Doo Shik bicara dengan para personil Dream High mengenai kemungkinan mereka tidak akan pernah bisa tampil di panggung.
"Jin Kuk, Baek Hee.. walaupun aku tahu kalian tidak berbuat salah, tapi untuk saat ini kalian tidak bisa tampil di panggung." ujar Doo Shik menyesal.
"Kenapa?" tanya Jason. "Sampai kapan kita harus menunggu?"
"Aku sudah bicara dengan mereka dan mereka berkata tidak mungkin." jawab Doo Shik.
"Kalau begitu, keluarkan saja kami." usul Baek Hee. "Semua ini terjadi karena aku. Keluarkan saja aku."
Jin Kuk sependapat dengan Baek Hee.
"Kita memulai ini bersama dan kita harus berdiri di panggung bersama. Bukan begitu?" tanya Sam Dong tidak setuju.
"Ya." ujar Hye Mi sependapat. "Kita harus berjalan bersama. Jika kalian mundur, aku juga tidak mau meneruskan ini."
"Tidak banyak waktu lagi menyangkut kesepakatanmu dengan ayahmu." ujar Jin Kuk pada Hye Mi. "Jangan terbawa perasaan kalian."
"Perasaan?" tanya Sam Dong. "Jika aku mengikuti perasaan, aku sudah lama meninggalkan grup ini. Jin Kuk, kau tipe orang yang bisa membuat keributan besar hanya karena seseorang mencuri celana dalammu. Dan Baek Hee adalah orang yang telah membuat Hye Mi menderita. Tapi aku memandang dari sudut yang berbeda."
"Aku punya alasan kenapa aku tidak bisa meninggalkan grup ini." Sam Dong meneruskan seraya memandang Hye Mi. "Kuharap kalian memiliki pendapat yang sama denganku."
Hye Mi terlihat terkejut dan menghindari bertemu mata dengan Sam Dong.
Jin Kuk memperhatikan gerak-geriknya.
"Apa kalian sudah selesai bicara?" tanya Jason. "Kalau tidak, aku akan pergi duluan."
"Ya." ujar Sam Dong. "Ayo kita lakukan semua ini dengan sempurna demi kita semua."
Doo Shik dan asistennya terpana melihat Sam Dong dan yang lainnya.
Sikap Sam Dong benar-benar berubah sejak perjalanan dari Jepang.
Hye Mi berjalan lemah keluar dari ruang bawah tanah.
Tidak lama kemudian, Sam Dong juga keluar. Ia melihat Hye Mi dan langsung menghampirinya.
"Kenapa?" tanya Sam Dong, melihat ekspresi putus asa di wajah Hye Mi. "Apa kau cemas? Apa kau takut tidak bisa tampil di panggung pada waktu yang disepakati?"
"Bukan." jawab Hye Mi.
Sam Dong berdiri di samping Hye Mi. "Jangan cemas." katanya menenangkan. Ia mendekatkan kepalanya ke kepala Hye Mi. Sangat dekat. "Aku akan mengorbankan diriku untuk melindungi keputusan yang kau buat."
Kedekatannya dan Sam Dong membuat Hye Mi gugup. Ia bahkan tidak sanggup menatap mata Sam Dong.
"Jadi tersenyumlah." kata Sam Dong. "Mengerti?"
Sam Dong tersenyum. Hye Mi menunduk gugup.
"Baik." jawab Hye Mi.
Sam Dong tersenyum tipis dan berjalan pergi.
Hye Mi menggeletakkan kepalanya di meja. Pil Sook melakukan hal yang serupa di sampingnya.
"Ada apa?" tanya Pil Sook. "Apa yang kau cemaskan?"
"Cemas?" Hye Mi berpikir. "Banyak hal. Aku harus debut, tapi semuanya tidak berjalan lancar. Selain itu..."
"Selain itu?"
Hye Mi mendekati dan menatap Pil Sook tajam. "Apa kau sudah menemukan cara untuk mengetahui siapa orang yang kau sukai?"
"Bukankah aku sudah pernah bilang?" tanya Pil Sook. "Ketika kau senang dan sedih, dia adalah orang pertama yang kau pikirkan."
"Tapi bagaimana jika yang kau pikirkan adalah orang yang tidak kau sukai?" tanya Hye Mi.
"Memangnya ada yang seperti itu?" pikir Pil Sook. "Apa namanya?"
Mendadak Jason datang dengan mengagetkan. "Namanya dua waktu." serunya. "Memangnya ada apa denganmu, Go Hye Mi? Jangan bilang kau sedang bermain tarik ulur dengan dua lelaki?"
"Tidak!" seru Hye Mi kesal.
"Kau bilang tata kramaku itu buruk." protes Jason. "Yang kau lakukan lebih buruk! Kau harus menciptakan batas bagi dirimu sendiri!"
Hye Mi bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja. "Aku bukan orang seperti itu!" Lalu berjalan pergi.
Hye Mi memegangi kepalanya, pusing. "Baiklah!" tekadnya. "Tahan dirimu! Sam Dong hanya teman! Teman!"
Sambil berkata begitu, Hye Mi memukuli kepalanya sendiri.
"Jangan membuat dirimu sendiri bingung, Go Hye Mi." ujar Hye Mi pada dirinya sendiri. "Ini sangat menyakitkan."
Tanpa Hye Mi sadari, Jin Kuk memperhatikannya dari jauh.
Jin Man, Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee duduk di depan ruang latihan. Di dalam, ketiga anggota K yang tersisa sedang berlatih. Mereka akan segera tampil.
"Dengar, dengar." ujar Jin Man, menyuruh Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee menonton video yang disetelnya di notebook. "Saat itu aku sedang merancang koreografi, Diam-diam temanku menyebarkannya di internet dan menjadi sangat populer. Secara tiba-tiba, anak-anak, polisi dan orang-orang mulai menarikan tarianku. Jika kita menari seperti itu, kita tidak akan memerlukan Direktur Ma untuk melakukan publikasi. Kita bisa melakukan flash mob."
Sam Dong menatap video Jin Man dengan seksama.
"Jika ingin melakukan itu, bukankah kita perlu banyak orang?" tanya Baek Hee. "Bagaimana menemukannya?"
"Dimana ada kemauan, disitu ada jalan." kata Sam Dong bersemangat.
"Itu mudah." ujar Hye Mi, tersenyum. Ia memikirkan sebuah ide.
Hye Mi, Baek Hee dan yang lainnya langsung mencari massa, walaupun dengan 'sedikit' trik licik yang mengancam.
Hye Mi mengancam orang yang dulu menyiram kepalanya dengan air.
Baek Hee mengancam Jeong Ah Jeong.
Sam Dong mengancam In Sung mengenai club malamnya.
Pil Sook mengancam Ri Ah yang telah mencuri suaranya untuk iklan ponsel.
Dengan cara seperti itu, Dream High mampu mengumpulkan massa. Walau massa yang mereka kumpulkan tampangnya terpaksa semua. Hahahaa...
Seorang wartawan yang diremehkan oleh Bum Soo tanpa sengaja menemukan mereka dan langsung memotret.
"Siapa dia?' tanya Sam Dong, tanpa sengaja melihat si wartawan. "Orang yang memotret itu?"
"Aku tidak tahu." jawab Baek Hee.
Sam Dong menarik Baek Hee dan Hye Mi ke sisinya. "Kita harus mendapat beberapa foto bagus." katanya.
Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee mulai berpose.
Saat Byung Jik sedang menelepon, Sam Dong sengaja bernyanyi keras-keras.
"Tidak bisakah kalian tenang?!" seru Byung Jik marah.
Malam itu ketika Jin Kuk sedang berlatih sendirian, Sam Dong datang.
"Kenapa kau menari disini sendirian?" tanya Sam Dong.
"Ayah Hye Mi tidak suka nyanyianku." jawab Jin Kuk.
"Dia juga tidak suka nyanyianku." ujar Sam Dong, tertawa.
Jin Kuk menatap Sam Dong dengan pandangan khusus. "Bagaimana hubunganmu dengan Hye Mi sekarang?" tanyanya ragu. "Bukankah kau ingin bertarung satu lawan satu?"
Sam Dong terdiam sejenak. "Aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaanku." katanya.
"Apa?" tanya Jin Kuk terkejut.
"Saat Hye Mi mengatakan bahwa ia ingin pergi, aku menyadari bahwa siapapun orang yang disukai Hye Mi tidaklah penting." kata Sam Dong menjelaskan. "Aku menyukainya. Tidak masalah bagiku jika ia menyukaimu ataupun membenciku. Selama aku bisa berada dekat dengannya, aku sudah senang."
Jin Kuk terdiam beberapa lama. "Ah, kau masih saja punya kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi ayam."
Di rumah, secara tidak sadar Byung Jik menyanyikan lagu Dream High.
Byung Jik memberitahu Oh Sun bahwa Oh Hyuk telah menjadikan rumahnya sebagai jaminan pembayaran hutang Hye Mi. Tentu saja Oh Sun terkejut setengah mati.
Oh Sun tidak tahan mendengar Byung Jik selalu menjelek-jelekkan Oh Hyuk. "Dengar ya!" serunya. "Istrimu itu adalah orang yang egois! Kalau dia sekarat dan ingin mati, mati saja sendirian! Kenapa harus mengganggu adikku yang baik?! Karena itu, adikku akan dicap sebagai penggoda istri orang lain seumur hidupnya!"
"Siapa yang sekarat?" tanya Byung Jik shock.
Oh Sun menceritakan segalanya pada Byung Jik.
Byung Jik menangis seorang diri di luar.
Beberapa lama kemudian, Oh Hyuk datang. Byung Jik buru-buru menghapus air matanya.
"Aku adalah orang yang jahat." kata Byung Jik pada Oh Hyuk. "Karena aku, istriku menyembunyikan penyakitnya. Karena aku juga, Hye Mi mengorbankan impiannya. Aku tidak pantas menjadi seorang ayah. Aku sangat minta maaf karena kesalahpahaman selama ini. Saat aku kembali ke Amerika, aku akan berusaha mengembalikan uangmu secepat mungkin."
"Lalu bagaimana dengan Hye Mi dan Hye Sung?" tanya Oh Hyuk.
"Aku malu bertemu putri-putriku." ujar Byung Jik sedih. "Ayah macam apa aku ini?"
"Bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya Oh Hyuk ragu.
Dream High melaksanakan flash mob. Tanpa sengaja, Byung Jik lewat tempat itu dan melihat mereka.
Pertunjukkan dimulai...
Rupanya kedatangan Byung Jik bukan kebetulan. Oh Hyuk-lah yang menyuruhnya datang ke tempat itu.
"Indah bukan?" tanya Oh Hyuk. "Kau lihat Hye Mi? Apakah itu wajah orang yang mengorbankan impiannya?"
Byung Jik menatap wajah putrinya yang ceria.
"Semua yang menari bersamanya itu adalah teman-teman Hye Mi." tambah Oh Hyuk. "Teman yang selama etahun belakangan ini menghabiskan waktu bersamanya. Karena itu, jangan salahkan dirimu karena tidak melindunginya."
"Jika kau menyesal, maka lindungi dia sekarang." ujar Oh Hyuk. "Lindungi impian Hye Mi yang sebenarnya."
Penampilan Dream High langsung tersebar di internet secepat kilat. Sutradara dan produser juga menonton dan tertarik pada kreativitas mereka.
Oh Hyuk turut berperan dalam publikasi di internet.
"Wow, yang menonton sangat banyak!" seru Kyung Jin kagum.
"Ya." kata Oh Hyuk seraya menoleh pada Kyung Jin.
Tanpa sengaja, bibir Kyung Jin tersentuh dengan bibir Oh Hyuk. Mereka berdua langsung salah tingkah.
Kyung Jin bangkit dari duduknya dengan gugup.
"Guru Kang, apakah kau sudah makan malam?" tanya Kyung Jin. Mendadak secara ajaib jepit bunga sudah menghiasi rambutnya. "Jika kau belum makan, maukah kau mau makan bersamaku?"
"Sebenarnya, aku sudah punya janji." jawab Oh Hyuk.
"Begitu." Kyung Jin tertawa pahit. Ia melepas jepitnya dan berjalan pergi dengan malu.
Diam-diam, Bum Soo mengintip mereka.
"Dasar brengsek." katanya kesal. "Diam menciumnya. Menciumnya! Tapi ketika putriku mengajaknya makan, dia menolak. Kang!"
Ketika sedang mempromosikan CD Dream High, Doo Shik kelihatan berusaha menahan buang air besar.
Oh Sun datang dengan wajah menyeramkan. Ia menanyakan perihal rumah yang dijadikan jaminan.
"Kau.. sudah tahu?" tanya Doo Shik.
"Aku sudah mengatakannya sebelumnya." kata Oh Sun marah. "Rumah itu memang atas nama Oh Hyuk. Tapi sebenarnya itu rumahku! Rumah itu adalah hasil kerja kerasku selama 10 tahun bekerja!"
Doo Shik meminta tolong Oh Sun memegangkan CD dan berjanji akan menyelesaikan masalah rumahnya.
Mendadak, PD Jang mendapat kabar bahwa grup yang akan tampil di acaranya batal hadir. Ia bingung dan marah-marah.
Sebuah CD melayang di depan wajahnya.
"Dream High bisa menjadi penggantinya." kata Doo Shik, masih menahan rasa ingin buang air besar.
"Kau bisa siap besok?" tanya PD Jang.
"Tentu saja." jawab Doo Shik yakin. "PD Jang, fighting!"
Sam Dong, Hye Mi dan Jin Kuk bersorak senang saat Oh Hyuk mengabarkan bahwa Dream High bisa tampil di panggung. Mereka bertiga langsung berpelukan dan meloncat-loncat gembira.
Hye Mi tiba-tiba sadar ia berpelukan dengan Sam Dong dan buru-buru mundur dengan gugup.
Sam Dong bingung karena Hye Mi mendorongnya menjauh.
Byung Jik datang.
"Ayah, sudah kukatakan aku bisa." ujar Hye Mi. "Aku tidak akan pergi ke Amerika."
Byung Jik tidak mengatakan apa-apa dan berbalik pergi.
Hye Mi dan Baek Hee menunggu giliran di ruang rias. Baek Hee menyuruh Hye Mi menyapa setiap orang yang ditemui.
Karena Baek Hee lebih dulu debut, ia menyuruh Hye Mi memanggilnya senior, tapi Hye Mi menolak.
Pil Sook sangat gugup dan Jason menenangkannya.
Di pintu masuk, Byung Jik dan Hye Sung membagi-bagikan yogurt dan selebaran.
Sam Dong terdiam dan menyendiri. Ia merasakan telinganya mulai bermasalah lagi.
"Apa kau sudah memeriksa micmu?" tanya Jin Kuk. "Sebentar lagi kita akan tampil."
"Aku sudah siap menyanyi." jawab Sam Dong, berpura-pura tetap mendengar padahal jawabannya salah.
Jin Kuk sadar telinga Sam Dong tidak bisa mendengar lagi. Ia memandang Sam Dong dengan cemas.
Sam Dong tahu kalau Jin Kuk tahu. "Aku tidak bisa mendengarmu." katanya. "Jangan cemas. Aku tidak akan merusak pitch selama kau memberi kode padaku. Tidak masalah aku bisa mendengar atau tidak, aku akan tetap melakukannya."
Beberapa saat kemudian Hye Mi datang mendekati mereka. Melihat kedatangan Hye Mi, Sam Dong buru-buru kabur.
Hye Mi berniat mengejar Sam Dong, tapi Jin Kuk melarang.
"Saat ini, Sam Dong tidak bisa mendengar, kan?" tanya Hye Mi cemas. "Kuharap kau tidak memberitahu yang lain. Jika ada orang lain tahu, ia akan marah."
Hye Mi berbalik hendak menemui Sam Dong.
"Hye Mi!" panggil Jin Kuk lagi. Kelihatannya ia menghalangi Hye Mi menemui Sam Dong. "Hari ini adalah hari pertama kali kau dan aku berada dalam satu panggung."
Hye Mi menghadap Jin Kuk lagi. "Ya, kau benar."
Pertunjukkan pertama Dream High di panggung.
Jin Kuk membantu Sam Dong dengan memberi aba-aba padanya.
"Di dunia ini, ada dua jenis kebahagiaan." ujar Jin Kuk. "Yang pertama adalah kebahagiaan yang kau sadari ketika telah berlalu. Kedua adalah kebahagiaan yang kau rasakan saat itu juga. Kebahagiaan yang terjadi pada saat dilakukan adalah sangat langka. Mereka berkata, kau bisa melihat sinar kemilau hanya dengan mengingatnya. Kurasa, kami akan terus mengingat saat ini. Hari ini. Kebahagiaan ini... akan kami ingat sepanjang sisa hidup kami. Saat-saat dimana kami bersinar."
Hye Mi membawa selimut menuruni tangga rumah.
"Biar kubantu kau." kata Sam Dong.
"Tidak usah." tolak Hye Mi, mengelak dari Sam Dong. Dompet Hye Mi terjatuh.
"Tidak apa-apa." kata Sam Dong memaksa.
"Tidak!" seru Hye Mi, berjalan menjauh.
"Hye Mi, apa yang terjadi?" tanya Sam Dong seraya merebut selimut dengan paksa. "Kenapa kau selalu menghindar dariku?"
Hye Mi berbalik membelakangi Sam Dong. "Aku tidak menghindarimu." jawabnya berbohong.
"Kalau kau tidak menjauhiku, kenapa kau tidak mau melihat mataku?" tuntut Sam Dong.
Jin Kuk melihat mereka. "Hye Mi." panggilnya. "Apa kau punya waktu luang? Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jangan bilang kau lupa."
"Benarkah?" tanya Hye Mi.
"Bagus sekali!" seru Sam Dong. "Ayo adakan pesta ulang tahun!"
"Lupakan saja!" kata Hye Mi sinis pada Sam Dong. Ia memutuskan ikut Jin Kuk pergi.
Ketika akan naik ke motor Jin Kuk, Hye Mi sadar dompetnya tertinggal.
"Jangan cemas, aku akan mentraktirmu." kata Jin Kuk.
"Tidak!" seru Hye Mi cepat dan kelihatan panik. Ia buru-buru lari ke dalam rumah untuk mengambilnya.
Di dalam rumah, Sam Dong menemukan dompet Hye Mi dan membukanya. Disana ada foto para personil Dream High.
Sam Dong tersenyum, dan mengambil foto itu. Ternyata dibalik foto Dream High, Hye Mi menyembunyikan foto Sam Dong.
Sam Dong terkejut. Belum sempat ia berpikir, pintu depan sudah terbuka dan Hye Mi masuk ke dalamnya.
Sam Dong buru-buru menutup dompet Hye Mi.
Hye Mi merebut dompetnya dari tangan Sam Dong dengan ekspresi waswas. "Kau tidak melihat isi dompetku, bukan?" tanyanya cemas.
"Apa?" gumam Sam Dong dengan wajah polos. "Tidak." jawabnya berbohong.
Hye Mi diam. Menatap Sam Dong dengan pandangan curiga.
Sam Dong berpikir sejenak. "Ah, kau pasti takut aku mencuri uangmu?"
Hye Mi menarik napas lega. "Ya." katanya. Ia berbalik dan melihat Jin Kuk memandang mereka.
Jin Kuk tersenyum. Senyum yang sangat pahit. "Ayo." ajaknya.
Jin Kuk mengajak Hye Mi ke danau yang dulu pernah mereka kunjungi. Hye Mi kelihatan murung dan tidak bersemangat.
"Lebih baik kita pulang saja dan merayakan ulang tahunmu di rumah." kata Jin Kuk.
"Tidak!" tolak Hye Mi, tersenyum. Ia mencoba terlihat ceria. "Kenapa tiba-tiba kau ingin pulang? Kemana lagi kita akan pergi?"
Jin Kuk tersenyum. "Jangan paksakan dirimu, Hye Mi." katanya.
"Ayo!" ajak Hye Mi. Keceriaan yang dibuat-buat. "Aku ingin pergi."
"Hye Mi..." ujar Jin Kuk pelan. "Aku tahu kau sedang memaksakan diri. Dimana hatimu saat ini?"
Hye Mi terdiam.
"Walaupun aku sudah tahu jawabannya, aku tetap tidak ingin melepasmu." kata Jin Kuk. "Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan."
"Maafkan aku." ujar Hye Mi dengan mata berkaca-kaca. "Aku pasti sangat menjengkelkan."
Hye menangis.
Jin Kuk tersenyum kemudian memasangkan helm ke kepala Hye Mi.
"Mulai saat ini, bagaimana kalau kita menjadi teman baik?" kata Jin Kuk. "Seperti dulu saat kita bermain bersama."
Hye Mi mengangguk.
Bum Soo memanggil Oh Hyuk ke ruangannya. Ia menyerahkan berkas siswa yang lulus babak pertama audisi EMG.
Oh Hyuk sangat senang.
Bum Soo marah melihat kesenangan di wajah Oh Hyuk sementara ia merasakan kesedihan pada diri Kyung Jin, putrinya.
"Kau tidak memedulikan perasaan putriku!" seru Bum Soo.
Oh Hyuk bingung. "Kyung Jin menyukaiku?!" serunya kaget. Ck ck ck... Benar-benar ga sensitif ni orang.
"Tepat!" teriak Bum Soo galak.
Oh Hyuk terkejut.
"Kau tidak tahu?" tanya Bum Soo lagi.
"Ya, aku benar-benar tidak tahu." jawab Oh Hyuk polos.
Bum Soo menyesal sudah mengatakan hal itu pada Oh Hyuk.
Oh Hyuk mengumumkan siapa saja yang lolos babak pertama audisi EMG.
Mereka sangat gugup.
"Tidak peduli siapa yang lolos, kita harus tetap memberi selamat padanya." kata Jason, memegangi tangannya nervous.
"Sudah buka saja." kata Hye Mi tanpa ekspresi. "Kami juga tidak mengharapkan apa-apa."
Perlahan, Oh Hyuk dan Jin Man membuka berkas itu. Nama yang tercantum adalah...
"Go Hye Mi, kau lolos!" seru Oh Hyuk.
Hye Mi berteriak dan melompat senang. Tapi tiba-tiba ia sok cool lagi dan duduk tenang. "Aku tahu aku akan lolos." katanya sombong.
"Selamat!" seru Sam Dong senang.
Semua orang mengucapkan selamat kecuali Jason. Jason kelihatan tidak ikhlas.
Pil Sook menyikut Jason dan Jason mengucapkan selamat dengan terpaksa.
"Ada lagi yang lolos." kata Oh Hyuk. Mereka berpikir hanya Hye Mi yang lolos, rupanya masih ada lagi. Oh Hyuk melihat nama itu satu per satu dan tertawa senang. "Kalian semua terpilih!"
Semua murid menghela napas.
"Jangan bercanda, Guru." kata Sam Dong.
Oh Hyuk menunjukkan kertas itu pada anak-anak. Mereka semua langsung bersorak senang.
"Tunggu dulu." kata Baek Hee. "Semua peserta yang mendaftar, pasti terpilih?"
Semua langsung diam dan berpikir.
Mungkin semua persyaratan yang diajukan EMG hanya formalitas untuk mengetahui mental para peserta. Apakah mereka cukup berani mencoba meraih sesuatu yang tidak mungkin atau tidak. Justru ujian yang sebenarnya baru akan dimulai.
Anak-anak melakukan suit untuk menentukan siapa yang lebih dulu menggunakan ruang latihan. Kini mereka akan saling bersaing masing-masing.
Mereka akhirnya malah berebut.
Oh Hyuk dan Kyung Jin melihat anak-anak dengan senang.
"Apakah kau sudah makan malam?" tanya Oh Hyuk.
"Ini sudah larut." kata Kyung Jin. Ia terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Belum."
"Bagaimana kalau kita keluar makan malam?" ajak Oh Hyuk.
"Tentu saja." kata Kyung Jin. Ia langsung memakailagi jepitnya dan bercermin.
Keenam personil Dream High datang ke audisi EMG. Disana, mereka bertemu dengan wartawan yang sebelumnya memotret mereka. Rupanya ia adalah salah satu kru EMG yang diam-diam menilai para peserta.
Wartawan itu berpidato di panggung. Ia mengatakan bahwa calon pemenang yang diinginkan EMG adalah orang yang memiliki semangat juang tinggi.
Ujian babak kedua akan segera dimulai.
Pemenang EMG akan pergi ke Amerika dan membuat album di sana. Ia akan mendapat kesempatan menjadi penyanyi terbaik dunia. Itulah impian semua orang.
"Bagaimana kalau kita menolak pergi jika menang?" tanya Jin Kuk saat berbincang dengan teman-temannya.
"Tentu saja kau harus pergi." kata Pil Sook. "Itu impian kita."
"Bagaimana rasanya menjadi nomor satu?" tanya Sam Dong.
"Tentu saja itu hebat!" jawab Baek Hee. "Pasti perasaanku akan sangat luar biasa!"
"Aku tidak sependapat." ujar Sam Dong. "Menjadi nomor satu pasti akan merasa kesepian."
"Benar." ujar Jason.
"Kalau begitu, kau tidak ingin menjadi nomor satu?" tanya Jin Kuk.
"Tidak." jawab Sam Dong. "Walaupun begitu, aku tetap ingin menjadi nomor satu."
Anak-anak menjalani ujian selanjutnya sesuai dengan bakat mereka.
Tahun 2018.
Diruangan itu banyak sekali foto dan piala milik Pil Sook.
Kini Pil Sook mendapatkan kembali berat badannya.
Dengan suara yang indah, ia menyanyikan lagu untuk anak-anak kecil di playgroup.
Jason datang dan mengajak Pil Sook menonton konser seseorang.
Pil Sook sangat senang karena ia dan teman-temannya akan berkumpul kembali.
Baek Hee menjadi guru di Kirin. Ia menerapkan cara mengajar yang sama dengan Kyung Jin. Ia, Kyung Jin dan Oh Hyuk juga akan datang ke konser seseorang.
Kyung Jin dan Oh Hyuk sudah menikah dan memiliki seorang anak.
Jin Kuk menjadi seorang bintang terkenal dibawah asuhan Doo Shik dari Perusahaan Entertainment White.
Begitu Jin Kuk keluar, para wartawan langsung mengerubunginya.
"Di wawarcaranya yang terakhir, K mengatakan kalau Tuan Hyun Shi Hyuk adalah gurunya." kata seorang wartawan. "Apa kau sudah mendengar hal itu?"
Jin Kuk hanya tersenyum.
Doo Shik telah menikah dengan Oh Sun dan memiliki seorang anak.
Ayah Jin Kuk mencalonkan diri lagi menjadi walikota dan jadi kandidat terkuat.
Di hari yang sama pula, dunia sedang dihebohkan oleh ajang penganugerahan terbesar, yakni Grammy Awards.
Album kedua K yang berjudul Dream High menjadi album terlaris dan terbaik tahun itu. Album tersebut sudah terjual sebanyak 20 juta copy ke seluruh dunia dan mendapat banyak pujian.
K meletakkan foto keenam murid Kirin di meja. Di meja tersebut juga tergeletak medali dan garpu tala.
K mengenakan medali di lehernya.
K adalah Sam Dong...
Flashback.
Sam Dong memenangkan kompetisi EMG.
"Aku tidak akan pergi ke Amerika!" seru Sam Dong.
"Kau harus pergi." ujar Hye Mi. "Buat album disana dan berdiri di panggung terbesar! Bukankah kau mau menjadi nomor satu?
"Aku sudah pernah mengatakannya padamu." kata Sam Dong bersikeras. "Aku tidak ingin pergi ke Amerika. Aku hanya ingin membuktikan diri padamu. Jika kau sudah melihatku mampu menang, aku akan melepaskannya. Ayo kita pulang."
Sam Dong berbalik dan hendak berjalan pulang, tapi Hye Mi menarik lengannya.
"Sam Dong!" seru Hye Mi.
"Kubilang aku tidak akan pergi!" teriak Sam Dong. "Sejak awal aku memulai semua ini.. bagiku kaulah musikku. Musik adalah kau. Karena itulah aku ada disini sekarang. Jika tidak ada kau, maka tidak akan ada musik."
"Tidakkah kau ingat apa yang kau katakan padaku?" tanya Hye Mi. "Kau tidak ingin membuatku mencemaskanmu. Tapi, aku masih mencemaskanmu saat ini. Jika semua berakhir disini, maka aku akan selalu mencemaskanmu. Karena itulah, kau harus membuktikan dirimu. Kau harus lebih mandiri. Kumohon... Jangan membuatku mencemaskanmu lagi."
Sam Dong menangis.
"Jika kau ingin membuatku terpikat padamu, kau harus menjadi yang terbaik." Hye Mi berkata tanpa menatap mata Sam Dong. "Jika saat itu tiba, maka aku tidak perlu mencemaskanmu lagi."
Hye Mi tersenyum namun matanya berkaca-kaca. "Aku akan mengatakan padamu, apa arti dirimu bagiku."
"Kau bohong." tangis Sam Dong. "Kau ingin menahanku. Kau tidak ingin melepasku. Aku lebih mengerti kau ketimbang dirimu sendiri. Aku benar, bukan?"
"Tidak, kau salah." jawab Hye Mi, menatap Sam Dong. "Jika sekarang satu tahun yang lalu, aku pasti akan marah karena kau yang terpilih. Tapi saat ini, aku ingin mengantarmu pergi. Hatiku sangat senang. Benar-benar senang."
"Jangan bohong." kata Sam Dong, menatap Hye Mi lebih dekat. "Itukah ekspresi seseorang yang senang?"
"Ya." jawab Hye Mi, menangis semakin keras. "Inilah ekspresiku jika senang."
"Jangan bicara omong kosong." kata Sam Dong. "Kau gadis jahat."
"Sam Dong, pergilah." kata Hye Mi. "Pergi kesana dan tunjukkan padaku."
Sam Dong menyerahkan gantungan hp pada Hye Mi, kemudian naik ke bus.
Dan saat itulah waktunya Sam Dong membuktikan pada Hye Mi kalau ia mampu menjadi nomor satu dan yang terbaik. Dengan memenangkan Grammy Awards.
Sam Dong naik ke panggung. Sebelumnya, ia memberikan alat bantu pendengarannya pada salah seorang kru.
"Apa kau yakin?" tanya kru itu dalam bahasa Inggris. "Apa kau sudah siap?"
Sam Dong tersenyum. "Aku selalu siap." jawabnya.
Sam Dong berdiri di panggung dan terbang tinggi bagai burung.
Konser Hye Mi yang ke 100. Hye Mi mengucapkan terima kasih pada guru dan teman-temannya yang saat itu hadir karena telah membantunya berkembang.
"Hari ini, ada seorang teman lagi yang tidak bisa hadir." kata Hye Mi. "Jalan yang sedang dilaluinya mungkin jalan yang paling terang, namun juga yang paling sunyi. Aku mempersembahkan lagu ini untuknya."
Hye Mi menyanyikan lagu Only Hope khusus untuk Sam Dong.
Jin Kuk datang menonton Hye Mi. Mendadak seorang gadis datang dan mengecup pipinya.
Mulanya Jin Kuk bingung. Siapa gadis yang asal sosor ini?
Rupanya ia adalah Hye Sung, adik Hye Mi.
Hye Sung kini sudah remaja dan bersekolah juga di Kirin.
Hye Mi teringat kenangan-kenangannya bersama Sam Dong. Ketika pertama kali ia menyanyikan lagu itu untuk Sam Dong di toilet, lalu saat Sam Dong mengejar busnya dan Hye Mi berbohong dengan mengatakan kalau ia menyukai Sam Dong.
Flashback.
Hye Mi menatap gantungan hp dari Sam Dong. Tangisnya makin menjadi.
Sam Dong naik ke dalam bus dan perlahan bus itu pun menjauh.
Hye Mi berbalik dan berlari mengejar bus Sam Dong. Ia berhasil mengejar ketika bus itu sampai di halte selanjutnya.
"Jin Kuk, Baek Hee.. walaupun aku tahu kalian tidak berbuat salah, tapi untuk saat ini kalian tidak bisa tampil di panggung." ujar Doo Shik menyesal.
"Kenapa?" tanya Jason. "Sampai kapan kita harus menunggu?"
"Aku sudah bicara dengan mereka dan mereka berkata tidak mungkin." jawab Doo Shik.
"Kalau begitu, keluarkan saja kami." usul Baek Hee. "Semua ini terjadi karena aku. Keluarkan saja aku."
Jin Kuk sependapat dengan Baek Hee.
"Kita memulai ini bersama dan kita harus berdiri di panggung bersama. Bukan begitu?" tanya Sam Dong tidak setuju.
"Ya." ujar Hye Mi sependapat. "Kita harus berjalan bersama. Jika kalian mundur, aku juga tidak mau meneruskan ini."
"Tidak banyak waktu lagi menyangkut kesepakatanmu dengan ayahmu." ujar Jin Kuk pada Hye Mi. "Jangan terbawa perasaan kalian."
"Perasaan?" tanya Sam Dong. "Jika aku mengikuti perasaan, aku sudah lama meninggalkan grup ini. Jin Kuk, kau tipe orang yang bisa membuat keributan besar hanya karena seseorang mencuri celana dalammu. Dan Baek Hee adalah orang yang telah membuat Hye Mi menderita. Tapi aku memandang dari sudut yang berbeda."
"Aku punya alasan kenapa aku tidak bisa meninggalkan grup ini." Sam Dong meneruskan seraya memandang Hye Mi. "Kuharap kalian memiliki pendapat yang sama denganku."
Hye Mi terlihat terkejut dan menghindari bertemu mata dengan Sam Dong.
Jin Kuk memperhatikan gerak-geriknya.
"Apa kalian sudah selesai bicara?" tanya Jason. "Kalau tidak, aku akan pergi duluan."
"Ya." ujar Sam Dong. "Ayo kita lakukan semua ini dengan sempurna demi kita semua."
Doo Shik dan asistennya terpana melihat Sam Dong dan yang lainnya.
Sikap Sam Dong benar-benar berubah sejak perjalanan dari Jepang.
Hye Mi berjalan lemah keluar dari ruang bawah tanah.
Tidak lama kemudian, Sam Dong juga keluar. Ia melihat Hye Mi dan langsung menghampirinya.
"Kenapa?" tanya Sam Dong, melihat ekspresi putus asa di wajah Hye Mi. "Apa kau cemas? Apa kau takut tidak bisa tampil di panggung pada waktu yang disepakati?"
"Bukan." jawab Hye Mi.
Sam Dong berdiri di samping Hye Mi. "Jangan cemas." katanya menenangkan. Ia mendekatkan kepalanya ke kepala Hye Mi. Sangat dekat. "Aku akan mengorbankan diriku untuk melindungi keputusan yang kau buat."
Kedekatannya dan Sam Dong membuat Hye Mi gugup. Ia bahkan tidak sanggup menatap mata Sam Dong.
"Jadi tersenyumlah." kata Sam Dong. "Mengerti?"
Sam Dong tersenyum. Hye Mi menunduk gugup.
"Baik." jawab Hye Mi.
Sam Dong tersenyum tipis dan berjalan pergi.
Hye Mi menggeletakkan kepalanya di meja. Pil Sook melakukan hal yang serupa di sampingnya.
"Ada apa?" tanya Pil Sook. "Apa yang kau cemaskan?"
"Cemas?" Hye Mi berpikir. "Banyak hal. Aku harus debut, tapi semuanya tidak berjalan lancar. Selain itu..."
"Selain itu?"
Hye Mi mendekati dan menatap Pil Sook tajam. "Apa kau sudah menemukan cara untuk mengetahui siapa orang yang kau sukai?"
"Bukankah aku sudah pernah bilang?" tanya Pil Sook. "Ketika kau senang dan sedih, dia adalah orang pertama yang kau pikirkan."
"Tapi bagaimana jika yang kau pikirkan adalah orang yang tidak kau sukai?" tanya Hye Mi.
"Memangnya ada yang seperti itu?" pikir Pil Sook. "Apa namanya?"
Mendadak Jason datang dengan mengagetkan. "Namanya dua waktu." serunya. "Memangnya ada apa denganmu, Go Hye Mi? Jangan bilang kau sedang bermain tarik ulur dengan dua lelaki?"
"Tidak!" seru Hye Mi kesal.
"Kau bilang tata kramaku itu buruk." protes Jason. "Yang kau lakukan lebih buruk! Kau harus menciptakan batas bagi dirimu sendiri!"
Hye Mi bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja. "Aku bukan orang seperti itu!" Lalu berjalan pergi.
Hye Mi memegangi kepalanya, pusing. "Baiklah!" tekadnya. "Tahan dirimu! Sam Dong hanya teman! Teman!"
Sambil berkata begitu, Hye Mi memukuli kepalanya sendiri.
"Jangan membuat dirimu sendiri bingung, Go Hye Mi." ujar Hye Mi pada dirinya sendiri. "Ini sangat menyakitkan."
Tanpa Hye Mi sadari, Jin Kuk memperhatikannya dari jauh.
Jin Man, Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee duduk di depan ruang latihan. Di dalam, ketiga anggota K yang tersisa sedang berlatih. Mereka akan segera tampil.
"Dengar, dengar." ujar Jin Man, menyuruh Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee menonton video yang disetelnya di notebook. "Saat itu aku sedang merancang koreografi, Diam-diam temanku menyebarkannya di internet dan menjadi sangat populer. Secara tiba-tiba, anak-anak, polisi dan orang-orang mulai menarikan tarianku. Jika kita menari seperti itu, kita tidak akan memerlukan Direktur Ma untuk melakukan publikasi. Kita bisa melakukan flash mob."
Sam Dong menatap video Jin Man dengan seksama.
"Jika ingin melakukan itu, bukankah kita perlu banyak orang?" tanya Baek Hee. "Bagaimana menemukannya?"
"Dimana ada kemauan, disitu ada jalan." kata Sam Dong bersemangat.
"Itu mudah." ujar Hye Mi, tersenyum. Ia memikirkan sebuah ide.
Hye Mi, Baek Hee dan yang lainnya langsung mencari massa, walaupun dengan 'sedikit' trik licik yang mengancam.
Hye Mi mengancam orang yang dulu menyiram kepalanya dengan air.
Baek Hee mengancam Jeong Ah Jeong.
Sam Dong mengancam In Sung mengenai club malamnya.
Pil Sook mengancam Ri Ah yang telah mencuri suaranya untuk iklan ponsel.
Dengan cara seperti itu, Dream High mampu mengumpulkan massa. Walau massa yang mereka kumpulkan tampangnya terpaksa semua. Hahahaa...
Seorang wartawan yang diremehkan oleh Bum Soo tanpa sengaja menemukan mereka dan langsung memotret.
"Siapa dia?' tanya Sam Dong, tanpa sengaja melihat si wartawan. "Orang yang memotret itu?"
"Aku tidak tahu." jawab Baek Hee.
Sam Dong menarik Baek Hee dan Hye Mi ke sisinya. "Kita harus mendapat beberapa foto bagus." katanya.
Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee mulai berpose.
Saat Byung Jik sedang menelepon, Sam Dong sengaja bernyanyi keras-keras.
"Tidak bisakah kalian tenang?!" seru Byung Jik marah.
Malam itu ketika Jin Kuk sedang berlatih sendirian, Sam Dong datang.
"Kenapa kau menari disini sendirian?" tanya Sam Dong.
"Ayah Hye Mi tidak suka nyanyianku." jawab Jin Kuk.
"Dia juga tidak suka nyanyianku." ujar Sam Dong, tertawa.
Jin Kuk menatap Sam Dong dengan pandangan khusus. "Bagaimana hubunganmu dengan Hye Mi sekarang?" tanyanya ragu. "Bukankah kau ingin bertarung satu lawan satu?"
Sam Dong terdiam sejenak. "Aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaanku." katanya.
"Apa?" tanya Jin Kuk terkejut.
"Saat Hye Mi mengatakan bahwa ia ingin pergi, aku menyadari bahwa siapapun orang yang disukai Hye Mi tidaklah penting." kata Sam Dong menjelaskan. "Aku menyukainya. Tidak masalah bagiku jika ia menyukaimu ataupun membenciku. Selama aku bisa berada dekat dengannya, aku sudah senang."
Jin Kuk terdiam beberapa lama. "Ah, kau masih saja punya kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi ayam."
Di rumah, secara tidak sadar Byung Jik menyanyikan lagu Dream High.
Byung Jik memberitahu Oh Sun bahwa Oh Hyuk telah menjadikan rumahnya sebagai jaminan pembayaran hutang Hye Mi. Tentu saja Oh Sun terkejut setengah mati.
Oh Sun tidak tahan mendengar Byung Jik selalu menjelek-jelekkan Oh Hyuk. "Dengar ya!" serunya. "Istrimu itu adalah orang yang egois! Kalau dia sekarat dan ingin mati, mati saja sendirian! Kenapa harus mengganggu adikku yang baik?! Karena itu, adikku akan dicap sebagai penggoda istri orang lain seumur hidupnya!"
"Siapa yang sekarat?" tanya Byung Jik shock.
Oh Sun menceritakan segalanya pada Byung Jik.
Byung Jik menangis seorang diri di luar.
Beberapa lama kemudian, Oh Hyuk datang. Byung Jik buru-buru menghapus air matanya.
"Aku adalah orang yang jahat." kata Byung Jik pada Oh Hyuk. "Karena aku, istriku menyembunyikan penyakitnya. Karena aku juga, Hye Mi mengorbankan impiannya. Aku tidak pantas menjadi seorang ayah. Aku sangat minta maaf karena kesalahpahaman selama ini. Saat aku kembali ke Amerika, aku akan berusaha mengembalikan uangmu secepat mungkin."
"Lalu bagaimana dengan Hye Mi dan Hye Sung?" tanya Oh Hyuk.
"Aku malu bertemu putri-putriku." ujar Byung Jik sedih. "Ayah macam apa aku ini?"
"Bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya Oh Hyuk ragu.
Dream High melaksanakan flash mob. Tanpa sengaja, Byung Jik lewat tempat itu dan melihat mereka.
Pertunjukkan dimulai...
Rupanya kedatangan Byung Jik bukan kebetulan. Oh Hyuk-lah yang menyuruhnya datang ke tempat itu.
"Indah bukan?" tanya Oh Hyuk. "Kau lihat Hye Mi? Apakah itu wajah orang yang mengorbankan impiannya?"
Byung Jik menatap wajah putrinya yang ceria.
"Semua yang menari bersamanya itu adalah teman-teman Hye Mi." tambah Oh Hyuk. "Teman yang selama etahun belakangan ini menghabiskan waktu bersamanya. Karena itu, jangan salahkan dirimu karena tidak melindunginya."
"Jika kau menyesal, maka lindungi dia sekarang." ujar Oh Hyuk. "Lindungi impian Hye Mi yang sebenarnya."
Penampilan Dream High langsung tersebar di internet secepat kilat. Sutradara dan produser juga menonton dan tertarik pada kreativitas mereka.
Oh Hyuk turut berperan dalam publikasi di internet.
"Wow, yang menonton sangat banyak!" seru Kyung Jin kagum.
"Ya." kata Oh Hyuk seraya menoleh pada Kyung Jin.
Tanpa sengaja, bibir Kyung Jin tersentuh dengan bibir Oh Hyuk. Mereka berdua langsung salah tingkah.
Kyung Jin bangkit dari duduknya dengan gugup.
"Guru Kang, apakah kau sudah makan malam?" tanya Kyung Jin. Mendadak secara ajaib jepit bunga sudah menghiasi rambutnya. "Jika kau belum makan, maukah kau mau makan bersamaku?"
"Sebenarnya, aku sudah punya janji." jawab Oh Hyuk.
"Begitu." Kyung Jin tertawa pahit. Ia melepas jepitnya dan berjalan pergi dengan malu.
Diam-diam, Bum Soo mengintip mereka.
"Dasar brengsek." katanya kesal. "Diam menciumnya. Menciumnya! Tapi ketika putriku mengajaknya makan, dia menolak. Kang!"
Ketika sedang mempromosikan CD Dream High, Doo Shik kelihatan berusaha menahan buang air besar.
Oh Sun datang dengan wajah menyeramkan. Ia menanyakan perihal rumah yang dijadikan jaminan.
"Kau.. sudah tahu?" tanya Doo Shik.
"Aku sudah mengatakannya sebelumnya." kata Oh Sun marah. "Rumah itu memang atas nama Oh Hyuk. Tapi sebenarnya itu rumahku! Rumah itu adalah hasil kerja kerasku selama 10 tahun bekerja!"
Doo Shik meminta tolong Oh Sun memegangkan CD dan berjanji akan menyelesaikan masalah rumahnya.
Mendadak, PD Jang mendapat kabar bahwa grup yang akan tampil di acaranya batal hadir. Ia bingung dan marah-marah.
Sebuah CD melayang di depan wajahnya.
"Dream High bisa menjadi penggantinya." kata Doo Shik, masih menahan rasa ingin buang air besar.
"Kau bisa siap besok?" tanya PD Jang.
"Tentu saja." jawab Doo Shik yakin. "PD Jang, fighting!"
Sam Dong, Hye Mi dan Jin Kuk bersorak senang saat Oh Hyuk mengabarkan bahwa Dream High bisa tampil di panggung. Mereka bertiga langsung berpelukan dan meloncat-loncat gembira.
Hye Mi tiba-tiba sadar ia berpelukan dengan Sam Dong dan buru-buru mundur dengan gugup.
Sam Dong bingung karena Hye Mi mendorongnya menjauh.
Byung Jik datang.
"Ayah, sudah kukatakan aku bisa." ujar Hye Mi. "Aku tidak akan pergi ke Amerika."
Byung Jik tidak mengatakan apa-apa dan berbalik pergi.
Hye Mi dan Baek Hee menunggu giliran di ruang rias. Baek Hee menyuruh Hye Mi menyapa setiap orang yang ditemui.
Karena Baek Hee lebih dulu debut, ia menyuruh Hye Mi memanggilnya senior, tapi Hye Mi menolak.
Pil Sook sangat gugup dan Jason menenangkannya.
Di pintu masuk, Byung Jik dan Hye Sung membagi-bagikan yogurt dan selebaran.
Sam Dong terdiam dan menyendiri. Ia merasakan telinganya mulai bermasalah lagi.
"Apa kau sudah memeriksa micmu?" tanya Jin Kuk. "Sebentar lagi kita akan tampil."
"Aku sudah siap menyanyi." jawab Sam Dong, berpura-pura tetap mendengar padahal jawabannya salah.
Jin Kuk sadar telinga Sam Dong tidak bisa mendengar lagi. Ia memandang Sam Dong dengan cemas.
Sam Dong tahu kalau Jin Kuk tahu. "Aku tidak bisa mendengarmu." katanya. "Jangan cemas. Aku tidak akan merusak pitch selama kau memberi kode padaku. Tidak masalah aku bisa mendengar atau tidak, aku akan tetap melakukannya."
Beberapa saat kemudian Hye Mi datang mendekati mereka. Melihat kedatangan Hye Mi, Sam Dong buru-buru kabur.
Hye Mi berniat mengejar Sam Dong, tapi Jin Kuk melarang.
"Saat ini, Sam Dong tidak bisa mendengar, kan?" tanya Hye Mi cemas. "Kuharap kau tidak memberitahu yang lain. Jika ada orang lain tahu, ia akan marah."
Hye Mi berbalik hendak menemui Sam Dong.
"Hye Mi!" panggil Jin Kuk lagi. Kelihatannya ia menghalangi Hye Mi menemui Sam Dong. "Hari ini adalah hari pertama kali kau dan aku berada dalam satu panggung."
Hye Mi menghadap Jin Kuk lagi. "Ya, kau benar."
Pertunjukkan pertama Dream High di panggung.
Jin Kuk membantu Sam Dong dengan memberi aba-aba padanya.
"Di dunia ini, ada dua jenis kebahagiaan." ujar Jin Kuk. "Yang pertama adalah kebahagiaan yang kau sadari ketika telah berlalu. Kedua adalah kebahagiaan yang kau rasakan saat itu juga. Kebahagiaan yang terjadi pada saat dilakukan adalah sangat langka. Mereka berkata, kau bisa melihat sinar kemilau hanya dengan mengingatnya. Kurasa, kami akan terus mengingat saat ini. Hari ini. Kebahagiaan ini... akan kami ingat sepanjang sisa hidup kami. Saat-saat dimana kami bersinar."
Hye Mi membawa selimut menuruni tangga rumah.
"Biar kubantu kau." kata Sam Dong.
"Tidak usah." tolak Hye Mi, mengelak dari Sam Dong. Dompet Hye Mi terjatuh.
"Tidak apa-apa." kata Sam Dong memaksa.
"Tidak!" seru Hye Mi, berjalan menjauh.
"Hye Mi, apa yang terjadi?" tanya Sam Dong seraya merebut selimut dengan paksa. "Kenapa kau selalu menghindar dariku?"
Hye Mi berbalik membelakangi Sam Dong. "Aku tidak menghindarimu." jawabnya berbohong.
"Kalau kau tidak menjauhiku, kenapa kau tidak mau melihat mataku?" tuntut Sam Dong.
Jin Kuk melihat mereka. "Hye Mi." panggilnya. "Apa kau punya waktu luang? Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jangan bilang kau lupa."
"Benarkah?" tanya Hye Mi.
"Bagus sekali!" seru Sam Dong. "Ayo adakan pesta ulang tahun!"
"Lupakan saja!" kata Hye Mi sinis pada Sam Dong. Ia memutuskan ikut Jin Kuk pergi.
Ketika akan naik ke motor Jin Kuk, Hye Mi sadar dompetnya tertinggal.
"Jangan cemas, aku akan mentraktirmu." kata Jin Kuk.
"Tidak!" seru Hye Mi cepat dan kelihatan panik. Ia buru-buru lari ke dalam rumah untuk mengambilnya.
Di dalam rumah, Sam Dong menemukan dompet Hye Mi dan membukanya. Disana ada foto para personil Dream High.
Sam Dong tersenyum, dan mengambil foto itu. Ternyata dibalik foto Dream High, Hye Mi menyembunyikan foto Sam Dong.
Sam Dong terkejut. Belum sempat ia berpikir, pintu depan sudah terbuka dan Hye Mi masuk ke dalamnya.
Sam Dong buru-buru menutup dompet Hye Mi.
Hye Mi merebut dompetnya dari tangan Sam Dong dengan ekspresi waswas. "Kau tidak melihat isi dompetku, bukan?" tanyanya cemas.
"Apa?" gumam Sam Dong dengan wajah polos. "Tidak." jawabnya berbohong.
Hye Mi diam. Menatap Sam Dong dengan pandangan curiga.
Sam Dong berpikir sejenak. "Ah, kau pasti takut aku mencuri uangmu?"
Hye Mi menarik napas lega. "Ya." katanya. Ia berbalik dan melihat Jin Kuk memandang mereka.
Jin Kuk tersenyum. Senyum yang sangat pahit. "Ayo." ajaknya.
Jin Kuk mengajak Hye Mi ke danau yang dulu pernah mereka kunjungi. Hye Mi kelihatan murung dan tidak bersemangat.
"Lebih baik kita pulang saja dan merayakan ulang tahunmu di rumah." kata Jin Kuk.
"Tidak!" tolak Hye Mi, tersenyum. Ia mencoba terlihat ceria. "Kenapa tiba-tiba kau ingin pulang? Kemana lagi kita akan pergi?"
Jin Kuk tersenyum. "Jangan paksakan dirimu, Hye Mi." katanya.
"Ayo!" ajak Hye Mi. Keceriaan yang dibuat-buat. "Aku ingin pergi."
"Hye Mi..." ujar Jin Kuk pelan. "Aku tahu kau sedang memaksakan diri. Dimana hatimu saat ini?"
Hye Mi terdiam.
"Walaupun aku sudah tahu jawabannya, aku tetap tidak ingin melepasmu." kata Jin Kuk. "Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan."
"Maafkan aku." ujar Hye Mi dengan mata berkaca-kaca. "Aku pasti sangat menjengkelkan."
Hye menangis.
Jin Kuk tersenyum kemudian memasangkan helm ke kepala Hye Mi.
"Mulai saat ini, bagaimana kalau kita menjadi teman baik?" kata Jin Kuk. "Seperti dulu saat kita bermain bersama."
Hye Mi mengangguk.
Bum Soo memanggil Oh Hyuk ke ruangannya. Ia menyerahkan berkas siswa yang lulus babak pertama audisi EMG.
Oh Hyuk sangat senang.
Bum Soo marah melihat kesenangan di wajah Oh Hyuk sementara ia merasakan kesedihan pada diri Kyung Jin, putrinya.
"Kau tidak memedulikan perasaan putriku!" seru Bum Soo.
Oh Hyuk bingung. "Kyung Jin menyukaiku?!" serunya kaget. Ck ck ck... Benar-benar ga sensitif ni orang.
"Tepat!" teriak Bum Soo galak.
Oh Hyuk terkejut.
"Kau tidak tahu?" tanya Bum Soo lagi.
"Ya, aku benar-benar tidak tahu." jawab Oh Hyuk polos.
Bum Soo menyesal sudah mengatakan hal itu pada Oh Hyuk.
Oh Hyuk mengumumkan siapa saja yang lolos babak pertama audisi EMG.
Mereka sangat gugup.
"Tidak peduli siapa yang lolos, kita harus tetap memberi selamat padanya." kata Jason, memegangi tangannya nervous.
"Sudah buka saja." kata Hye Mi tanpa ekspresi. "Kami juga tidak mengharapkan apa-apa."
Perlahan, Oh Hyuk dan Jin Man membuka berkas itu. Nama yang tercantum adalah...
"Go Hye Mi, kau lolos!" seru Oh Hyuk.
Hye Mi berteriak dan melompat senang. Tapi tiba-tiba ia sok cool lagi dan duduk tenang. "Aku tahu aku akan lolos." katanya sombong.
"Selamat!" seru Sam Dong senang.
Semua orang mengucapkan selamat kecuali Jason. Jason kelihatan tidak ikhlas.
Pil Sook menyikut Jason dan Jason mengucapkan selamat dengan terpaksa.
"Ada lagi yang lolos." kata Oh Hyuk. Mereka berpikir hanya Hye Mi yang lolos, rupanya masih ada lagi. Oh Hyuk melihat nama itu satu per satu dan tertawa senang. "Kalian semua terpilih!"
Semua murid menghela napas.
"Jangan bercanda, Guru." kata Sam Dong.
Oh Hyuk menunjukkan kertas itu pada anak-anak. Mereka semua langsung bersorak senang.
"Tunggu dulu." kata Baek Hee. "Semua peserta yang mendaftar, pasti terpilih?"
Semua langsung diam dan berpikir.
Mungkin semua persyaratan yang diajukan EMG hanya formalitas untuk mengetahui mental para peserta. Apakah mereka cukup berani mencoba meraih sesuatu yang tidak mungkin atau tidak. Justru ujian yang sebenarnya baru akan dimulai.
Anak-anak melakukan suit untuk menentukan siapa yang lebih dulu menggunakan ruang latihan. Kini mereka akan saling bersaing masing-masing.
Mereka akhirnya malah berebut.
Oh Hyuk dan Kyung Jin melihat anak-anak dengan senang.
"Apakah kau sudah makan malam?" tanya Oh Hyuk.
"Ini sudah larut." kata Kyung Jin. Ia terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Belum."
"Bagaimana kalau kita keluar makan malam?" ajak Oh Hyuk.
"Tentu saja." kata Kyung Jin. Ia langsung memakailagi jepitnya dan bercermin.
Keenam personil Dream High datang ke audisi EMG. Disana, mereka bertemu dengan wartawan yang sebelumnya memotret mereka. Rupanya ia adalah salah satu kru EMG yang diam-diam menilai para peserta.
Wartawan itu berpidato di panggung. Ia mengatakan bahwa calon pemenang yang diinginkan EMG adalah orang yang memiliki semangat juang tinggi.
Ujian babak kedua akan segera dimulai.
Pemenang EMG akan pergi ke Amerika dan membuat album di sana. Ia akan mendapat kesempatan menjadi penyanyi terbaik dunia. Itulah impian semua orang.
"Bagaimana kalau kita menolak pergi jika menang?" tanya Jin Kuk saat berbincang dengan teman-temannya.
"Tentu saja kau harus pergi." kata Pil Sook. "Itu impian kita."
"Bagaimana rasanya menjadi nomor satu?" tanya Sam Dong.
"Tentu saja itu hebat!" jawab Baek Hee. "Pasti perasaanku akan sangat luar biasa!"
"Aku tidak sependapat." ujar Sam Dong. "Menjadi nomor satu pasti akan merasa kesepian."
"Benar." ujar Jason.
"Kalau begitu, kau tidak ingin menjadi nomor satu?" tanya Jin Kuk.
"Tidak." jawab Sam Dong. "Walaupun begitu, aku tetap ingin menjadi nomor satu."
Anak-anak menjalani ujian selanjutnya sesuai dengan bakat mereka.
Tahun 2018.
Diruangan itu banyak sekali foto dan piala milik Pil Sook.
Kini Pil Sook mendapatkan kembali berat badannya.
Dengan suara yang indah, ia menyanyikan lagu untuk anak-anak kecil di playgroup.
Jason datang dan mengajak Pil Sook menonton konser seseorang.
Pil Sook sangat senang karena ia dan teman-temannya akan berkumpul kembali.
Baek Hee menjadi guru di Kirin. Ia menerapkan cara mengajar yang sama dengan Kyung Jin. Ia, Kyung Jin dan Oh Hyuk juga akan datang ke konser seseorang.
Kyung Jin dan Oh Hyuk sudah menikah dan memiliki seorang anak.
Jin Kuk menjadi seorang bintang terkenal dibawah asuhan Doo Shik dari Perusahaan Entertainment White.
Begitu Jin Kuk keluar, para wartawan langsung mengerubunginya.
"Di wawarcaranya yang terakhir, K mengatakan kalau Tuan Hyun Shi Hyuk adalah gurunya." kata seorang wartawan. "Apa kau sudah mendengar hal itu?"
Jin Kuk hanya tersenyum.
Doo Shik telah menikah dengan Oh Sun dan memiliki seorang anak.
Ayah Jin Kuk mencalonkan diri lagi menjadi walikota dan jadi kandidat terkuat.
Di hari yang sama pula, dunia sedang dihebohkan oleh ajang penganugerahan terbesar, yakni Grammy Awards.
Album kedua K yang berjudul Dream High menjadi album terlaris dan terbaik tahun itu. Album tersebut sudah terjual sebanyak 20 juta copy ke seluruh dunia dan mendapat banyak pujian.
K meletakkan foto keenam murid Kirin di meja. Di meja tersebut juga tergeletak medali dan garpu tala.
K mengenakan medali di lehernya.
K adalah Sam Dong...
Flashback.
Sam Dong memenangkan kompetisi EMG.
"Aku tidak akan pergi ke Amerika!" seru Sam Dong.
"Kau harus pergi." ujar Hye Mi. "Buat album disana dan berdiri di panggung terbesar! Bukankah kau mau menjadi nomor satu?
"Aku sudah pernah mengatakannya padamu." kata Sam Dong bersikeras. "Aku tidak ingin pergi ke Amerika. Aku hanya ingin membuktikan diri padamu. Jika kau sudah melihatku mampu menang, aku akan melepaskannya. Ayo kita pulang."
Sam Dong berbalik dan hendak berjalan pulang, tapi Hye Mi menarik lengannya.
"Sam Dong!" seru Hye Mi.
"Kubilang aku tidak akan pergi!" teriak Sam Dong. "Sejak awal aku memulai semua ini.. bagiku kaulah musikku. Musik adalah kau. Karena itulah aku ada disini sekarang. Jika tidak ada kau, maka tidak akan ada musik."
"Tidakkah kau ingat apa yang kau katakan padaku?" tanya Hye Mi. "Kau tidak ingin membuatku mencemaskanmu. Tapi, aku masih mencemaskanmu saat ini. Jika semua berakhir disini, maka aku akan selalu mencemaskanmu. Karena itulah, kau harus membuktikan dirimu. Kau harus lebih mandiri. Kumohon... Jangan membuatku mencemaskanmu lagi."
Sam Dong menangis.
"Jika kau ingin membuatku terpikat padamu, kau harus menjadi yang terbaik." Hye Mi berkata tanpa menatap mata Sam Dong. "Jika saat itu tiba, maka aku tidak perlu mencemaskanmu lagi."
Hye Mi tersenyum namun matanya berkaca-kaca. "Aku akan mengatakan padamu, apa arti dirimu bagiku."
"Kau bohong." tangis Sam Dong. "Kau ingin menahanku. Kau tidak ingin melepasku. Aku lebih mengerti kau ketimbang dirimu sendiri. Aku benar, bukan?"
"Tidak, kau salah." jawab Hye Mi, menatap Sam Dong. "Jika sekarang satu tahun yang lalu, aku pasti akan marah karena kau yang terpilih. Tapi saat ini, aku ingin mengantarmu pergi. Hatiku sangat senang. Benar-benar senang."
"Jangan bohong." kata Sam Dong, menatap Hye Mi lebih dekat. "Itukah ekspresi seseorang yang senang?"
"Ya." jawab Hye Mi, menangis semakin keras. "Inilah ekspresiku jika senang."
"Jangan bicara omong kosong." kata Sam Dong. "Kau gadis jahat."
"Sam Dong, pergilah." kata Hye Mi. "Pergi kesana dan tunjukkan padaku."
Sam Dong menyerahkan gantungan hp pada Hye Mi, kemudian naik ke bus.
Dan saat itulah waktunya Sam Dong membuktikan pada Hye Mi kalau ia mampu menjadi nomor satu dan yang terbaik. Dengan memenangkan Grammy Awards.
Sam Dong naik ke panggung. Sebelumnya, ia memberikan alat bantu pendengarannya pada salah seorang kru.
"Apa kau yakin?" tanya kru itu dalam bahasa Inggris. "Apa kau sudah siap?"
Sam Dong tersenyum. "Aku selalu siap." jawabnya.
Sam Dong berdiri di panggung dan terbang tinggi bagai burung.
Konser Hye Mi yang ke 100. Hye Mi mengucapkan terima kasih pada guru dan teman-temannya yang saat itu hadir karena telah membantunya berkembang.
"Hari ini, ada seorang teman lagi yang tidak bisa hadir." kata Hye Mi. "Jalan yang sedang dilaluinya mungkin jalan yang paling terang, namun juga yang paling sunyi. Aku mempersembahkan lagu ini untuknya."
Hye Mi menyanyikan lagu Only Hope khusus untuk Sam Dong.
Jin Kuk datang menonton Hye Mi. Mendadak seorang gadis datang dan mengecup pipinya.
Mulanya Jin Kuk bingung. Siapa gadis yang asal sosor ini?
Rupanya ia adalah Hye Sung, adik Hye Mi.
Hye Sung kini sudah remaja dan bersekolah juga di Kirin.
Hye Mi teringat kenangan-kenangannya bersama Sam Dong. Ketika pertama kali ia menyanyikan lagu itu untuk Sam Dong di toilet, lalu saat Sam Dong mengejar busnya dan Hye Mi berbohong dengan mengatakan kalau ia menyukai Sam Dong.
Flashback.
Hye Mi menatap gantungan hp dari Sam Dong. Tangisnya makin menjadi.
Sam Dong naik ke dalam bus dan perlahan bus itu pun menjauh.
Hye Mi berbalik dan berlari mengejar bus Sam Dong. Ia berhasil mengejar ketika bus itu sampai di halte selanjutnya.
Hye Mi mengetuk jendela. Sam Dong terkejut dan membuka jendelanya.
Tanpa mengatakan apapun, Hye Mi mengalungkan medali ke leher Sam Dong.
Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Hye Mi ataupun Sam Dong.
Tanpa mengatakan apapun, Hye Mi mengalungkan medali ke leher Sam Dong.
Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Hye Mi ataupun Sam Dong.
0 komentar:
Posting Komentar