidak boleh ada seorang pun yang menjelek-jelekan ayahnya. Lee Seol bangkit dari duduknya lalu berkata dengan keras, "Tidak. Ia tidak seperti itu."
Mendengar ucapan Lee Seol, semua pengunjung diam dan mereka memperhatikan Lee Seol.
Lee Seol mencoba menahan tangisnya, "Kalau kalian tidak mengetahui dengan benar tentangnya, jangan pernah kalian berbicara seperti itu."
Park Hae Young menatap cemas ke arah Lee Seol. Ia kemudian mengajak Lee Seol untuk pergi, "Sudahlah.. Ayo.."

Gun-I hanya menatap polos ke arah Lee Seol dan Park Hae Young pergi dari kedainya.



Lee Seol menatap laut. Ia terus menangis. Laut itu mengingatkan dirinya dengan kenangan bersama ayahnya. Saat Lee Seol kecil, Lee Seol dan ayahnya bermain-main di tepi pantai. Mereka membuat boneka salju.
Lee Seol kecil berkata, "Ayah, apa tanganmu sakit?"
Ayahnya menjawab, "Tidak, tanganku tidak pernah sakit saat aku menggendongmu."
"Ayah, apa kita tidak bisa pulang?"
"Kau pastii mengantuk, tidurlah." jawab Ayah Lee Seol mencoba mengalihkan pembicaraan.



"Aku harus kembali ke Seol. Aku harus menemui Kakek." ungkap lee Seol.
"Kenapa harus menemui kakek?" tanya Park Hae Young.
"Karena selama ini, yang aku tahu, hanya kakeklah orang yang memiliki cukup kekuatan untuk men-clear-kan semuanya. Yang mereka beritakan itu adalah bohong. Aku akan membuktikannya, kalau semua itu bohong. Dan aku akan membuat orang-orang bodoh itu meminta maaf atas apa yang sudah mereka ucapkan." jawab Lee Seol. Bagaimanapun juga saat seseorang yang kita sayangi mendapat cemooh-an buruk dari lingkungan sekitar, pasti kita yang menyayangi orang itu tidak terima dengan semua cemoohan yang ada. Naluri Lee Seol sebagai seorang anak yang sangat mencintai Ayahnya, mengharuskan dirinya untuk membuat semuanya menjadi jelas, ia tidak ingin nama Ayahnya tercoreng hanya karena berita-berita seperti itu. Dan, inilah alasan kenapa Lee Seol harus masuk ke istana. Dengan kedudukannya sebagai seorang Princess, ia akan dapat membersihkan nama baik ayahnya.

"Kau besok tidak akan ada di sini lagi. Kau akan segera pergi ke Egypt." Park Hae Young mencoba meyakinkan.
"Tidak.. Aku tidak akan pergi ke Egypt."
"Apa yang akan kau lakukan kalau ternyata semua berita itu adalah benar. Kau bahkan tidak ingat dengan betul bagaimana kehidupan masa kecilmu. Dia bisa saja melakukan apapun. Dia bahkan meninggalkanmu saat kau masih kecil dan hanya berusaha untuk mempertahankan hidupnya sendiri."
"Kau pasti lupa. Ayahku tidak meninggalkanku." jawab Lee Seol. 

Tiba-tiba Gun-I datang dan menghampiri Lee Seol, "Oh, Noona.. Sudah sedari tadi aku mencarimu." ucap Gun-I dengan nafas memburu.
"Apa maumu?" tanya Park Hae Young.
"Kenapa kau mencariku?" tanya Lee Seol dengan ramah.
"Ah, kau pasti princess. Maafkan atas kejadian tadi." Gun-I membungkuk, lalu ia kembali berkata, "Semua berita itu bohong. Aku bahkan tidak percaya sama sekali."
"Dia bukan princess, ayo pergi." Park Hae Young menarik tangan Lee Seol. Tapi kemudian beberapa mobil datang menghampiri mereka.

Melihat mobil yang datang, Gun-I berseru "Ah, mereka sudah datang.. Mereka terus mencarimu, jadi aku mengarahkan mereka untuk datang ke tempat ini. Terimakasih. Selamat jalan." Gun-I pergi berlari meninggalkan Park hae Young dan Lee Seol.



Rombongan mobil itu adalah mobil kakek dan para pengawalnya. Kakek turun dari mobil dibantu oleh Ayah Yoon Joo. Kakek berkata, "Yang Mulia aku datang untuk menjemputmu. Kau tidak boleh menolak semua hal ini, masyarakat korea sedang menunggumu." ucap Kakek dengan sopan.
"Masyarakat sudah menerima banyak berita yang tidak benar. Apa aku masih bisa menjadi seorang Princess?" tanya Lee Seol.
"Tentu saja, kau sudah siap menjadi seorang Princess." Kakek mempersilakan Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil.



Lee Seol menatap Park Hae Young lalu ia masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan Park Hae Young. Rencana Park Hae Young untuk mendapatkan kembali harta warisannya semakin sulit.




Kakek langsung membawa Lee Seol masuk ke dalam istana. Mobil memasuki area istana dan semua penjaga, pengawal membungkuk memberikan hormat. Kakek membangunkan Lee Seol yang tertidur di dalam mobil. "Yang Mulia, kita sudah sampai."
Lee Seol terbangun, ia lalu dipersilakan keluar dari mobil. Dengan takjub, Lee Seol melihat istana megah di hadapannya. Daaaan, kehidupan istana Lee Seol dimulai..



 
 
credit : http://recap-koreandrama.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

coretan yanni Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template