Moo Kyul berkata di depan semua tamu, "Perempuan ini adalah perempuanku. Kami sudah menikah." Semua tamu kaget mendengarnya dan Seo Joon langsung menatap Moo Kyul dengan tidak percaya. Moo Kyul menggandeng tangan Mae Ri dan mengajaknya keluar dari ruangan itu. Para tamu mulai berbisik-bisik dan teman band Moo Kyul berkata, "Ada apa dengan dia? Bukankah dia orang yang meminta kita agar berhati-hati membicarakan hubungan mereka dikantor? Apa mereka membuat orang-orang tau hubungan mereka di kantor?" Seo Joon semakin tidak percaya mendengar kata-kata itu karena ternyata teman-teman Band Moo Kyul sudah tau hubungan antara Moo Kyul dan Mae Ri.
Moo Kyul menarik tangan Mae Ri keluar dari pesta itu dan para tamu yang lain melihat mereka.
Moo Kyul menarik tangan Mae Ri keluar dari pesta itu dan para tamu yang lain melihat mereka.
Para tamu mulai kembali ke tempat pesta dan tinggal Seo Joon dan Jung In yang berada di ruangan itu. Seo Joon bertanya pada Jung In, "Ada apa dengan dia? Apa kau tau sesuatu?" Jung In hanya menatap Seo Joon dan tidak menjawab apapun. Seo Joon berkata, "Apa-apaan ini? Hanya aku yang tidak mengetahui hal ini?" Seo Joon membanting gelas minumannya dan langsung pergi meninggalkan Jung In yang hanya menutup matanya.
Moo Kyul terus menarik tangan Mae Ri keluar dari tempat pesta dan setelah di luar tempat pesta, Mae Ri langsung mengibaskan tangannya agar bisa terlepas dari genggaman tangan Moo Kyul. Mae Ri bertanya dengan kesal, "Apa kau sedang dalam pikiran yang benar hah? Apa yang kau lakukan?" Moo Kyul juga kelihatan bingung dengan apa yang dia lakukan, "Aku hanya tidak bisa melakukan ini lagi." Mae Ri semakin marah dan membentak Moo Kyul, "Bagaimana bisa kau melakukan apa yang kau mau hah?" Moo Kyul balas membentak Mae Ri dan itu membuat Mae Ri terdiam, "Aku juga tidak tahu apa yang harus kulakukan!!"
Jung In datang dan langsung meninju wajah Moo Kyul. Mae Ri kaget dan langsung bertanya, "Kang Moo Kyul kau tidak apa-apa? Ya! Bagaimana mungkin kau melakukan ini?" Jung In menatap Moo Kyul dengan penuh kekesalan dan bergumam, "Kau brengsek!" Moo Kyul balas meninji Jung In dan membentak Jung In, "Kau yang brengsek! Bagaimana mungkin kau berfikir bahwa dengan uang kau dapat menikahi seseorang?" Jung In bergumam kesal lalu menghampiri Moo Kyul dan menarik kerah bajunya dan Moo Kyul juga sama menarik kerah baju Jung In.
Mae Ri sangat panik melihat itu dan menengahi mereka berdua agar lebih tenang. Jung In berkata pada Moo Kyul, "Kau melanggar kontrak kita! Kau tidak dapat dipercaya!" Moo Kyul berkomentar, "Kalau begitu kau saja yang pastuhi kontrak itu!" Moo Kyul mengajak Mae Ri segera pergi namun Jung In tidak juga melepaskan cengkramannya pada kerah baju Moo Kyul, "Apa kau tidak memikirkan posisi Mae Ri?" Moo Kyul tidak menjawab hal itu dan justru bertanya, "Apa kau tidak akan membiarkan aku pergi?" Moo Kyul sudah emosi sekali dan dia bersiap-siap menonjok Jung In. Mae Ri semakin panik dan mencoba melerai mereka tapi justru dia terdorong ke belakang dan terjatuh. Moo Kyul dan Jung In sama-sama kaget melihatnya, "Wi Mae Ri!"
Mae Ri sangat panik melihat itu dan menengahi mereka berdua agar lebih tenang. Jung In berkata pada Moo Kyul, "Kau melanggar kontrak kita! Kau tidak dapat dipercaya!" Moo Kyul berkomentar, "Kalau begitu kau saja yang pastuhi kontrak itu!" Moo Kyul mengajak Mae Ri segera pergi namun Jung In tidak juga melepaskan cengkramannya pada kerah baju Moo Kyul, "Apa kau tidak memikirkan posisi Mae Ri?" Moo Kyul tidak menjawab hal itu dan justru bertanya, "Apa kau tidak akan membiarkan aku pergi?" Moo Kyul sudah emosi sekali dan dia bersiap-siap menonjok Jung In. Mae Ri semakin panik dan mencoba melerai mereka tapi justru dia terdorong ke belakang dan terjatuh. Moo Kyul dan Jung In sama-sama kaget melihatnya, "Wi Mae Ri!"
Mae Ri menatap Moo Kyul lalu sengaja menekan luka Moo Kyul sehingga Moo Kyul kesakitan, "Dasar kau ini tempramental! Apa kau pikir dengan meminta maaf maka masalah akan terselesaikan?" Moo Kyul ikut mengomel, "Ya, kau lah yang membawaku ke posisi ini dan hanya meminta maaf padaku." Mae Ri ikut merasa bersalah dan berkata pelan, "Hal itu... Maaf."
Moo Kyul menyibakan poni Mae Ri dan melihat ada luka memar di kening Mae Ri akibat terjatuh tadi, "Ini terlihat memar." Mae Ri dan Moo Kyul tiba-tiba saling salah tingkah dan mereka terdiam. Mae Ri menunduk malu dan bertanya, "Kenapa kau tiba-tiba memutuskan mengatakan mengenai pernikahan kita?" Moo Kyul menjawab, "Aku tidak tahu. Aku mengatakannya tanpa memikirkannya terlebih dahulu." Mae Ri kesal dan mulai mengomel kembali, "Kau selalu seperti itu! Impulsif, tidak bertanggung jawab dan egois! Kau hanya mempergunakan aku untuk mengalahkan laki-laki itu kan?" Moo Kyul gelagapan dan menjawab, "Hmm bukan seperti itu." Mae Ri kembali marah, "Apa maksudmu dengan 'Bukan seperti itu' hah? Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Mae Ri langsung pergi ke kamarnya dan meninggalkan Moo Kyul yang maish memanggil namanya, "Ya, Wi Mae Ri!"
Moo Kyul pulang ke rumahnya dan dia sedang membuat lagu untuk OST Drama. Saat beristirahat, dia melihat surat yang isinya itu adalah awal pertemuan mereka berdua jika di tanya oleh Ayah Mae Ri. Moo Kyul membaca surat itu dan kembali ingat akan kejadian-kejadian yang dia lalui bersama Mae Ri. Mulai dari kejadian saat dia mencium kening Mae Ri, Mae Ri membuat hidungnya berdarah, wajah Mae Ri yang mirip kucing shrek, saat dia menggendong Mae Ri, kabur dari Ayah Mae Ri, saat Mae Ri mengukur ukuran tangannya untuk dibuatkan sarung tangan, saat Mae Ri merajut, Saat dia mencium Mae Ri dan saat Mae Ri memukuli punggungnya karena marah.
Tapi kemudian dia ingat kejadian saat dia menggendong Mae Ri dan mengingatkan Mae Ri agar tidak jatuh cinta padanya. Moo Kyul membang surat itu lalu berniat melanjutkan pekerjaannya namun dia terdiam saat melihat sarung tangan rajut yang di buatkan Mae Ri untuknya. Moo Kyul kembali ingat bahwa Moo Kyul juga pernah bilang pada Mae Ri bahwa dia tidak bisa berhubungan dengan seorang wanita lebih dari sebulan. Moo Kyul bangkit dari duduknya dan berjalan di dalam rumahnya lalu dia ingat kata-kata Mae Ri, "Kau selalu seperti itu! Impulsif, tidak bertanggung jawab dan egois! "
Mae Ri datang ke kantor dan beberapa karyawan langsung berbisik-bisik saat bertemu dengannya. Mae Ri berpapasan dengan Jung In yang mengubah model rambutnya untuk menutupi memar di pipinya, Melihat hal itu Mae Ri pun khawatir, "Apa kau baik-baik saja?" Jung In menjawab, "Ya. Bagaimana denganmu?" Mae Ri memegang luka di keningnya dan menjawab, "Ya aku bak-baik saja."
Mae Ri ingat tentang Moo Kyul dan dia pun bertanya, "Lalu bagaimana dengan Moo Kyul?" Jung In menjawab, "Jangan khawatir. Tidak ada yang terjadi pada pekerjaan jadi dia dapat bekerja seperti biasa." Mae Ri tersenyum dan berkata, "Ini melegakan." Jung In lalu berkata, "Tapi kita harus menyesuaikan lagi dengan kontrak." Mae Ri menjawab, "Ya sepertinya kita harus melakukan diskusi kembali."
Moo Kyul datang ke kantor dan saat melihat Mae Ri dia langsung memanggilnya, "Sayang!" Para karyawan kantor langsung mengintip hal itu. Moo Kyul berjalan mendekati Mae Ri dan merangkulnya. Mae Ri kebingungan dan bertanya, "Kenapa kau datang begitu pagi?" Moo Kyul menjawab, "Aku harus tetap bekerja untuk memberikan makan untuk istriku." Moo Kyul mencubit kedua pipi Mae Ri dan berkata, "Mulai sekarang aku akan lebih bekerja keras. Mengerti?" Mae Ri gelagapan dan menjawab, "Ya aku mengerti sayang."
Moo Kyul lalu melihat Jung In di depannya dan dia sengaja menatap wajah menantang. Jung In kesal dan dia melihat karyawannya yang sedang mengintip lalu dia meminta para karyawannya untuk segera menyiapkan bahan rapat.
Tuan Jung datang ke kantor dan langsung bertanya dengan marah, "Apa benar kau akan memulai produksi film lebih awal?" Mae Ri kaget melihat kedatangan Tuan Jung dan dia pun langsung membawa Moo Kyul pergi dari tempat itu. Moo Kyul kebingungan dan bertanya, "Siapa itu?" Jung In menghampiri Tuan Jung dan berkata, "Aku akan memberikan kabar ini padamu pagi ini." Tuan Jung masih melihat Mae Ri dan Moo Kyul yang pergi lalu dia bertanya, "Siapa itu?" Jung In kebingungan menjawabnya, "Itu..." Tuan Jung berjalan ke ruangan Jung In dan berkata, "Kita bicarakan di ruanganmu."
Moo Kyul masih penasaran dengan sosok Tuan Jung dan dia pun bertanya, "Siapa itu? Apa dia itu Ayah dari Jung In?" Mae Ri menjawab, "Ya. Untung saja Ayahku tidak datang bersamanya. Ini bisa kacau jika mereka tau bahwa kita bertiga bekerja dalam satu kantor. Cepatlah kau masuk lift dan pergi ke studio rekaman."
Lift terbuka dan yang keluar dari lift adalah Ayah Mae Ri. Ayah Mae ri melihat Moo Kyul dan dia sangat kaget, "Apa yang kau lakukan disini? Huh? Rambutmu... Apa yang terjadi dengan rambutmu?" Moo Kyul dan Mae Ri sama-sama terdiam dan bingung mau menjelaskan apa.
Tuan Jung menanyakan tentang Moo Kyul dan Jung In pun menjawabnya, "Dia bekerja sebagai produser music untuk OST Drama karena aku rasa dia lah yang paling cocok. Dan jujur, musicnya cocok untuk drama ini." Tuan Jung marah dan berkata, "Pecat dia sekarang juga!" Jung In kaget mendnegarnya dan mencoba menjelaskan kembali, "Aku bertemu dia sebelum mengetahui hubungannya dengan Mae Ri. Dan lagi aku harus berikap profesional untuk tidak membawa maslaah pribadi kedalam kantor." Tuan Jung kembali marah dan mengancam akan menunda drama ini lagi. Jung In memperlihatkan surat kontrak drama dan menjelaskan tentang drama, namun Tuan Jung marah dan berkata, "Kau sebaiknya menyelesaikan kekacaan ini sekarang!" Jung In langsung terdiam.
Jung In berkata, "Ayah, ada sesuatu yang ingin aku katakan mengenai pernikahan ini." Tuan Jung membentak, "Apa lagi yang harus dikatakan? Kau harus sukses dalam bisnis dan juga pernikahan! Aku tidak akan memaafkanmu jika kau gagal. Dan tidak ada tempat bagimu untuk kembali!" Jung In lagi-lagi hanya terdiam.
Jung In berkata, "Ayah, ada sesuatu yang ingin aku katakan mengenai pernikahan ini." Tuan Jung membentak, "Apa lagi yang harus dikatakan? Kau harus sukses dalam bisnis dan juga pernikahan! Aku tidak akan memaafkanmu jika kau gagal. Dan tidak ada tempat bagimu untuk kembali!" Jung In lagi-lagi hanya terdiam.
Ayah Mae Ri memarahi Moo Kyul, "Bagaimana mungkin kau menipu orang yang lebih tua dengan menggunakan wig? Ambilkan aku gunting agar bisa memotong rambutnya!" Mae Ri menenangkan Ayahnya dan Ayahnya justru marah, "Kenapa kau selalu membela dia?" Mae Ri berkata, "Sudah tenanglah. Kang Moo Kyul kau pergi saja." Moo Kyul cepat-cepat pergi dan meminta maaf, "Maafkan aku." Ayah Mae Ri meminta Moo Kyul untuk kembali namun Mae Ri terus membela Moo Kyul.
Ayah Mae Ri melihat luka memar dikening Mae Ri dan dia pun bertanya, "Kenapa keningmu? Apakah laki-laki itu memukulmu? Pria brengsek itu." Ayah Mae Ri ingin mengejar Moo Kyul namun Mae Ri lagi-lagi mencegahnya. Ayah Mae Ri marah kembali, "Aku membawamu ke kantor ini agar kau bisa dekat dengan Jung In. Tapi kenapa kau justru membawa laki-laki brengsek itu? Jika saja Jung In tau siapa laki-laki itu..." Mae Ri langsung memotong ucapan Ayahnya dan dia berkata, "Ayah! Jung In lah yang membawanya ke kantor ini!" Ayah Mae Ri kaget mendengarnya, "Apa? Jung In? Tidak mungkin..."
Tuan Jung berkata, "Pecatlah dia jadi ini tidak akan membuat kalian berdua malu jika orang di kantor mengetahui hal ini." Jung In menunduk dan menjawab, "Aku akan melakukan yang terbaik untuk mengurus masalah ini." Tuan Jung merasa lega mendengarnya, "Baiklah aku akan memberikanmu kepercayaan sekali lagi."
Saat Tuan Jung akan keluar dari ruangan Jung In, Ayah Mae Ri dan Mae Ri tiba-tiba masuk kedalam. Ayah Mae Ri menatap Jung In dan meminta penjelasan, "Apa yang sebenarnya terjadi, menantu?" Mae Ri melihat Tuan Jung lalu meminta maaf, "Aku meminta maaf Paman." Tuan Jung berkata, "Coba kau jelaskan yang sebenarnya." Mae Ri pun mulai menjelaskan semuanya, "Aku mengerti mengapa Kau dan Ayahku begitu marah tapi hal ini benar-benar dilaur rencana. " Ayah Mae Ri tiba-tiba memotong pembicaraan dan bertanya, "Tapi mengapa kalian bisa bekerja bertiga di kantor ini? Bukankan kalian akan merasa tidak nyaman karena sudah saling mengenal?" Mae Ri menjawab, "Dalam hal ini aku akan berhenti bekerja." Semuanya kaget mendnegar hal itu.
Mae Ri melanjutkan kata-katanya, "Perusahaan sedang membutuhkan seorang Produser Music dan kurasa Moo Kyul dapat membantu. Dengan jalan ini maka tidak akan ada konflik lagi jadi biarkan Moo Kyul tetap bekerja. Kumohon Paman... dan Ayah tolong mengerti juga." Ayah Mae Ri hanya bergumam, "Benar-benar...."
Mae Ri ke ruangannya dan segera mengemasi barang-barangnya. Mae Ri berkata pada Moo Kyul, "Aku merasa kurang nyaman dengan karyawan disini jadi ini adalah hal yang terbaik. Tapi perjanjin 100 hari itu akan tetap berjalan." Moo Kyul menatap Mae Ri dan berkata, "Harusnya aku yang mengundurkan diri dan kau tetap disini." Mae Ri cepat-cepat berkata, "Kang Moo Kyul kenapa kau seperti ini? Kami sudah mendiskusikannya."
Jung In masuk kedalam ruangan dan bertanya, "Apa kau sudah selesai?" Moo Kyul menatap Jung In dan berkata, "Mae Ri yang seharusnya tetap bekerja disini. Dia angat menyukai drama. Lagipula aku terlalu plin-plan dalam urusan pekerjaan. Dan ini adalah salahku jadi seharusnya aku yang pegri." Jung In menatap Moo Kyul dan berkata, "Kau tidak perlu khawatir tentang ini. Walaupun Mae Ri tidak bekerja disini lagi, tapi dia tetap dapat membantu Nona Penulis ." Mae Ri kaget mendengarnya, "Benarkah? Aku bisa tetap membantunya?" Jung In menjawab, "Walaupun kalian sudah mempublikasikan hubungan kalian di kantor, tapi perjanjian dengan Ayahku tetap berjalan." Mae Ri menunduk dan menjawab, "Tidak ada pilihan lagi Moo Kyul Ah."
Moo Kyul menatap Jung In dan bertanya, "Proyek yang bagus. Jadi apa kau masih berfikir kau dapat membuatku gugup jika kau terus bekerja keras mendapatkan Mae Ri?" Jung In menjawab, "Kau mungkin menang babak pertama." Moo Kyul bertanya kembali, "Jadi sekarang kita sedang dalam babak ke2?" Jung In menjawab, "Mungkin kalian menganggap ini sudah berakhir, bagaimanapun juga aku akan melalui ini hingga berakhir. Masih ada 66 hari yang tersisa." Moo Kyul menatap Jung In dengan tatapan tidak suka sementara Mae Ri kebingungan melihat sikap 2 laki-laki itu.
Jung In masuk kedalam ruangan dan bertanya, "Apa kau sudah selesai?" Moo Kyul menatap Jung In dan berkata, "Mae Ri yang seharusnya tetap bekerja disini. Dia angat menyukai drama. Lagipula aku terlalu plin-plan dalam urusan pekerjaan. Dan ini adalah salahku jadi seharusnya aku yang pegri." Jung In menatap Moo Kyul dan berkata, "Kau tidak perlu khawatir tentang ini. Walaupun Mae Ri tidak bekerja disini lagi, tapi dia tetap dapat membantu Nona Penulis ." Mae Ri kaget mendengarnya, "Benarkah? Aku bisa tetap membantunya?" Jung In menjawab, "Walaupun kalian sudah mempublikasikan hubungan kalian di kantor, tapi perjanjian dengan Ayahku tetap berjalan." Mae Ri menunduk dan menjawab, "Tidak ada pilihan lagi Moo Kyul Ah."
Moo Kyul menatap Jung In dan bertanya, "Proyek yang bagus. Jadi apa kau masih berfikir kau dapat membuatku gugup jika kau terus bekerja keras mendapatkan Mae Ri?" Jung In menjawab, "Kau mungkin menang babak pertama." Moo Kyul bertanya kembali, "Jadi sekarang kita sedang dalam babak ke2?" Jung In menjawab, "Mungkin kalian menganggap ini sudah berakhir, bagaimanapun juga aku akan melalui ini hingga berakhir. Masih ada 66 hari yang tersisa." Moo Kyul menatap Jung In dengan tatapan tidak suka sementara Mae Ri kebingungan melihat sikap 2 laki-laki itu.
Mae Ri datang ke rumah Moo Kyul dan kaget saat melihat ada sebuah koper. ternyata itu koper milik Ibunya Moo Kyul. Ibu Moo Kyul bertanya, "Apa Moo Kyul sedang pergi?" Mae Ri menjawab, "Oh Hallo. Moo Kyul sedang mengerjakan beberapa pekerjaannya. Apa kau ingin menelfonnya?" Ibu Moo Kyul menjawab sambil menunjuk kopernya, "Jika aku menelfonnya maka dia akan memarahiku karena aku akan disini mengganggunya. Kau tidak keberatan kan?" Mae Ri menjawab, "Ah aku pikir tidak ada hubungannya denganku. Sebaiknya aku telfon dia saja." Cepat-cepat Ibu Moo Kyul mencegah, "Jangan! Nanti dia akan memarahiku." Mae Ri mengerti dan tidak jadi menelfon Moo Kyul.
Ibu Moo Kyul bertanya, "Apa tidak ada ice cream disini?" Mae Ri kebingungan dan menjawab, "Ah kami tidak begitu mempedulikan ice cream." Ibu Moo Kyul berdiri dari duduknya lalu mengajak Mae Ri pergi ke supermarket untuk membeli ice cream dan juga beberapa makanan yang lainnya.
Ibu Moo Kyul bertanya, "Apa tidak ada ice cream disini?" Mae Ri kebingungan dan menjawab, "Ah kami tidak begitu mempedulikan ice cream." Ibu Moo Kyul berdiri dari duduknya lalu mengajak Mae Ri pergi ke supermarket untuk membeli ice cream dan juga beberapa makanan yang lainnya.
Saat Ibu Moo Kyul berada di stand mencicipi makanan, Mae Ri diam-diam menelfon Moo Kyul, "Kang Moo Kyul apa kau sedang di studio rekaman? HP mu tidak aktif. Ada sesuatu yang datang. Telfon aku sesegera mungkin setelah kau mendengar pesan ini. Mengerti?" Ibu Moo Kyul datang dan Mae Ri cepat-cepat menutup HPnya. Ibu Moo Kyul memberikan makanan pada Mae Ri dan bertanya, "Enak bukan?" Mae Ri hanya menjawab, "Ya."
Ibu Moo Kyul lalu mulai memilih makanan instant dan Mae Ri bertanya, "Bukankah ini makanan instant?" Ibu Moo Kyul menjawab, "Ya. Mereka cepat di masak dan juga enak." Mae Ri bergumam, "Tapi itu tidak sehat bagi tubuhmu." Ibu Moo Kyul masih melihat-lihat makanan instant dan berkomentar, "Aku masih muda. Lalu kenapa?" Mae Ri kembali berkata, "Tapi aku dengar jika sering memakan makanan instant maka kulit kita akan cepat tua." Ibu Moo Kyul terdiam dan menyentuh kulitnya, "Kulit bertambah tua?" Mae Ri menjawab, "Ya. Aku lihat di TV bahwa makanan instant dan membuatmu terlihat lebih tua." Ibu Moo Kyul cepat-cepat mnghampiri Mae Ri dan mencubit pipi Mae Ri yang terlihat masih muda lalu dia memncubit pipinya sendiri, "Ah tidak tidak. Ini tidak boleh terjadi."
Akhirnya Ibu Moo Kyul dan Mae Ri pergi ke bagian stand sayuran. Ibu Moo Kyul berkata, "Sayuran. Ya kita harus makan sayuran segar." Mae Ri mendorong kereta belanja dan berkomentar, "Ya itu pilihan yang baik." Ibu Moo Kyul melihat sayuran bahan kimchi dan berkata, "Ah ya kimchi instant juga memiliki rasa yang aneh. Kimchi yang kau buat waktu itu sangat enak." Mae Ri tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena telah di puji, "Terima kasih." Ibu Moo Kyul menatap Mae Ri dan bertanya, "Apakah kau bisa memasak Kimchi Napa Kubis?" Mae Ri menjawab, "Kimchi Napa Kubis? Ah Bisa."
Akhirnya Ibu Moo Kyul dan Mae Ri pergi ke bagian stand sayuran. Ibu Moo Kyul berkata, "Sayuran. Ya kita harus makan sayuran segar." Mae Ri mendorong kereta belanja dan berkomentar, "Ya itu pilihan yang baik." Ibu Moo Kyul melihat sayuran bahan kimchi dan berkata, "Ah ya kimchi instant juga memiliki rasa yang aneh. Kimchi yang kau buat waktu itu sangat enak." Mae Ri tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena telah di puji, "Terima kasih." Ibu Moo Kyul menatap Mae Ri dan bertanya, "Apakah kau bisa memasak Kimchi Napa Kubis?" Mae Ri menjawab, "Kimchi Napa Kubis? Ah Bisa."
Moo Kyul sedang di studio bersama Jung In untuk mendengar aransement lagu yang dibuat oleh Moo Kyul. Setelah mendengarkan music itu Jung In berkata, "Terima kasih." Moo Kyul bingung dan balik bertanya, "Untuk apa?" Jung In menjawab, "Karena kau membuktikan bahwa aku tidak salah pilih. Tidak ada maksud apa-apa, ini hal yang alami seperti kau." Moo Kyul diam saja tidak berkomentar apapun.
Seo Joon masuk kedalam studio dan dia terlihat masih marah. Moo Kyul menhampiri Seo Joon dan bertanya, "Kau sudah disini? Aku menelfonmu beberapa kali." Seo Joon menjawab, "Aku sedang sakit kepala jadi mematikan telfonku." Jung In bertanya, "Apa kau akan melanjutkan latihan bernyanyi sekarang? Dengan cepat Seo Joon menjawab, "Tidak. Bisakah kau pergi keluar sebentar dan membiarkan aku berbicara dengan Moo Kyul?" Jung In menatap Moo Kyul seolah meminta persetujuan dan saat Moo Kyul menganggukan kepalanya, Jung In dan seorang petugas studio pun langsung keluar.
Moo Kyul mendekati Seo Joon dan berkata, "Hal ini aneh untukmu, benar bukan? Maafkan aku tidak memberitahumu." Seo Joon tiba-tiba menampar Moo Kyul dan marah padanya, "Kau bilang kau tidak akan pernah menikah! Kau katakan bahwa dia hanya fansmu! Apa kau mempermainkan aku?" Moo Kyul hanya berkata, "Maaf." Seo Joon kembali marah, "Apa kau pikir dengan maaf bisa menyelesaikan masalah? Apakah kau tidak berfikir untuk menjelaskan kenapa kau berbohong dan menyembunyikan semua ini dariku?" Moo Kyul menjawab, "Aku tidak dapat menjelaskannya sekarang. Tapi aku akan menjelaskannya nanti." Seo Joon marah kembali, "Lupakan itu! Kita bukan teman lagi!"
Seo Joon berbalik akan meninggalkan studio dan Moo Kyul memanggilnya, "Joon Ah!" Seo Joon berhenti berjalan dan menatap Moo Kyul, "Kau benar-benar laki-laki tidak beruntung!!" Moo Kyul terdiam saat mendengar kata-kata itu.
Jung In menghampiri Seo Joon yang terlihat masih marah dan dia memberikan minuman pada Seo Joon namun Seo Joon tidak menerimanya dan masih terdiam. Jung In duduk di sebelah Seo Joon dan berkata, "Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Sebaiknya kau mengambil istirahat untuk sesaat." Seo Joon tiba-tiba berkata, "Aku tidak akan bermain dalam drama ini." Jung In kaget, "Seo Joon shi." Seo Joon berkata, "Aku benar-benar menjadi gila disini." Jung In bertanya, "Apakah pernikahan Kang Moo Kyul ini begitu berdampak untukmu?" Seo Joon menjawab, "Kami berteman karena dia tidak memiliki pacar. Hal seperti ini benar-benar tidak pernah terbayangkan dipikiranku. Aku marah padanya tapi aku tidak dapat memaafkan diriki sendiri." Jung In mencoba menenangkan Seo Joon, "Kumohon jangan menyalahkan dirimu. Itu hanya akan membuatmu tidak nyaman." Seo Joon berkomentar, "Aku tahu."
Seo Joon bangkit dari duduknya dan mulai mengomel, "Aku benar-benar tidak mengerti hal ini. Dia selalu bilang tidak akan pernah menikah tapi kenapa dia tiba-tiba mengubah pikirannya itu?" Jung In berkomentar, "Hati seseorang dapat berubah dengan mudah." Seo Joon kembali mengomel, "Tapi tidak untuk Wi Mae Ri! Dia bukan tipe Moo Kyul. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa mereka berdua dapat menikah." Jung In terdiam mendengar kata-kata Seo Joon itu.
Seo Joon bangkit dari duduknya dan mulai mengomel, "Aku benar-benar tidak mengerti hal ini. Dia selalu bilang tidak akan pernah menikah tapi kenapa dia tiba-tiba mengubah pikirannya itu?" Jung In berkomentar, "Hati seseorang dapat berubah dengan mudah." Seo Joon kembali mengomel, "Tapi tidak untuk Wi Mae Ri! Dia bukan tipe Moo Kyul. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa mereka berdua dapat menikah." Jung In terdiam mendengar kata-kata Seo Joon itu.
Ibu Moo Kyul yang sedang menonton drama itu mulai mengomel, "Huh benar-benar tidak beruntung." Mae Ri mendengar itu dan penasaran akan satu hal makanya dia bertanya pada Ibu Moo Kyul, "Maaf tapi ada satu hal yang membuatku sungguh penasaran. Mengapa Moo Kyul sangat membenci kata 'tidak beruntung'?" Ibu Moo Kyul terdiam sesaat lalu menjelaskan, "Itu karena... Menurutmu memiliki anak di usia 17 tahun apakah itu normal? Jadi dia tumbuh di lingkungan yang berkata bahwa dia tidak beruntung telah di lahirkan. Aku baru tahu hal itu dan benar-benar merasa bersalah padanya. Lagi pula bukan dia yang tidak beruntung, tapi aku." Mae Ri berkata, "Jangan seperti itu. Mereka bilang bahwa sesuatu yang di katakan dapat menjadi nyata." Ibu Moo Kyul bertanya, "Benarkah? Aku merasa hal itu menjadi buruk saat aku mengatakannya. Jangan katakan pada Moo Kyul mengenai hal ini, Ok?" Mae Ri mengangguk mengerti.
Moo Kyul pulang ke rumah dan kaget saat melihat Mae Ri membuat kimchi dan juga ada Ibunya yang sedang menonton drama dan menyapanya, "Hallo cintaku." Mae Ri berniat berdiri dari duduknya namun dia kesulitan karena sudah terlalu lama duduk. Moo Kyul melihat itu dan bertanya, "Ada apa? Apa yang kalian lakukan?"
Akhirnya Moo Kyul ikut membantu Mae Ri membuat kimchi sementara Ibu Moo Kyul hanya melihatnya dan berkomentar, "Kau harus melakukannya satu-satu. Benar kan Mae Ri?" Mae Ri menjawab, "Ya." Moo Kyul kesal dan bertanya, "Ibu apa kau tidak malu? Mengapa meminta dia melakukan ini?" Mae Ri berkata, "Tidak apa-apa." Sementara Ibu Moo Kyul berkomentar, "Karena kimchi buatannya enak."
Moo Kyul meminta Mae Ri mencoba rasa kimchi itu dan dia menyuapi Mae Ri. Mae Ri memakannya dan Moo Kyul langsung bertanya, "Enak bukan?" Mae Ri mengangguk dan tersenyum. Ibu Moo Kyul yang melihat itu berkomentar, "Kalian seperti pengantin baru." Cepat-cepat Moo Kyul dan Mae Ri menyangkalnya, "Tentu tidak!" Ibu Moo Kyul hanya tersenyum dan berkata, "Ya aku mengerti." Ibu Moo Kyul berdiri dan bilang bahwa dia akan mencari udara segar. Moo Kyul mencoba menahan Ibunya dan berkata, "Kau mau pergi kemana? Ini bahkan belum selesai." Ibu Moo Kyul tidak mempedulikan itu dan terus berjalan pergi.
Moo Kyul berkata pada Mae Ri, "Aku akan menyelesaikan ini dan sebaiknya kau pulang saja atau kau nanti akan terlambat." Mae Ri menjawab, "Tidak apa-apa. Aku sudah hampir menyelesaikan ini lagi pula mana mungkin aku meninggalkan kau sendirian dengan ini." Moo Kyul merasa bersalah dan meminta maaf, "Maafkan aku." Mae Ri berkomentar, "Tidak apa-apa. Ibumu ini benar-benar..." Moo Kyul bertanya, "Kau pasti lelah?" Mae Ri menjawab, "Lupakan. Cepat selesaikan ini."
Ayah Mae Ri masih di Restaurant dan dia pun menelfon Mae Ri, "Mae Ri apakah kau masih di rumah laki-laki itu? Jangan makan apapun karena Ayah akan membawa ddukkboki kerumah." Mae Ri menjawab, "Ayah pulanglah terlebih dhaulu. Aku akan terlambat." Ayah Mae Ri bertanya, "Ini sudah setengah sepuluh dan kau masih di rumah laki-laki itu?"
Ayah Mae Ri datang ke rumah Moo Kyul dan kaget saat melihat Mae Ri dan Moo Kyul sedang membuat banyak kimchi. Ayah Mae Ri bertanya, "Mae Ri apakah kau membuat ini sendiri?" Mae Ri cepat-cepat menjawab, "Tentu tidak. Moo Kyul membantuku." Ayah Mae Ri kembali bertanya, "Apa kalian berencana membuat toko kimchi hah? Kenapa kalian membuat ini?" Moo Kyul merasa bersalah dan meminta maaf, "Maafkan aku." Ayah Mae Ri kembali mengomel, "Apa kau selalu meminta Mae Ri melakukan pekerjaan ini sementara kau bertemu dengan perempuan lain di luar sana? Apakah kau menikahi Mae Ri hanya untuk dia melakukan pekerjaan rumah hah?" Mae Ri cepat-cepat berkata, "Tidak. Bukan Moo Kyul yang memintaku melakukan ini semua." Ayah Moo Kyul bertanya, "Lalu siapa?"
Ibu Moo Kyul datang dan langsung masuk kedalam rumah, "Anak-anak, ayo kita makan snack yang aku beli ini ada ddukkboki dan soondae." Ibu Moo Kyul baru menyadari kehadiran Ayah Mae Ri dan dia pun bertanya, "Siapa kau?" Mae Ri menjawab, "Dia ayahku." Ibu Moo Kyul mengangguk mengerti lalu memperkenalkan diri, "Oh aku Ibu Moo Kyul. Kam So Young. So Young." Ayah Mae Ri terlihat kebingungan dan bertanya pada Moo Kyul, "Dia ibumu? Ibumu? Bukan Bibimu?" Moo Kyul menjawab, "Dia ibuku." Ayah Mae Ri terlihat malu karena dulu dia mengira bahwa Ibu Moo Kyul itu pacar gelapnya Moo Kyul.
Ayah Mae Ri lalu bertanya pada Ibu Moo Kyul, "Apa kau yang meminta anakku untuk membuat ini semua?" Ibu Moo Kyul dengan polosnya menjawab, "Ya. Apa ada masalah?" Ayah Mae Ri terlihat kesal mendengar hal itu, "Kenapa kau memanfaatkan anakku?" Ibu Moo Kyul menjawab, "Hmm memanfaatkan dia apa? Tidak seperti itu. Ada apa sih dengan orang ini?"
Mae Ri mengambil jaketnya lalu menarik ayahnya untuk segera pergi. Ayah Mae Ri lalu berteriak pada Ibu Moo Kyul, "Lain kali jika kau ingin makan kimchi maka buatlah sendiri Ahjumma!" Ibu Moo Kyul kaget mendengar itu, "Ahjumma? Apa kau melihatku sebagai Ahjumma?" Ayah Mae Ri berkata, "Apakah aku harus memanggilmu Nona ketinggalan jaman, hah Ahjumma? Kau sudah memiliki anak laki-laki tapi pakaianmu seperti itu." Ibu Moo Kyul melihat pakaiannya dan bertanya, "Apa yang kau katakan? Siapa kau hah sampai berkomentar pakaianku ini?" Ayah Mae Ri berkata, "Oh kalian ini benar-benar... Ibu dan Anak sama saja, sama-sama tak tahu malu dan tidak bertanggung jawab!"
Moo Kyul tentu kesal di katakan seperti itu makanya dia langsung berkata pada Ayah Mae Ri, "Minta maaf pada ibuku!" Ayah Mae Ri tidak mau kalah dan terus mengomel, "Siapa yang seharusnya meminta maaf hah? Kau juga selalu saja memanfaatkan anak perempuanku dan menyuruhnya bekerja. Aku tidak bisa membiarkan ini terus." Ayah Mae Ri mendekati Moo Kyul dan langsung menarik kerah bajunya Moo Kyul. Mae Ri kaget dan langsung menarik Ayahnya sementara Ibu Moo Kyul menarik anaknya. Ayah Mae Ri tidak juga melepaskan cengkramannya pada kerah baju Moo Kyul sehingga Ibu Moo Kyul menggiggit lengannya dan akhirnya Ayah Moo Kyul melepaskan cengkaraman itu. Namun dia maju mendekati Moo Kyul lagi dan kembali menarik kerah baju Moo Kyul. Ibu Moo Kyul lagi-lagi menggiggit lengan Ayah Mae Ri dan Ayah Mae Ri langsung mundur.
Ayah Mae Ri menarik Mae Ri untuk pulang dan Mae Ri cepat-cepat memberikan salam pamit, "Sampai jumpa!" Ibu Moo Kyul berkomentar pada Moo Kyul, "Sudah kukatakan seharusnya aku tinggal bersamamu." Ayah Mae Ri tiba-tiba datang lagi dan mengambil kimchi yang sudah jadi dan membawanya pergi. Ibu Moo Kyul berteriak, "Makan itu dan pergilah!!"
Mae Ri menatap jendela di rumah Jung In dan menelfon Moo Kyu, "Maafkan ayahku. Tapi cobalah menempatkan posisimu di posisi ayahku, kau akan mengerti kenapa dia begitu marah." Moo Kyul berkomentar, "Hal ini menjadi sangat rumit. Ngomong-ngomong, aku minta maaf atas perlakuan ibuku." Mae Ri berkata, "Posisi kita benar-benar sama."
So Ra datang menghampiri Mae Ri dan bertanya, "Mae Ri apa yang sedang kau lakukan?" Mae Ri menjawab, "Aku sedang menelfon Moo Kyul. Kau masuklah duluan." So Ra mengerti lalu masuk kedalam rumah. Mae Ri menjelaskan hal ini pada Moo Kyul, "Aku merasa aneh jika hanya berdua dengan Jung In jadi aku mengajak Ji Hye dan So Ra untuk datang ke rumahnya."
Jung In terlihat sibuk dan Ji Hye berkomentar, "Kau bahkan masih terlihat sibuk walaupun ini hari minggu. Kau benar-benar pekerja keras, sangat keren." So Ra ikut berkomentar, "Ya benar." Jung In lalu menanyakan tentang Mae Ri, "Maaf tapi dimana Mae Ri?" So Ra menjawab, "Ah dia sedang menelfon. Dia menelfon Ayahnya." Jung In menatap Mae Ri yang sedang menelfon di dekat jendela. So Ra berkomentar, "Wow tanganmu terlihat indah sekali. Tidak terlihat seperti tangan seorang pria yang sudah menikah." Ji Hye setuju, "Benar. Ini pasti karena kau tidak memakai cincin pernikahan." Jung In hanya tersenyum mendengar komentar itu sementara So Ra mencubit Ji Hye. Ji Hye berkata, "Kenapa? Walaupun dia sudah mendaftar pernikahannya tapi dia sebenarnya kan belum menikah. Jadi kau masih single kan?"
Jung In tidak mendengar ucapan Ji Hye dan dia justru terus melihat Mae Ri dan bertanya, "Ngomong-ngomong... Mae Ri juga tidak memakai cincin pernikahan." Ji Hye terdiam bingung memikirkan itu dan So Ra cepat-cepat menjawab, "Ah itu karena pernikahan dia dan Moo Kyul berjalan terburu-buru. Jadi mereka tidak sempat mempersiapkan cincin itu. Benar kan?" Ji Hye menjawab, "Ya benar. Mereka terburu-buru." Jung In menunduk dan berkata, "Oh begitu." So Ra lalu permisi untuk pergi ke kamar mandi.
Jung In berkata, "Aku pikir dia tidak memakai cincin karena kontrak ini." Ji Hye menjawab, "Mereka memiliki cincin pasangan. Cincin emas 14 karat. Tapi dia tidak bisa sembarangan memakainya, kau mengerti kan...." Jung In lagi-lagi hanya terdiam tidak berkomentar apapun.
So Ra datang bersama dengan Mae Ri dan langsung mengajak Ji Hye pergi, "Ji Hye bukankah kau bilang kau ada kencan hari ini?" Ji Hye kebingungan mendengar hal itu lalu cepat-cepat berkata, "Ah ya aku ada janji dengan Oppa di Hongdae. Kalau begitu kami pamit. Terima kasih untuk semuanya." So Ra juga ikut pamit, "Ya terima kasih karena sudah mengundang kami. Kami pergi. Bye..."
Jung In berjalan mendekati Mae Ri dan bertanya, "Jadi kau tidak memiliki banyak wkatu untuk mempersiapkan cincin pernikahanmu?" Mae Ri kebingungan dan akhirnya menjawab, "Ya. Semuanya berjalan begitu cepat." Jung In mulai curiga dan bertanya, "Tapi temanmu bilang kalian memiliki cincin pasangan." Mae Ri kembali kebingungan dan berbohong, "Ah ya hanya cincin perak. Aku tidak memakainya karena kontrak ini..." Jung In bertanya, "Cincin perak?" Mae Ri menjawab, "Ya. Kau hari ini bersikap sangat aneh. Kau menanyakan banyak hal pada temanku dan juga padaku. Apa kau mencoba mencari sesuatu?" Jung In menjawab, "Aku tidak bermaksud seperti itu."
Jung In berkata, "Bisakah kita berbicara sesuatu." Mae Ri panik dan bertanya, "Tentang apa?" Jung In menjawab, "Hubunganmu dengan Kang Moo Kyul. Apakah kalian benar-benar menikah karena cinta?" Mae Ri kaget di tanya seperti itu, "Maafkan aku, aku akan kembali lain waktu." Mae Ri cepat-cepat mengambil tasnya lalu pergi. Jung In melihat kepergian Mae Ri dan dia sadar bahwa Mae Ri meninggalkan payungnya.
Di luar rumah sedang hujan dan Mae Ri baru sadar bahwa payungnya tertinggal di dalam rumah. Mae Ri awalnya ingin masuk untuk mengambilnya namun Mae Ri takut nanti Jung In akan menanyakan kembali hubungan dia dan Moo Kyul sehingga Mae Ri memilih untuk berlari di bawah hujan.
Moo Kyul baru keluar dari JI Entertainment dan disana juga hujan sehingga dia menunggu sebentar. HPnya berbunyi dan itu telfon dari Mae Ri. Mae Ri berkata, "Aku sudah lelah berbohong seperti waktu. Kapan kau akan pulang?" Mae Ri berlari dan berteduh di ddepan rumah Moo Kyul, "Kalau begitu aku akan pulang ke rumah."
Tiba-tiba ada yang memanggil nama Mae Ri dan itu adalah Seo Joon. Seo Joon keluar dari mobilnya dan meghampiri Mae Ri, "Awalnya aku menunggu Moo Kyul namun aku senang ternyata kau yang datang. Aku ingin bertanya sesuatu padamu." Mae Ri terdiam dan berkata, "Silahkan." Seo Joon pun mengajukan pertanyaanyna pada Mae Ri, "Siapa yang melamar duluan?" Mae Ri menunduk lalu menjawab, "Aku." Seo Joon tersenyum dan berkata, "Sudah kuduga. Orang seperti Moo Kyul tidak mungkin melakukannya. Tapi mengapa kau memintanya menikahimu? Apa terjadi sesuatu di antara kalian?" Mae Ri menjawab, "Ada suatu masalah yang datang." Seo Joon semakin penasaran dan terus bertanya, "Apa itu? Apa maksudmu Moo Kyul terpaksa menikahimu?" Mae Ri diam saja tidak menjawab apapun.
Seo Joon bertanya, "Kenapa kalian merahasiakan ini?" Mae Ri menjawab, "Aku yang meminta padanya untuk tidak mengatakan pada siapapun demi karena ketidaknyamanan. Jadi dia tidak berbohong padamu mengenai hal ini. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menjelaskan ini padamu." Seo Joon terlihat kesal dan berkata, "Berakting seperti tidak ada yang salah untuk menusuk seseorang dari belakang, Apakah itu keahlianmu?" Mae Ri menjawab, "Kau akan mengerti jika saatnya sudah tiba. Aku permisi pergi."
Mae Ri berlari di tengah hujan dan terlihat Jung In ada di dalam mobil dan membawakan payung Mae Ri yang tertinggal.
Moo Kyul datang ke rumah dalam keadaan kehujanan dan Seo Joon memberikan handuk padanya. Moo Kyul menerima handuk itu dan mengeringkan rambutnya. Seo Joon berkata, "Aku datang untuk meminta maaf karena menyebutmu tidak beruntung. AKu mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kukatakan. Tapi ini bukan berarti aku memaafkan semua kebohonganmu." Moo Kyul menatap Seo Joon sesaat dan berkata, "Jika hanya itu yang ingin kau katakan maka kau boleh pergi."
Seo Joon justru memilih duduk di kursi dan mengatakan bahwa dia belum selesai mengatakan apapun. Moo Kyul diam saja mengeringkan rambutnya. Seo Joon melihat sarung tangan rajut buatan Mae Ri dan mengambilnya lalu berkomentar, "Kau bilang tidak ada perempuan yang tinggal disini. Tapi sepertinya Wi Mae Ri membuatkan ini untukmu." Seo Joon lalu melemparkan sarung tangan itu di atas meja. Moo Kyul mengambil sarung tangan itu lalu memindahkannya ke sisinya. Hal itu membuat Seo Joon semakin kesal, "Kau sama saja dengan Wi Mae Ri. Kenapa kalian tidak mengatakan yang sebenarnya padaku?" Moo Kyul bertanya, "Kau bertemu dengannya? Kapan?" Seo Joon menjawab, "Beberapa saat yang lalu. Aku berbicara dengannya saat aku datang kemari."
Moo Kyul terlihat kesal dan bertanya, "Apa yang kau bicarakan dengannya?" Seo Joon menatap Moo Kyul dengan tatapan marah, "Kenapa? Apa kau takut aku melakukan sesuatu padanya? Kau menolakku yang selama satu tahun menunggumu ini dan kau menikahi seseorang seperti dia?" Moo Kyul tidak menjawab apapun dan hanya menunduk. Seo Joon bergumam, "Ini benar-benar melukai harga diriku!" Seo Joon berdiri dari duduknya dan membelakangi Moo Kyul, Moo Kyul ikut berdiri dan hanya terdiam. Perlahan-lahan Seo Joon mulai menangis.
Mae Ri sedang berada di sebuah toko buku dan Jung In menghampirinya sambil membawa payung Mae Ri yang tertinggal tadi, "Apa kau merasa tenang setiap kau datang ke toko buku?" Mae Ri kaget melihat Jung In namun dia langsung menjawab, "Ya. Itulah sebabnya aku datang kemari. Aku merasa dapat menghilang disini. Seolah-olah aku bisa menyendiri disini." JungIn berkomentar, "Aku mengerti." Jung In melihat buku yang di bawa Mae Ri dan dia bertanya, "Kau membaca buku kumpulan puisi?" Mae Ri menjawab, "Ya. Aku ingin hidup dengan kata-kata yang mudah di mengerti dan tidak kompleks."
Mae Ri dan Jung In sama-sama duduk di lantai toko buku ikut membaca buku. Ada seorang tamu yang datang dan meminta Jung In untuk bergeser karena dia ingin mengambil buku di sebuah rak yang tertutupi oleh Jung In. Jung In pun menggeserkan duduknya jadi mendekat ke Mae Ri. Tamu itu meminta Jung In kembali bergeser dan dia mengambil buku yang dia cari. Tamu itu pergi dan Jung In sadar bahwa dia duduk terlalu dekat dengan Mae Ri. Mae Ri menatap Jung In sesaat dan kembali membaca buku kumpulan puisi itu. Jung In tertarik dengan buku Mae Ri dan terus melihat ke buku yang Mae Ri baca. Mae Ri sadar akan hal itu dan sengaja memperlihatkan buku itu pada Jung In agar Jung In bisa membacanya dengan jelas. Jung In malu dan langsung tertunduk lalu melanjutkan membaca buku yang dia pilih. Melihat hal itu Mae Ri hanya tersenyum.
Seo Joon masih berada di rumah Moo Kyul dan dia melihat Moo Kyul yang terlihat menggiggil. Seo Joon memeriksa suhu tubuh Moo Kyul dan berkomentar, "Kenapa kau berlari di bawah hujan? Aku pikir kau akan sakit, apa kau ingin aku membelikan obat untukmu?" Moo Kyul menggeleng pelan dan menjawab, "Tidak. aku baik-baik saja." Seo Joon berkata, "Apa yang kau rasakan pada Mae Ri? Katakan padaku bagaimana semua ini bermulai." Moo Kyul menjawab, "Itu benar. Pada mulanya ini hanya untuk main-main saja tapi sekarang tidak seperti itu lagi. Mae Ri terasa seperti seorang keluarga sekarang." Seo Joon terlihat kebingungan dan bertanya, "Keluarga? Aku pikir kau akan merasa terganggu jika mengenai keluarga." Moo Kyul mengangguk dan menjelaskannya, "Memang seperti itu namun saat aku melihat Mae Ri, aku menemukan apa yang aku pikirkan. Ini adalah sebuah keluarga yang seharusnya."
Seo Joon bertanya, "Jadi hubungan kalian ini berjalan lebih daru sebulan karena kau tidak menganggapnya sebagai wanita kan?" Moo Kyul berkomentar, "Mae Ri seseorang yang setia." Seo Joon berkata, "Kau bilang bahwa Mae Ri seperti keluarga. Tapi, aku pikir kau akan segera meninggalkannya secepatnya saat dalam masalah. Kau akan selalu mendorongnya seperti apa yang biasa kau lakukan. Jaga dirimu." Seo Joon bangun dari duduknya lalu pergi keluar dari rumah Moo Kyul.
Mae Ri pergi ke pasar tradisional bersama Jung In. Mae Ri berkomentar, "Berjalan di pasar tradisional seperti ini membuatku merasa lebih baik saat aku merasa lesu." Jung In berkata, "Aku hanya melihat pasar tradisional seperti ini di TV. Ini pertama kalinya aku datang kemari." Mae Ri menatap Jung In dan berkata, "Wow kau benar-benar tuan muda."
Mae Ri melihat ada Nene penjual buah China dan dia langsung berlari untuk membeli. Setelah membeli itu, Mae Ri menghampiri Jung In dan memberikan Jung In buah itu, "Cobalah ini." Jung In berkata, "Aku tidak menyukai buah China ini." Mae Ri menatap buah itu dan berkata, "Tapi aku menyukainya. Mereka bilang jika kau menolak buah yang di berikan maka kau akan bertambah tua." Jung In kebingungan dan bertanya, "Apa maksudnya?" Mae Ri tersenyum dan berkata, "Ini artinya bagus untuk tubuhmu. Makanlah dan kau jangan cepat tua." Jung In mencicipinya dan berkata, "Ini lebih manis dan enak dari yang aku pikirkan." Mae Ri berkata, "Ya. di dalam buah yang kecil ini terdapat cahaya matahari dan angin hujan. Jika kau memakan ini maka kau akan merasa memakan matahari." Mae Ri terus memakan buah itu sementara Jung In hanya terdiam dan memperhatikan Mae Ri.
Seo Joon mendatangi teman band Moo Kyul dan mengintrogasi mereka tentang hubungan Moo Kyul dan Mae Ri. Teman band Moo Kyul terlihat kebingungan harus berbicara apa karena mereka takut salah ngomong. Teman Moo Kyul berkata, "Ya tentu saja mereka menikah karena saling mencintai." teman Moo Kyul yang lainnya ikut mengatakan bagaimana bisa mereka bertemu, "Ah ya mereka bertemu pertama kali karena Mae Ri menabrak Moo Kyul dengan mobil." Seo Joon bertanya, "Lalu?" Teman Moo Kyul saling pandang dan menjawab, "Ya lalu Mae Ri membantu Moo Kyul masuk kedalam perusahaan JI Entertainment itu." Seo Joon kaget mendengarnya karena dia mulanya berfikir bahwa Moo Kyul mau bekerja di situ karena Seo Joon yang mengajak, "Apa Wi Mae Ri yang melakukan itu?" Teman Moo Kyul menjawab, "Ya dia yang melakukannya."
Seo Joon benar-benar kebingungan dan kembali bertanya, "Lalu bagaimana dengan pernikahan mereka? Kapan dan dimana? Bagaimana bisa mereka melakukan itu?" Teman-teman Moo Kyul kembali terdiam dan saling menatap. Seo Joon mulai marah, "Cepat katakan padaku! Aku bertanya pada kalian kapan, dimana dan bagaimana bisa mereka menikah?" Teman Moo Kyul menjawab, "Hm jika kau bertanya kapan maka itu terjadi sebulan yang lalu." Teman Moo Kyul langsung membenarkannya, "Ya sebulan yang lalu!" Seo Joon bertanya, "Dimana?" Teman Moo Kyul kebingungan dan menjawab, "Dimana? Ah karena mereka terburu-buru maka mereka melakukannya di studio depan situ." Seo Joon bertanya, "Bagaimana bisa?" Teman Moo Kyul lagi-lagi kebingungan menjawab, "Bagaimana? Ah jika kau ingin mengetahuinya... itu... itu..." Teman Moo Kyul itu sulit berbohong dan membuat Seo Joon marah, "Kenapa kalian ini? Kenapa tidak jujur denganku?" Teman Moo Kyul menjawab, "Kenapa kau terus bertanya pada kami? Jika kau begitu penasaran mengapa tidak bertanya pada Moo Kyul saja?" Teman Moo Kyul ingin mengambil botol soju namun Seo Joo langsung memukul tangannya karena Seo Joon ingin teman Moo Kyul mengatakan semuanya padanya.
Mae Ri dan Jung In makan bersama di sebuah kedai di pasar tradisional itu. Jung In terus menatap botol soju dan Mae Ri berkata, "Cepat tuangkan." Jung In menuangkan soju itu ke gelas Mae Ri dan membuat Mae Ri tersenyum. Mae Ri bertanya, "Ah mengenai kejadian di Villa, apa maksudmu dengan mengatakan bahwa bagimu Ayahmu itu seperti tuhan?" Jung In menjawabnya, "Dia menyelamatkan aku."
Jung In pun mulai bercerita masa kecilnya yang pernah di culik, "Dulu saat di Jepang, Ayahku melakukan sebuah transaksi yang berbahaya dengan orang Jepang dan aku diculik saat aku berusia 8 tahun. Lalu ayahku datang dan menyelamatkan nyawaku. Tapi setelah itu Ayahku membesarkanku dengan sangat ketat agar menjadi seseorang yang kuat karena kejadian itu. Itu lah mengapa aku menganggap Ayahku seperti Tuhan. Dia ramah namun tanpa belas kasihan."
Mae Ri berkomentar, "Ini seperti kisah di drama. Kau pasti sangat trauma karena kejadian itu. Ini minumlah." Mae Ri menuangkan soju ke gelas Jung In dan Jung In meminumnya. Mae Ri bertanya, "Jadi itulah sebabnya kau tidak memiliki ingatan apapun saat kau berumur 8 tahun?" Jung In menjawab, "Terkadang aku mengalami mimpi buruk karena hal itu. Tapi mimpi buruk itu sudah jarang terjadi setelah melihat foto kita di villa itu." Mae Ri berkomentar, "Itulah alasannya kau begitu gugup jika di dekat Ayahmu." Jung In menunduk dan menjawab, "Ya seperti itu."
Moo Kyul demam tinggi dan dia mencoba menelfon Ibunya namun Ibunya sama sekali tidak mengangkat telfon. Akhirnya Moo Kyul pun mencoba menelfon Mae Ri.
Mae Ri masih berada di pasar tradisional dan dia sedang membeli kaus kaki. Jung In masih terlihat asing saat melihat pasar tradisional itu. HP Mae Ri berbunyi dan Jung In langsung menatap ke arah Mae Ri karena yang menelfon adalah Moo Kyul, "Hallo Kang Moo Kyul apa kau sudah ada di rumah? Aku sedang ada di pasar tradisional bersama Jung In. Tapi kenapa suaramu seperti itu? Apa kau sakit? Tentu saja kau akan sakit jika kau berlari di bawah hujan. Bagaimana mungkin orang yang sensitif akan cuaca dingin justru berlari di bawah hujan? Apa kau sudah minum obat. Aish di rumah sama sekali tidak ada obat. Dengar Kang Moo Kyul, tunggu aku dan aku akan segera pulang dengan membawa obat. "
Moo Kyul menunggu Mae Ri di depan rumah namun Mae Ri tidak juga datang, "Kemana dia? Bukankah dia bilang akan cepat pulang? Mengapa begitu lama?" Moo Kyul pun memutuskan mencari Mae Ri dengan membawa payung.
Mae Ri sampai di depan rumah Moo Kyul dan keluar dengan di payungi oleh Jung In. Mae Ri menatap Jung In dan berkata, "Terima kasih untuk tumpangannya. Aku akan pulang pergi sekarang." Saat Mae Ri akan pergi tiba-tiba Jung In memanggil namanya dan Mae Ri ingat akan sesuatu. Mae Ri mencari sesuatu di tasnya dan karena Mae Ri kehujanan maka Jung In menarik Mae Ri mendekat dengannya agar tidak terkena air hujan. Mae Ri menatap Jung In kaget dan jadi salah tingkah. Jung In bertanya, "Apa yang kau cari?" Mae Ri membuka tasnya dan memberikan sebuah bungkusan pada Jung In, "Ini kaus kaki katun untuk kau gunakan saat kau tidur. Coba kau usapkan pada pipimu, sangat lembut." Jung In mengambil satu kaus kaki itu dan mengusapkannya pada pipi, "Ya sangat lembut."
Mae Ri berkata, "Kau akan tidur nyenyak dengan kakimu yang nyaman dan hangat. Ngomong-ngomong, mengenai ceritamu hari ini aku berterima kaish karena kau sudah mau menceritakannya. Ini pertama kalinya aku melihat sisi manusia darimu. Dan walaupun ini sulit tapi aku harap kau dapat lebih mengekspresikan hatimu. Jangan terlalu takut dengan Ayahmu. Karena tidak perlu ada yang di khawatirkan, dia tetap Ayahmu." Jung In diam saja menatap Mae Ri. Mae Ri memberikan bungkusan kaus kai itu dan berkata, "Pastikan kau memakainya dan kau tidak akan bermimpi buruk. Aku pergi..."
Saat Mae Ri berjalan di bawah hujan tiba-tiba Jung In memanggilnya, "Wi Mae Ri!" Mae Ri terdiam dan menatap Jung In. Jung In mendekatinya dan menciumnya. Mae Ri kaget akan hal itu dan hanya bisa terdiam. Jung In berkata, "Maaf jika aku mengagetkanmu."
Moo Kyul melihat kajadian itu dan langsung meninju Jung In. Mae Ri tentu sangat panik melihat itu, "Kang Moo Kyul apa yang kau lakukan?" Moo Kyul marah pada Jung In, "Apa yang kau pikirkan hah?" Mae Ri bertanya pada Jung In, "Kau baik-baik saja?" Moo Kyul menatap kesal pada Mae Ri dan langsung menarik Mae Ri, "Ikut aku." Mae Ri pun terpaksa mengikuti Moo Kyul kedalam rumah sementara Jung In di tinggal di luar rumah.
Di dalam rumah Mae Ri langsung marah pada Moo Kyul,"Kenapa kau tiba-tiba memukulnya?" Moo Kyul balik marah dan bertanya, "Kenapa kau dengan laki-laki itu?" Mae Ri menunjukan obat yang dia beli dengan Jung In dan Moo Kyul terdiam. Moo Kyul mulai batuk dan Mae Ri khawatir melihatnya. Moo Kyul melepaskan sarung tangan rajut buatan Mae Ri dan menjatuhkannya ke lantai. Mae Ri cepat-cepat memapah Moo Kyul agar beristirahat.
Mae Ri mengecheck suhu tubuh Moo Kyul dan dia sangat khawatir. Moo Kyul berkata, "Kita akhiri semua ini." Mae Ri salah paham dengan mengartikan kata-kata Moo Kyul itu mengakhiri pertengkaran ini, "Ya. Kau sedang sakit jadi sebaiknya kita membicarakan hal ini nanti." Mae Ri berlari ke arah keran air dan mengambil air untuk mengompres Moo Kyul. Moo Kyul berkata, "Hentikan ini. Maksudku pernikahan palsu ini." Mae Ri terdiam, "Apa?" Moo Kyul terlihat menangis dan berkata, "Aku tidak bisa melakukan ini lagi." Mae Ri bertanya, "Apa yang kau bicarakan?" Moo Kyul menjawab, "Aku tidak dapat mengatakan apa yang kulakukan ini karena ingin menang darinya atau aku menyukaimu. Atau menjawab pertanyaan apakah ini asli atau palsu. Aku benar-benar lelah jadi akhiri saja ini." Mae Ri diam saja mendengar hal itu dan ternyata Jung In mendengar hal itu karena dia berdiri di dalam rumah Moo Kyul namun sosoknya tidak terlihat Mae Ri dan Moo Kyul.
Mae Ri berkata, "Aku tau hal ini menjadi hal yang sangat berat untukmu.... Aku juga merasa lelah. Maafkan aku dan terima kasih." Mae Ri berjalan menjauhi Moo Kyul dengan mata yang beraca-kaca. Moo Kyul melihat Mae Ri yang sudah tidak ada di rumahnya dan dia diam saja.
Mae Ri datang mendekati Moo Kyul dengan membawa handuk, "Aku akan pergi setelah aku melakukan ini." Moo Kyul marah dan melemparkan handuk itu, "Sudah kukatakan hentikan!" Mae Ri berteriak sambil menangis, "Aku mengerti! Perjanjian kita sudah berakhir! Jangan marah, nanti kau akan semakin demam. Aku akan membuat sup kecambah agar kau bisa memakannya sebelum kau tidur. Tunggu sebentar ya." Moo Kyul diam saja tidak berkomentar apa-apa.
Mae Ri selesai membuat sup kecambah dan membangunkan Moo Kyul, "Ayo makan. Huh? Moo Kyul ayo makan lalu kau minum obat dan kembali tidur. Cepat. Aku membuat sup kecambah dan aku akan menambahkan nasi untukmu. Ini." Mae Ri menyuapi Moo Kyul pelan-pelan dan Moo Kyul tidak berkata apa-apa.
Mae Ri selesai membuat sup kecambah dan membangunkan Moo Kyul, "Ayo makan. Huh? Moo Kyul ayo makan lalu kau minum obat dan kembali tidur. Cepat. Aku membuat sup kecambah dan aku akan menambahkan nasi untukmu. Ini." Mae Ri menyuapi Moo Kyul pelan-pelan dan Moo Kyul tidak berkata apa-apa.
Seo Joon masih terus mengintrogasi teman-teman band Moo Kyul dan melarang mereka meminum soju. Teman Moo Kyul berkata, "Kau sudah mengintrogasi beberapa jam. Kenapa kau melakukan ini pada kita?" Seo Joon berkata, "Kalian belum mau jujur padaku?" Teman Moo Kyul menjawab, "Kita sudah mengatakan yang sejujurnya." Seo Joon berkata, "Kalian pembohong! Kalian semua sama dengan Moo Kyul!" Teman Moo Kyul berkata, "Noona kita sudah mengatakan semuanya." Seo Joon berkata, "Cukup! Aku kecewa dengan kalian semua. Ini terakhir kalinya kita saling bertemu!" Seo Joon langsung berjalan pergi. Teman Moo Kyul mendatangi Seo Joon dan berkata, "Nonna jangan menganggu Moo Kyul. Aku akan mengatakan semuanya."
Tuan Jung menerima telfon dari perusahaan yang mengatakan bahwa hubungan Moo Kyul dan Mae Ri sudah di ketahui orang-orang di kantor. Tuan Jung tentu snagat marah dan meminta supirnya untuk menghubungi Ayah Mae Ri.
Jung In menunggu di depan rumah Moo Kyul dan dia ingat pertanyaan yang dia ajukan pada Mae Ri,"Apa kau menikah dengan Kang Moo Kyul karena cinta?" Lalu Jung In ingat kata-kata Mae Ri saat di toko buku, "Aku ingin hidup dengan kata-kata yang simple dan tidak rumit."
Seo Joon datang dan kaget melihat Jung In. Saat Seo Joon mau masuk kedalam rumah Moo Kyul, Jung In menahan Seo Joon, "Jangan masuk!" Seo Joon bertanya, "Kenapa? Ada seusatu yang ingin aku bicarakan dengan Moo Kyul." Jung In berkata, "Bicarakan denganku." Seo Joon diam menatap Jung In.
Moo Kyul terbangun dan dia tidak melihat ada seorang pun di rumah. Tapi saat dia melihat ke sisi tempat tidurnya, dia melihat Mae Ri yang tertidur. Moo Kyul pun mengambil selimutnya dan menyelimuti Mae Ri.
Ayah Mae Ri dan Tuan Jung tiba-tiba datang ke rumah Moo Kyul dan memarahi Moo Kyul, "Kau mengambil putriku yang berharga ini dan menjadikannya wanita yang sudah menikah? Apa yang akan kau lakukan sekarang huh? Apa yang sebenarnya kau lakukan?" Mae Ri membela Moo Kyul dan mencoba menenangkan Ayahnya, "Ayah tenanglah. Moo Kyul sedang sakit." Ayah Mae Ri marah, "Apa yang kau pikirkan hah dengan menikahi pria tidak bertanggung jawab ini." Ayah Mae Ri menarik kerah baju Moo Kyul dan terus berteriak, "Hey cepat katakan padaku! Jika kau tidak bertanggung jawab padanya lalu bagaimana bisa kau mengatakan pada semua orang di kantor bahwa kau sudah menikahinya? Brengsek! Cepat katakan padaku! Kenapa kau diam saja hah?" Ayah Moo Kyul mendorong Moo Kyul ke tembok dan Moo Kyul langsung terjatuh dan membuat Mae Ri khawatir.
Ayah Mae Ri benar-benar sedih dan berkata, "Ini tidak mudah untuk membesarkan anakku tanpa Ibunya selama 20 tahun. Bagaimana bisa kau mengambil anakku yang tidak bersalah ini? Kau brengsek!" Mae Ri ikut menangis mendengar kata-kata itu, "Ayah..." Moo Kyul meminta maaf, "Maafkan aku." Ayah Mae Ri menangis dan seolah-olah berkata pada Ibu Mae Ri, "Sayang, apa yang harus kulakukan pada Mae Ri kita ini? Apa yang harus kita lakukan?" Tuan Jung menenangkan Ayah Mae Ri, "Jangan seperti itu." Tuan Jung menatap Moo Kyul dan bertanya, "Apa kau tau berapa banyak orang yang menderita kerena sikapmu? Bagaimana bisa kau bertanggung jawab dengan hidup Mae Ri sekarang ini?"
Mae Ri berkata, "Jangan seperti itu. Moo Kyul tidak melakukan kesalahan apapun. Maafkan aku ini salahku." Moo Kyul berkomentar, "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Ayah Mae Ri bertanya, "Kenapa ini salahmu hah?" Mae Ri menatap Ayahnya dan menjawab, "Karena kami tidak menikah." Moo Kyul kaget mendengar pengakuan Mae Ri. Tuan Jung juga sama kagetnya, "Apa maksudmu?" Ayah Mae Ri berhenti menangis dan menatap Mae Ri, "Apa yang kau maksud dengan tidak menikah?" Jung In dan Seo Joon masuk kedalam rumah dan mendengar hal itu. Mae Ri berkata, "Kami tidak menikah. Ini semua adalah kebohongan." Moo Kyul berkomentar pelan, "Wi Mae Ri..."
0 komentar:
Posting Komentar