Sinopsis My Princess episode 3 part 2 :
Lee Seol dan Park Hae Young menggunakan helikopter untuk menghindari wartawan. Helikopter itu mengantarkan mereka menuju sebuah makam. Untuk sampai ke makam, akses helikopter terpotong di lahan yang luas dan Lee Seol-Park Hae Young harus berjalan menaiki bukit. Lee Seol belum menyadari kalau ia akan menuju ke sebuah makam.
Di pintu masuk makam, Presiden (Kakek Park Hae Young) dan Ayah Yoon Joo menunggu Lee Seol. Kakek Park Hae Young membungkuk dan mengucapkan salam, "Kau sudah datang, Princess."
Lee Seol membalas salam dan tersenyum, "Tidak, kau tidak perlu melakukan hal seperti itu."
"Maafkan aku, Princess. Karena hari ini anda sudah mengalami banyak kejadian yang menyusahkan." ungkap Kakek Park Hae Young.
"Ah, tidak.. Park Hae Young menyediakan Helikopter untuk menghindari wartawan. Dan dari situ aku ingat kejadian masa kecilku. Saat itu angin yang sangat kencang dan bahkan aku bisa dibuat terbang oleh angin itu. Sebuah helikopter mendarat di sebuah lahan rekonstruksi, dan saat itu kau datang untuk menjemput ayahku." jawab Lee Seol. Ia tersenyum.
Kakek dan Ayah Oh Yoon Joo senang karena Lee Seol sedikit demi sedikit sudah bisa mengingat masa kecilnya.
"Sekarang dimana ayahku?" tanya Lee Seol.
Park Hae Young hanya bisa memperhatikannya tanpa banyak bicara. Ia juga mengetahui kalau Ayah Lee Seol sudah mati.
Kakek, Ayah Yoon Joo dan Park Hae Young mengantarkan Lee Seol ke sebuah makam yang terawat. Saat melihat gundukan makam, dengan enggan Lee Seol berjalan menghampirinya.
"Yang Mulia. Akhirnya aku bisa membawa Princess ke hadapanmu. Dan aku yang penuh dosa siap mati." ucap Kakek.
Lee Seol menyadari kalau makam itu adalah makam ayahnya.
"Ini adalah makam Kaisar Lee Yeong Chan." kata Ayah Yoon Joo.
Lee Seol tidak percaya, ia menangis seraya menghampiri Park Hae Young, "Kau bilang, kau akan mengizinkanku untuk bertemu ayahku.. Tidak, tidak mungkin. Semua ini tidak benar. Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau ayahku masih hidup. Ada kesalahpahaman di sini. Aku akan pergi."
Park Hae Young menahan Lee Seol. "Tunggu. Aku harus melakukan hal ini. Kau tau, sudah sejak 20 tahun yang lalu aku harus menghormati makam itu tanpa tau siapa yang dikuburkan di dalamnya. Kalau kau tidak ada di sini, kakek tidak mungkin akan menceritakan hal yang sebenarnya. Biarkan aku mendengar kejadian yang sebenarnya."
"Maafkan aku, Princess. Semua ini adalah kesalahan." jawab Kakek seraya menangis.
Lee Seol teringat kembali disaat masa kecilnya. Dirinya dan Ayahnya dijemput oleh Kakek Park Hae Young. Di rumah Lee Seol, Kakek Park Hae Young menyerahkan sebuah tas bersejarah milik ratu MyenSeong. "Maafkan aku Yang Mulia. Baru saat ini aku bisa mengembalikan tas ini. Maafkan aku yang pendosa ini."
Ayah Lee Seol berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku bahkan sudah mengganti namaku dan menganggap bahwa aku sudah mati. Tapi, kalian masih bisa menemukanku. Presiden, apapun konflik yang terjadi antara kakekku dan presiden, aku benar-benar ingin melupakannya."
"Yang Mulia, sekarang saatnya anda dan Princess Lee Seol untuk kembali ke istana." jawab Kakek Park Hae Young.
Malam harinya, saat semua orang tidur. Ayah Lee Seol membereskan barang-barangnya. Ia membawa tas bersejarah milik Ratu Myenseong dan kemudian membangunkan Lee Seol yang tertidur nyenyak. Ayah Lee Seol memang benar-benar tidak ingin kembali ke istana, ia sudah cukup dengan hanya hidup sederhana bersama Lee Seol. Agar, para pengawal dan Kakek Park Hae Young tidak mengejar mereka. Ayah Lee Seol dan Lee Seol pergi dengan mengendap-endap.
Saat berlari, Lee Seol kecil berkata, "Ayah, ikat rambut strawberiku tertinggal." Ikat rambut strawbery milik Lee Seol tertinggal saat ia tidur.
"Aku akan membelikannya yang baru." jawab Ayah Lee Seol.
Lee Seol dan Ayahnya berlari, Ayah Lee Seol menghentikan langkahnya dan ia menyuruh Lee Seol untuk menunggu.
"Tunggu Ayah, Lee Seol." ucap Ayah. "Ayah akan kembali secepat mungkin."
"Benarkah, ayah akan kembali secepat mungkin?" tanya Lee Seol.
"Ya." ucap Ayah seraya tersenyum.
"Janji." Lee Seol menunjukkan kelingkingnya.
"Janji." dan mereka membuat kesepakatan dengan janji kelingking (?).
Ayah Lee Seol pergi dan tiba-tiba sebuah mobil menabraknya. Dan seketika itu juga, Ayah Lee Seol meninggal di tempat.
Kembali ke masa sekarang, Lee Seol menahan air matanya. Bagaimanapun juga ia tidak ingin mendengar cerita itu. "Orang-orang yang menceritakannya dan orang-orang yang ingin mendengarkannya apa kalian puas?" ucap Lee Seol.
Lee Seol berdiri dan beranjak pergi.
Tapi kemudian kakek berkata, "Yang Mulia, paling tidak berikan penghormatanmu pada Kaisar. Ia sudah lama sekali menunggu anda. Tidak masalah kalau Princess tidak memaafkanku, tapi sebaiknya anda memberikan penghormatan pada Kaisar."
"Ya, aku memang tidak akan memaafkanmu. Aku tidak akan melakukan apapun yang membuatmu senang. Itu artinya, aku juga tidak akan memberikan penghormatan pada makam Ayahku sendiri." jawab Lee Seol seraya pergi meninggalkan makam.
Kakek tidak bisa berbuat apa-apa.
Di depan sebuah Toko, Lee Seol duduk dan ia merenung. Park Hae Young menghampirinya dan memberikannya sebotol minuman.
Lee Seol menolak minuman itu, "Sudahlah, kau tidak usah berpura-pura kalau kau care padaku. Aku akan mati seperti ayahku, bukankah kau juga senang kalau aku tidak menjadi seorang princess."
Park Hae Young menjawab, "Apa aku perlu memberikanmu microphone agar kau bisa terus berbicara keras seperti itu dan membiarkan orang lain mendengarnya."
"Mulai saat ini, aku tidak akan melakukan hal yang disuruh oleh kakek. Aku akan melakukan apapun yang bertentangan dengan hal itu."
"Kau tau? Hal itu sangat tidak berguna dan sangat tidak memuaskan." jawab Park Hae Young. "Dan kalau kau melakukan hal itu, Ayahmu di sana, juga pasti akan sangat sedih. Apa kau ingin balas dendam pada kakek?"
Lee Seol hanya menatap Park Hae Young.
"Ada satu cara untuk balas dendam pada kakek. Dengan mengacaukan pembentukan kembali keluarga kerajaan."
"Kau benar-benar orang jahat. Kalau aku melakukan hal itu, itu sama artinya kau hanya ingin agar semua harta warisanmu terselamatkan bukan? Tapi, ada hal yang harus aku terima.." ucap Lee Seol. Lee Seol meminta pada Park Hae Young untuk memberikannya foto Ayahnya.
Park Hae Young menemui Ayah Yoon Joo. Ia meminta foto Ayah kandung Lee Seol karena Lee Seol menginginkannya. Ayah Yoon Joo segera memberikan copy-an foto itu. Ayah Yoon Joo juga meminta maaf pada Park Hae Young, karena ia tidak memberitahukan tentang semua hal itu terlebih dulu pada Park Hae Young, sehingga semua harta warisan Park Hae Young terancam hilang. Park Hae Young menjawab kalau semua ini adalah karena kakeknya yang keras kepala dan Ayah Yoon Joo tidak perlu meminta maaf padanya.
Lee Seol pergi ke kampus. Ia masuk ke ruang organisasi. Di ruang itu, kedua temannya segera meng-intorgasi Lee Seol. Terlebih saat Lee Seol mengatakan kalau ia akan cuti. Kedua temannya heboh mendengar kalau Lee Seol akan mengambil cuti, dan mereka beranggapan kalau Lee Seol akan menikah dengan Park Hae Young. Dengan cepat, Lee Seol menyanggah hal itu. Kedua teman Lee Seol menyarankan pada Lee Seol untuk tidak menerima uang dari keluarga Park Hae Young, karena uang itu tidak seberapa bila nantinya mereka akan menikah. Lee Seol menyetujui hal itu, ia berkata bahwa seharusnya ia mendapat sebuah cek kosong, sehingga ia bisa mengisi jumlah uang yang ia inginkan di dalam cek kosong itu.
Tiba-tiba Oh Yoon Joo datang dan ia masuk ke dalam ruang organisasi tanpa mengetuk pintu. Oh Yoon Joo yang sedikit mendengar pembicaraan Lee Seol, ia berkata, "Apa itu yang kau inginkan?"
Lee Seol dan Yoon Joo berbicara di resto kampus. Oh Yoon Joo menyerahkan banyak dokumen penting pada Lee Seol, dokumen tentang rencana Lee Seol untuk pergi ke luar negeri. Lee Seol menyetujui rencana dirinya untuk pergi ke Egypt.
"Whoaa.. Kau sangat cepat. Apa kau menyiapkan hal ini dalam waktu semalam?" tanya Lee Seol heran.
"Maafkan oppa kemarin. Aku mewakili Oppa meminta maaf padamu." ucap Oh Yoon Joo. "Oppa memang terlalu kasar padamu kemarin."
"Ah, tidak.." ucap Lee Seol.
"Mungkin, kau akan enggan untuk menghubungi Oppa, jadi kalau kau membutuhkan sesuatu kau bisa menghubungiku." Oh Yoon Joo tersenyum seraya memberikan kartu namanya.
"Aku sangat berterimakasih dengan apa yang sudah kau lakukan. Tapi, sepertinya aku harus membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan Park Hae Young." jawab Lee Seol.
"Aku dan Park Hae Young memiliki hubungan yang serius. Jadi, saat kau berbicara dengannya atau kau berbicara denganku, hal itu akan sama saja." jawab Oh Yoon Joo seraya tersenyum.
"Kau menjalin banyak hubungan serius dengan banyak orang.." ucap Lee Seol dengan polosnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau juga menjalin hubungan dengan Profesor Nam Jung Woo kan?"
"Kau pasti mendengar rumor itu dari siswa yang lain."
"Semua orang di jurusanku mengetahui hal itu. Mereka bilang, kau adalah cinta pertama profesor."
"Itu hanya sekear rumor. Bahkan, orang-orang selalu menjadikanku sebagai bahan pembicaraan mereka."
"Park Hae Young sudah mengetahui hal itu, ia sudah mengetahui kalau kau dan Profesor Nam Jung woo memiliki hubungan serius. Aku yang memberitahukan hal itu pada Park Hae Young. Tapi, tenang. Bahkan Park Hae Youngpun tidak mempercayai hal itu." ungkap Lee Seol.
Oh Yoon Joo tersenyum, "Oppa memang memiliki hati yang lembut, dan tidak banyak orang yang mengetahui hal itu. Oppa bahkan melindungimu dengan sarung tangan yang lembut ketimbang menggunakan tinju yang kasar. Aku sangat menyukainya."
Lee Seol berjalan di koridor seraya memikirkan apa yang baru saja Oh Yoon Joo katakan. Kemudian, Profesor Nam Jung Woo melihatnya dari kejauhan dan menghampirinya.
"Apa yang membuatmu berpikir se-serius itu?" tanya Profesor Nam Jung Woo.
Panggilan Profesor Nam Jung Woo membuat Lee Seol sadar dari ke-termenung-an-nya, "Ah, profesor." ucap Lee Seol seraya tersenyum.
"Aku mendengar berita kalau kau dan cucu dari pemilik dari Dae Han group akan menikah?" tanya Profesor.
"Ah, tidak, tidak begitu. Siapa yang mau menikah dengan orang bodoh seperti itu. Lagi pula aku juga sudah mencintai orang lain." jawab Lee Seol dengan menutupi wajah malunya (?).
"Ah, aku tau.. Kalau kau tidak akan menikah dengan dengannya, jadi apa kau benar-benar seorang Princess?"
"Huh? Bagaimana kau bisa tau?"
"Benarkah?"
"Kau bisa jaga rahasiakan?"
Profesor Nam Jung Woo mengantarkan Lee Seol pulang. Ia diantar sampai di depan rumah kakaknya (Dan-ah). Profesor turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Lee Seol. Lee Seol membawa banyak buku.
"Profesor terimakasih, sudah meminjam buku-buku ini." ucap Lee Seol seraya tersenyum senang.
"Semua itu buku mahal jadi jangan tidur diatasnya." canda Profesor Nam Jung Woo.
"Profesor.." Lee Seol tergelak.
Mobil Park Hae Young terparkir tepat di belakang mobil Profesor Nam Jung Woo. Park Hae Young turun dari mobil dan berkata, "Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Kenapa kau tidak segera kembali?" Park Hae Young menatap sinis pada Profesor Nam Jung Woo.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Lee Seol yang tidak menyukai kedatangan Park Hae Young.
"Apa maksudmu? Seorang profesor mengantarkan anak muridnya di tengah hari seperti ini." Park Hae Young mencoba memojokkan Profesor Nam Jung Woo.
"Jadi, maksudmu, ah. Aku kira, kau hanya mengantarkan seorang perempuan di tengah malam, benar?" jawab Profesor.
"Apa yang kau ketahui tentangku?"
"Kau adalah cucu dari pemilik Dae Han Group dan kau adalah orang yang sangat mengkhawatirkan harta warisanmu yang akan dibagikan ke Publik. Dan tentu saja kalian berdua tidak memiliki hubungan serius, Lee Seol bahkan menyukai orang lain." jawab Profesor Nam Jung Woo.
Park Hae Young menatap tidak bersahabat pada Profesor Nam Jung Woo. Tapi, kemudian tanpa sengaja Park Hae Young melihat Reporter Yoo Gi Gwang yang tengah me-wawancara-i Dan-ah (kakak Lee Seol.). Park Hae Young segera menarik tangan Lee Seol.
"Hei, kenapa kau mentapku seperti itu?" Lee Seol kira Park Hae Young tengah menatapnya, padahal Park Hae Young melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.
"Ayo kita pergi." suruh Park Hae Young.
"Kenapa?" tanya Lee Seol tidak mengerti.
"Bukankah itu kakakmu?" tanya Park Hae Young.
Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo segera melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.
Melihat hal itu, Lee Seol panik dan ia mengikuti Park Hae Young masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil, Park Hae Young berkata pada Profesor Nam Jung Woo, "Profesor kau juga harus pergi, cepat, cepat, cepat.." Profesor hanya menatap cemas ke arah Lee Seol.
Karena Dan-ah berada di kubu kontra (orang-orang yang tidak menyukai Lee Seol.), jadi semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Reporter Yoo Gi Gwang, hanya dijawabnya dengan bentakan. Haha..
Untuk menghindari kejaran dari wartawan, Lee Seol dan Park Hae Young pergi ke rumah Ibu Lee Seol. Rumah yang juga sekaligus penginapan itu berada jauh dari Seoul. Jadi, kecemasannya pada wartawan yang akan mengejar mereka menjadi berkurang.
Lee Seol mengintip dari kejauhan, ia tengah melihat kondisi rumahnya. Ia kemudian mengatakan pada Park Hae Young, "Sepertinya rumah aman. Ah, bagaimana bisa mereka menemukan rumahku.."
"Kau seharusnya khawatir tentang apa yang akan kakakmu katakan." jawab Park Hae Young.
"Tenang saja, kakakku tidak menyukaiku, jadi dia pasti akan berpura-pura tidak mengenalku. Tenang saja. Kalaupun ada seorang reporter yang mewawancarainya dan menanyakan tentang diriku, pasti dia akan berteriak dan marah."
"Seharusnya kau belajar darinya. Bagaimana bisa kau minta diantar oleh orang itu di tengah hari seperti ini. Kau tau, pria yang tidak baik adalah pria yang sepertinya terlihat tulus dan jujur, itu sangat berbahaya." Park Hae Young menyipitkan matanya.
Dan tiba-tiba, Ibu Lee Seol muncul dan kepalanya tiba-tiba membumbul (?) di kaca. haha..
"Dan seperti nya kau adalah tipe pria yang berbahaya itu." jawab Ibu Lee Seol.
Lee Seol panik, "Ibu bagaimana kau tau, kami datang?"
"Ah, aku mendengar suara mobil dari dalam dan aku kira ada seorang pengunjung. Kau memang seorang pengunjungkan?" tanya Ibu Lee Seol pada Park Hae Young.
Ibu Lee Seol curiga, "Siapa dia?" tanyanya pada Lee Seol.
"Ah, orang ini.. Orang ini.." Lee Seol gugup. "Ibu, apa kau tidak melihat berita?"
"Ah, kau ini, seperti tidak tau ibumu saja. Aku selalu mematikan TVku saat drama yang aku tonton selesai." jawab Ibu Lee Seol.
"Ah, benar-benar.." jawab Lee Seol.
"Jadi, siapa dia?"
"Dia? Dia hanya pejalan kaki, dan ia menanyakan tentang arah ke supermarket, jadi aku baru saja memberitahukan arah itu padanya."
"Tapi, aku melihatmu keluar dari mobil."
"Ah, kau pasti salah lihat, ibu."
"Sepertinya kalian memiliki hubungan khusus, kenapa kau berbohong?"
"Ah, tidak, aku tidak berbohong" jawab Lee Seol.
Ibu Lee Seol mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young. "Aku tau, kau bukan tipe pria yang berbohong. Hmm.. Apabila ada orang tua yang sedang berbicara dan apa kau tidak ingin keluar dari mobilmu?"
Park Hae Young mengerti, tidak sopan bila ia duduk dan berbicara dengan orang tua yang sedang berdiri. "Baik, aku mengerti.." ucap Park Hae Young dengan salah tingkah.
Ibu Lee Seol penasaran dengan mobil mulus Park Hae Young, dan ia mulai meng-introgasi "Apa stiker penyewaannya sudah dicopot?" haha..
"Ah, ini memang mobilku sendiri."
"Benarkah? Apa kreditnya sudah lunas."
"Aku membayar tunai saat membelinya."
Mendengar hal itu, Ibu Lee Seol langsung tertawa terbahak.. Sumpah, ketawanya ibu Lee Seol buat yang denger ngakak. Ni ibu sama anak, sama-sama mata duitan dah..
Ibu Lee Seol melayani Park Hae Young dengan pelayanan kelas utama, ia juga tidak lupa untuk mengitrogasi Park Hae Young. Dari mana asal Park Hae Young, Siapa ayah Park Hae Young, ia kerja dimana, rumahnya bagaimana.. Haahaa.. Dengan salah tingkat, Park Hae Young dan Lee Seol saling menjawab pertanyaan Ibunya. Kadang jawaban mereka sama kadang juga bertentangan, hal itu membuat ibunya betambah penasaran.
Karena sudah dirasa cukup mendapatkan informasi dari Park Hae Young, Ibu Lee Seol menyuruh Park Hae Young untuk beristirahat. Ibu Lee Seol sudah mengetahui (setelah penjelasan panjang lebar) kalau Park Hae Young adalah seorang diplomat. Hanya itu. Haaha..
Ibu Lee Seol membiar Park Hae Young untuk beristirahat di kamar Lee Seol, karena ruang penginapan mereka sudah penuh dengan pengunjung yang menginap.
Lee Seol protes, "Ibu, kenapa kau juga harus menutup pintunya."
"Ah, kau ini. Udara di dalam kamar akan tercemar. Dan kau tau, kau harus selalu hangat." jawab Ibu pada Lee Seol.
"Selamat beristirahat," ucap Ibu sopan pada Park Hae Young. "Tenang saja, aku juga tau bagaimaan caranya mengetuk pintu."
Pintu ditutup dan Park Hae Young berkata, "Ah, seperti dia memang benar-benar ibumu. Sifat kalian tidak jauh berbeda. Coba kau test DNA, hasilnya pasti sama dengan ibumu."
"Sudahlah. Duduk, aku pusing melihatmu berkeliling seperti itu." jawab Lee Seol kesal.
"Kau menyuruhku duduk dimana?" Kamar sempit milik Lee Seol memang tidak memiliki ruang untuk duduk, haha.. kecuali duduk di pinggiran kasur.
Park Hae Young melihat-lihat barang-barang yang ada di kamar, kemudian ia menemukan album foto milik Lee Seol.
"Ah,, ini." ucap Park Hae Young.
"Hey, kau. Kau tidak boleh membuka album foto pribadi milik orang lain. Kembalikan." Lee Seol mencoba mengambil album fotonya.
"Hey, bukankah saat seorang tunangan datang ke rumah calonnya, ia akan diperlihatkan album bayi sang calon." jawab Park Hae Young. Park Hae Young mengangkat album foto itu tinggi-tinggi, sehingga Lee Seol tidak bisa meraihnya.
Lee Seol melonjat-lonjat untuk dapat mengambil kembali album fotonya, tapi, saat meloncat, Lee Seol tersandung dan jatuh tepat diatas badan Park Hae Young. Saat itu juga ibu datang dan melihat mereka dalam posisi seperti itu. Langsung saja, keduanya salah tingkah.
Lee Seol kesal, "Ibu, tadi kau bilang kau akan mengetuk pintu terlebih dulu?"
"Hey, aku memang mengatakan hal itu, tapi kau kan bukan anak kecil lagi, masa kau tidak tau bagaimana caranya untuk mengunci pintu. huh??"
"Sudahlah.. Rilex.." ucap Ibu dengan sopan pada Park Hae YOung.. "Rilex.."
Ibu pergi dan kembali menutup pintu.
Lee Seol dan Park Hae Young salah tingkah. Mereka duduk dipinggiran kasur. Lee Seol berhasil mendapatkan kembali album fotonya, ia mendekap album foto itu. Park Hae Young mengeluarkan sebuah foto dari kantong jasnya.
"Ini." Park Hae Young menyerahkan foto Ayah kandung Lee Seol.
"Kau datang ke sini hanya untuk memberikan ini?" tanya Lee Seol heran dan tersentuh.
"Ini foto original jadi jagalah dengan baik."
"Apa kau memberikan foto ini, agar aku bisa cepat mati?!"
"Hey, jangan konyol."
Lee Seol menatap foto itu dan ia merenung, kemudian berkata pada Park Hae Young, "Kapan aku harus berangkat?"
"Lebih cepat lebih baik." jawab Park Hae Young.
Yap, rencana Lee Seol untuk pergi ke Egypt akan segera terlaksana. Lee Seol menyiapkan semuanya, ia membuat surat untuk ibunya, membuat surat untuk profesor, merapikan kamar dan seluruh rumah, dan juga menyiapkan makan pagi special untuk ibunya. Lee Seol akan pergi tanpa berpamitan terlebih dulu dengan ibunya, jadi ia hanya akan meninggalkan surat untuk ibu.
Lee Seol sampai di bandara.
Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menuliskan daftar barang-barang yang akan ia belikan untuk ibu dan kakaknya. Tidak berapa lama kemudian, Park Hae Young datang, dan ia langsung merebut catatan itu dari tangan Lee Seol.
Park Hae Young membacakan daftar yang dibuat Lee Seol, "Bikini, mouisturizer, sepatu, pakaian olah raga."
"Hey, kau.. Ini daftar barang-barang yang akan aku belikan untuk ibu dan kakakku." jawab Lee Seol, ia segera mengambil daftarnya dari tangan Park Hae Young.
"Hey, apa ibumu memakai bikini?" tanya Park Hae Young dengan tatapan polos. hehe.
"Itu.. Ish, Itu untuk kakaku."
"Sudahlah, kau bahkan tidak akan memiliki waktu untuk membeli semua itu. Berikan daftar itu padaku, aku yang akan membelikannya dengan kualitas yang bermerek dari Dae Han departement store."
"Benarkah, kau akan membelikannya.?"
Park Hae Young mengangguk.
Waktu untuk Lee Seol pergi sudah tiba. Lee Seol dan Park Hae Young mengantri tiket. Tapi tiba saat giliran Lee Seol untuk pengecekan tiket. Tanpa diduga, tiket Lee Seol ditolak oleh petugas bandara.
Bersambung.. Sinopsis My Princess episode 4
cre : http://recap-koreandrama.blogspot.com |
0 komentar:
Posting Komentar